TANTANGAN PEMBINA PMR WIRA DIMASA PANDEMI COVID-19

Print Friendly and PDF

TANTANGAN PEMBINA PMR WIRA DIMASA PANDEMI COVID-19 

Oleh : Prihatin Adi Sarwono, S.Pd

Guru Bahasa Jawa yang membina PMR  di SMK Panca Bhakti Rakit,  Banjarnegara, Jawa Tengah

Prihatin Adi Sarwono, S.Pd bersama pengurus dan anggota PMR.


     Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan belajar mengajar dimasa pandemi Covid-19 dilakukan secara daring, tergantung dari zona wilayah masing-masing. Fenomena pembelajaran daring juga dilakukan untuk kegiatan ekstrakurikuler, diataranya adalah PMR, Pramuka, Pencak Silat, Multimedia, Rohis dan sebagainya. Palang Merah Remaja (PMR) adalah suatu organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia (PMI). 

       Palang Merah Remaja (PMR) di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Palang Merah Remaja Mula antara umur 10-12 tahun setara dengan Sekolah Dasar. Palang Merah Remaja Madya antara umur 12-15 tahun setara dengan Sekolah Menengah Pertama, Palang Merah Remaja Wira antara umur 15-17 tahun setara dengan Sekolah Menengah Atas. Dari tingkatan tersebut masing-masing mempunyai tanda warna diantaranya Palang Merah Remaja Mula menggunkan lambang warna hijau muda, Madya menggunakan warna biru langit dan Wira menggunakan warna kuning.

       Peran Palang Merah Remaja (PMR) Wira di lingkungan sekolah sebagai peer educator adalah sebagi pendidik ketrampilan hidup sehat untuk teman sebaya. Dimasa pandemi keberadaan mereka akan sangat dibutuhkan sekolah, contohnya pada saat sekolah mengadakan kegiatan seperti vaksinasi pelajar, Piket protokol pencegahan Covid-19 harian dan lain sebagainya. Maka anggota PMR harus mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan mengenai kesehatan. Kemampuan dan pengetahuan tersebut diperolah dari kegiatan ektrakurikuler yang dilakukan rutin setiap minggunya, namun dimasa pandemi Covid-19 kegiatan ekstra hanya dilakukan secara daring atau bahkan tidak ada kegiatan sama sekali. Maka bisa dipastikan kemampuan dan pengetahuan anggota tersebut masih sangat kurang. 

       Tugas pembina PMR khususnya ditingkat Wira diharapkan dapat memotivasi kepada anggota organisasinya. Selain itu pembina PMR harus berusaha memberikan pembelajaran yang kreatif dimasa pandemi Covid-19, serta mengadakan pelatihan khusus mengenai Covid-19 dari cara pencegahanya hingga penanggulanganya. Dengan memberikan pembelajaran yang kreatif akan membuat siswa lebih semangat dalam berorganisasi dimasa pandemi. Sedangakan pelatihan khusus pencegahan dan penanggulangan Covid-19 akan memaksimalkan upaya dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 baik di lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. 





Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top