PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING

Print Friendly and PDF

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING

Oleh: Ika Purwani, S.Pd

SMA Negeri 1 Girimarto, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah


Ika Purwani, S.Pd


       Proses pembelajaran yang mampu melibatkan siswa untuk aktif melakukan kegiatan belajar, akan bermakna bagi peserta didik sehingga diharapkan mampu menumbuhkan nilai-nilai yang dibutuhkan siswa dalam menempuh kehidupan. Asyhari (2015) mengungkapkan bahwa siswa harus dibekali dengan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat, belajar dari aneka sumber, belajar bekerja sama, beradaptasi, dan menyelesaikan masalah. Untuk itu, paradigma pembelajaran harus diubah dan memposisikan siswa sebagai pusat belajar (student centered), di mana siswa belajar mengonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan fenomena alam yang terjadi di sekitarnya (Jayanti, Romlah, & Saregar, 2016; Saregar & Sunarno, 2013).

       Komponen-komponen peningkatan mutu tersebut meliputi; performance guru, penguasaan materi dan kurikulum, penggunaan metode mengajar, pendayagunaan media atau alat dan fasilitas pendidikan, penyelengaraan pembelajaran dan evaluasi, serta pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler (Kemendikbud, 2014).

       Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman, 2012).

       Membuat sebuah keputusan untuk terus berinovasi dalam pembelajaran merupakan pilihan yang harus dipilih oleh semua pendidik (Asyhari & Diani, 2017). Untuk itu, guru mengemban tugas penting, yang harus secara terus-menerus berinovasi dalam mengembangkan media pembelajaran. Inovasi dalam pengembangan media pembelajaran pada masa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi secara nyata mendorong lahirnya konsep dan mekanisme pembelajaran berbasis TIK. Konsep yang kemudian dikenal sebagai e-learning ini telah mengubah cara belajar mengajar tradisional lewat tatap muka diruang kelas menjadi pembelajaran berbasis online. Tentu kehadiran e-Learning menjanjikan harapan baru sebagai solusi alternatif bagi permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Implementasinya, e-learning dapat disesuaikan fungsinya dengan kebutuhan, dapat sebagai suplemen, komplemen, serta sebagai substitusi kegiatan pembelajaran di kelas.

       Indonesia berada di peringkat kedua setelah Filipina dalam hal pesatnya pertumbuhan pengguna internet di dunia. Berdasarkan laporan Simon Kemp dalam Southeast Asia Digital in 2015, hingga November 2015 pengguna internet telah mencapai 88,1 juta orang atau sekitar 34% dari total jumlah penduduk Indonesia (Irwandani, 2016). Survei menunjukkan bahwa akses internet dapat meningkatkan integritas murid dalam proses pembelajaran (Suana, Maharta, Nyeneng, & Wahyuni, 2017). Adanya teknologi yang terjadi pada saat ini telah membuka jalan bagi para pendidik dan juga teknologi pendidikan untuk mengkaji ulang masalah-masalah yang timbul dalam bidang pendidikan yang ada pada saat ini (Yuberti, 2015). Setiawan, et al. (2014) mengungkapkan bahwa melalui dukungan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta tuntutan kompetisi global, e-learning dirasakan tidak sekedar media alternatif dalam melaksanakan pembelajaran, akan tapi e-learning telah diposisikan sebagai tools untuk mencapai kompetensi kompetitif global.

       Salah satu fasilitas teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yaitu electronic learning atau e-learning. e-learning merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Siswa dapat belajar mandiri dengan penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran, sehingga akitivitas siswa menjadi pusat dalam pembelajaran.

       Pembelajaran dengan menggunakan e-learning menuntut siswa untuk lebih mandiri dalam belajar, dengan demikian pembelajaran dengan e-learning dapat meningkatkan aktivitas siswa. (Purwaningsih, Rosidin, & Wahyudi, 2014) Sistem e-learning semakin berkembang dan telah diimplementasikan di berbagai institusi pendidikan di dunia.

       Basori dalam Chidayati, dkk. (2017) mengungkapkan bahwa di Amerika Serikat, e-Learning telah digunakan hampir 90% pada setiap tingkat satuan pendidikan yang memiliki lebih dari 10.000 siswa. Berdasarkan manfaat dan kemudahan e-learning, maka munculah berbagai model pengembangan e-learning. Mulaidari yang hanya sekadar berbasis power point di kelas, menujuk esistem Learning Management System (LMS). Wijayanti (2017) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa jenis LMS yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah Schoology, Learnboos, Edmodo, Moodle dan lain-lain. Diantara yang lain LMS schoology salah satu situs yang mampu menggabungkan jejaring sosial dan LMS, berbentuk web sosial yang menawarkan pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara gratis dan media sosial.

       Pembelajaran dengan e-learning dapat membimbing peserta didik untuk belajar secara mandiri sehingga pembelajaran dapat beralih dari pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered), menjadi pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered). Kurniawan (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan berbantuan website dapat menjadikan pembelajaran tersebut berpusat pada siswa. Siswa secara mandiri bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Pembelajaran dengan e-learning akan menjadikan siswa aktif memainkan peranan dalam pembelajarannya. Siswa akan berusaha dan berinisiatif dalam merencanakan dan mencari materi secara mandiri. Sehingga dengan menggunakan e-learning dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional dan memperkuat model belajar konvensional melalui pengayaan konten dan pengembangan teknologi pendidikan.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top