ARTI NILAI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Print Friendly and PDF

ARTI NILAI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Oleh : Nurmayanti, S.Pd

Guru SDN Pakujaya 01, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan

Nurmayanti, S.Pd


       Di dalam sekolah pasti sangat tidak asing dengan kata “nilai”. Bahkan di dalam pendidikan nilai dijadikan parameter atau indikator untuk mengukur sejauh mana target pendidikan itu dicapai. Bisa dibilang nilai dapat menjadi tolak ukur dari kemampuan yang kita peroleh. Contohnya di SD, SMP dan SMA kita sering sekali mendapatkan nilai rapot, pada saat ketika kita telah menyelesaikan suatu ujian baik ujian tengah semester ataupun ujian akhir semester dari nilai semua mata pelajaran yang kita peroleh, guru ataupun orang tua dapat melihat hasil yang diperoleh dalam proses pembelajaran selama di sekolah.  

       Tidak semua orang yang memiliki nilai akademik yang buruk ia berarti tak pandai dan dianggap bodoh. Kita harus melihat sudut pandang lain mungkin nilai akademiknya buruk tetapi ia memiliki kemampuan lebih dalam bidang yang bukan akademik contohnya dalam bidang olahraga, tarik suara, kesenian bahkan bela diri. Memang nilai memiliki pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan tetapi kebanyakan orang bahkan orang tua sendiri suka mengejudge anaknya atau orang lain jika mendapatkan nilai yang buruk berarti ia tak bisa apa-apa dan sangat dikhawatirkan.

       Kita harus tahu bahwa kemampuan yang kita miliki dengan kemampuan yang dimiliki orang lain berbeda. balik lagi selain nilai akhir yang kita peroleh dengan bentuk angka 100 atau huruf A kita harus lihat bagaimana proses mendapatkan nilai itu karena untuk mendapatkan nilai yang sempurna pasti ada proses yang sangat panjang dan bagaimana kita mendapatkan nilai itu. apa gunanya mendapat nilai 100 atau A tapi bukan dari hasil kemampuan sendiri? Selain nilai itu penting tetapi prosesnya itu lebih penting walaupun pada akhirnya yang dapat dilihat dengan mata yaitu nilai itu sendiri, tetapi kita bisa melihatnya juga dengan kemampuan yang kita miliki.

       Kesimpulannya di dalam dunia pendidikan nilai memang sangat berpengaruh, karena ketika kita ingin lanjut ke jenjang yang lebih tinggi nilai merupakan parameter apakah orang itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi lagi atau tidak selain itu dalam dunia pekerjaan hal yang pertama di lihat pasti nilai yang kita peroleh. Tetapi selain itu kita juga harus memiliki softskill yang perlu kembangkan karena di dunia pekerjaan softskill yang sangat diperlukan dalam mengerjakan berbagai tugas atau ketika menemukan suatu kendala yang tidak diinginkan.

       Di tahun ini pelaksanaan Ujian Nasional akan dihapus. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengganti instrumen evaluasi hasil belajar siswa yang awalnya diukur dengan Ujian Nasional sekarang berganti menjadi Asesmen Nasional. Asesmen nasional sendiri adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud untuk memetakan sistem pendidikan yang meliputi input, proses, dan hasil dari kegiatan belajar mengajar. Berbeda dengan ujian nasional yang hanya mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, Asesmen Nasional ini nantinya akan berpusat pada rencana perbaikan pembelajaran. 

       Hasil Asesmen Nasional tidak digunakan untuk pemeringkatan siswa ataupun menilai prestasi siswa, tetapi untuk diberikan kepada guru dan sekolah untuk dijadikan bahan evaluasi sehingga dapat dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran. Asesmen Nasional tidak menuntut murid, guru, dan sekolah untuk melakukan persiapan khusus yang akan menjadi beban tersendiri. Terkait pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut.

Ada tiga aspek yang diujikan dalam Asesmen Nasional

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

      AKM dilakukan untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif, yaitu literasi dan numerasi. Literasi mencakup kemampuan membaca dan menulis, kemampuan menganalisis, dan kemampuan memecahkan masalah. Sedangkan Numerasi mencakup kemampuan berpikir menggunakan konsep, serta kemampuan menganalisis tabel, grafik, bagan, dan lainnya.

2. Survey Kakter

       Survey karakter dirancang untuk mengukur capaian belajar peserta didik dari hasil belajar non kognitif yaitu dalam segi sosial-emosional yang berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

3. Survey Lingkungan Belajar

       Survey lingkungan belajar dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai aspek yang menunjang kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. Survey ini tidak hanya dilakukan oleh siswa, tetapi guru dan sekolah juga ikut andil.

       Sesuai tujuannya, hasil dari Asesmen Nasional nantinya perlu digunakan untuk mendiagnosis masalah dan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan sehingga diharapkan dengan adanya Asesmen Nasional ini dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Selain berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan, dengan adanya Asesmen Nasional ini diharapkan dapat mengurangi tingkat stress siswa yang biasanya terjadi menjelang Ujian Nasional. Siswa juga berkesempatan meningkatkan kemampuannya. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top