MODEL PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Print Friendly and PDF

MODEL PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Oleh : Mela Heriyanti, S.Pd.SD

SD Negeri Padangjaya 04, Majenang, Cilacap Jawa Tengah

Mela Heriyanti, S.Pd.SD


       Salah satu penentu kesuksesan proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) adalah kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran inovatif. Di dalam literatur ditemukan berbagai macam model pembelajaran. Untuk memilih/menentukan model pembelajaran yang sesuai untuk siswa pada jenjang pendidikan tertentu, perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa dan prinsip-prinsip belajar (seperti kecepatan belajar, motivasi, minat, keaktifan siswa, dan umpan balik/penguatan), serta yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa pemilihan model pembelajaran seyogyanya berbasis pada pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada konsep pembelajaran mutakhir.

       Menurut Leslie (2001) Piaget merekomendasikan secara lugas bahwa belajar bersama (group learning) sebagai cara standar untuk proses belajar di kelas. Namun demikian, Piaget mempersyaratkan belajar sendiri (learning by oneself) tetap diperlukan. Syarat ini kelihatan kontradiktif, namun demikian bukan berarti belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa tetapi siswa diberi otonomi untuk belajar. Artinya, siswa melakukan apa yang diinginkan, bukan ingin melakukan apa yang harus dilakukan. Otonomi belajar menyebabkan lahirnya motivasi belajar dan mengabaikan heteronomi. Berdasarkan uraian Piaget tentang ekuilibrasi atau proses belajar yang kompleks, Leslie (2001) menyimpulkan diperlukannya desain kreatif untuk tugas-tugas belajar yang secara normatif memberdayakan, bukan yang secara kausal melumpuhkan. Teori belajar Piaget yang diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran hendaknya dirancang dengan memberikan aktivitas belajar kelompok dan aktivitas belajar individual sekaligus kepada siswa.

       Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran efisien merupakan aktivitas pembelajaran yang berlangsung menggunakan waktu dan sumber daya yang relatif sedikit. Lebih lanjut juga dinyatakan bahwa pembelajaran perlu diciptakan menjadi peristiwa yang menarik agar mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Kajian teoritis dan yuridis pada dua alinea sebelumnya, mengerucut pada pembelajaran merupakan proses yang diupayakan dan diusahakan agar terjadi belajar yang efisien dan efektif pada siswa. Perencanaan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan efisiensi dan efektifnya pembelajaran. Untuk mengembangkan pembelajaran yang efisien dan efektif, pengembang harus juga mempertimbangkan prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran.

       Menurut Leslie (2001) Piaget merekomendasikan secara lugas bahwa belajar bersama (group learning) sebagai cara standar untuk proses belajar di kelas. Namun demikian, Piaget mempersyaratkan belajar sendiri (learning by oneself) tetap diperlukan. Syarat ini kelihatan kontradiktif, namun demikian bukan berarti belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa tetapi siswa diberi otonomi untuk belajar. Artinya, siswa melakukan apa yang diinginkan, bukan ingin melakukan apa yang harus dilakukan. Otonomi belajar menyebabkan lahirnya motivasi belajar dan mengabaikan heteronomi. Berdasarkan uraian Piaget tentang ekuilibrasi atau proses belajar yang kompleks, Leslie (2001) menyimpulkan diperlukannya desain kreatif untuk tugas-tugas belajar yang secara normatif memberdayakan, bukan yang secara kausal melumpuhkan. Teori belajar Piaget yang diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran hendaknya dirancang dengan memberikan aktivitas belajar kelompok dan aktivitas belajar individual sekaligus kepada siswa.

       Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran efisien merupakan aktivitas pembelajaran yang berlangsung menggunakan waktu dan sumber daya yang relatif sedikit. Lebih lanjut juga dinyatakan bahwa pembelajaran perlu diciptakan menjadi peristiwa yang menarik agar mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Kajian teoritis dan yuridis pada dua alinea sebelumnya, mengerucut pada pembelajaran merupakan proses yang diupayakan dan diusahakan agar terjadi belajar yang efisien dan efektif pada siswa. Perencanaan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan efisiensi dan efektifnya pembelajaran. Untuk mengembangkan pembelajaran yang efisien dan efektif, pengembang harus juga mempertimbangkan prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top