MENGATASI BULLYING MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER

Print Friendly and PDF

MENGATASI BULLYING MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : Erwin Listiyono, S.Pd

Guru SDN 1 Kunduran, Blora Jawa Tengah



       Pendidikan merupakan proses yang dilakukan untuk membantu manusia dalam meningkatkan kecerdasan dan mendorong manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

       Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

       Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang anak agar anak menjadi individu berkarakter baik dan bertanggung jawab. 

       Berbicara soal karakter, saat ini pendidikan di Indonesia banyak diwarnai oleh tindak-tindak kekerasan hal ini disebabkan karena kondisi moral generasi muda di Indonesia yang buruk. Semakin ditelusuri moral generasi muda saat ini sangat memprihatinkan, contohnya saja para pelajar mereka melakukan kenakalan seperti menyontek, membolos, tawuran pelajar, bahkan melakukan bullying terhadap temannya.

       Bullying merupakan suatu bentuk kekerasan secara fisik, psikologi, sosial, ataupun verbal yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang kepada orang yang derajatnya lebih rendah atau lebih lemah dari mereka untuk memperoleh keuntungan atau kepuasan mereka sendiri. Budaya bullying atas nama senioritas masih terus terjadi sampai saat ini di kalangan peserta didik pada jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi, biasanya bullying terjadi berulang kali, bahkan ada yang dilakukan secara terencana. 

       Maraknya aksi bullying yang dilakukan oleh beberapa kalangan pelajar kerap menimbulkan pertanyaan mengenai tujuan  dan peran pendidikan karakter. Nampaknya, pendidikan karakter dinilai masih belum efektif dalam membangun karakter generasi muda. Dalam hal ini siapa yang akan disalahkan? Apakah pendidikan karakter pada anak hanya kewajiban pihak sekolah? Tentu jawabannya tidak, keluarga dan lingkungan sekitar pun ikut berperan dalam membentuk karakter generasi muda.

      Dalam lingkungan keluarga, orang tua memiliki peran sangat penting dalam menanamkan karakter pada diri anak, karakter itulah yang nantinya menjadi modal dasar anak ketika berada diluar zona amannya yaitu lingkungan keluarganya. Selain itu, orang tua juga harus memantau pergaulan anaknya karena perkembangan karakter seorang anak juga dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan maupun media sosial.

          Di luar lingkungan keluarga, pendidikan karakter pada diri anak dapat dilakukan melalui salah satu pendidikan formal yaitu sekolah. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dilakukan melalui pendidikan yang memuat pelajaran mengenai norma, cara berperilaku, muatan lokal dan pengembangan diri sebagai tempat untuk menyalurkan bakat dan minat. Dengan adanya kegiatan seperti itu, peserta didik bisa menyalurkan minat dan bakat yang dapat dikembangkan sebagai perwujudan pendidikan karakter bangsa dan juga dapat menjauhkan peserta didik dari tindakan yang menyimpang seperti bullying.

       Selain melalui keluarga dan satuan pedidikan seperti sekolah, pendidikan karakter juga dapat ditanamkan dilingkungan masyarakat melalui kegiatan bakti sosial, karang taruna, remaja masjid dan lain-lain.

       Untuk itu melalui upaya-upaya di atas, guru sebagai pendidik di sekolah dan orang tua serta masyarakat diharapkan mampu bekerjasama dalam membentuk karakter peserta didik melalui penanaman pendidikan karakter. Dengan pendidikan karakter tersebut diharapkan dapat mengubah pola perilaku, sikap, dan karakter peserta didik menjadi lebih baik dan tidak akan ada lagi tindakan bullying atupun tindakan yang menyimpang dari tujuan pendidikan Indonesia.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top