PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE AIR

Print Friendly and PDF

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE AIR 


Oleh: Yuliana, S.Pd

Guru SD Negeri Tepisari 01 Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo Jawa Tengah


Yuliana, S.Pd


       Salah satu indikator untuk mengukur kemajuan suatu negara dapat dilihat melalui kualitas pendidikan formalnya. Hal ini karena pendidikan dapat mencerminkan tingkah laku sikap dan karakter masyarakat melalui penerapan ilmu pada kehidupan sehari-hari. Namun dalam proses pengembangan pendidikan di Indonesia kita masih menghadapi Banyak permasalahan di setiap tahapannya permasalahan ini hanya dapat diselesaikan dengan partisipasi seluruh pemangku kepentingan. Metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena membantu peserta didik untuk tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan pemahaman, motivasi, dan keterlibatan peserta didik.

       Berdasarkan pengalaman penulis mengajar Bahasa Indonesia, peserta didik sulit sekali mengingat materi yang sudah diberikan. Hal ini berdampak pada hasil nilai asesmen Bahasa Indonesia mereka rendah. Berdasarkan kenyataan tersebut, metode pembelajaran apakah yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik? Metode pembelajaran AIR salah satu solusinya. Metode pembelajaran adalah cara – cara penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran yang akan digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individu maupun kelompok (Basri dan Lestari, 2019:54).

        Metode memiliki peran yang strategis dalam mengajar metode berperan sebagai rambu pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan sistematis. Guru dituntut menguasai berbagai metode dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan metode pembelajaran AIR (Auditori, Intelektual, dan Repetition) adalah metode yang menekankan pada tiga aspek, yaitu: auditory (mendengar), intelectually (berpikir) serta repetition (pengulangan). Pendekatan metode pembelajaran AIR pertama kali diperkenalkan oleh Dave Meyer pendidikan trainer dan penggagas model learning. menurut Suyatno (2009), belajar dengan menggunakan model pembelajaran AIR memiliki tiga unsur utama: (1) Auditory, penggunaan indera telinga yang digunakan dalam belajar dengan berbicara, mendengarkan, menyimak, presentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. (2) Intellectually, kemampuan berpikir perlu dilatih melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. (3) Repetition, pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan luas, peserta didik perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, dan kuis.

       Kelebihan metode pembelajaran AIR adalah peserta didik lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Mereka mampu mengungkapkan ide pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif. Selain itu peserta didik yang berkemampuan rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri sehingga mereka memiliki banyak pengalaman. Hal yang membedakan dengan metode yang lain terletak pada pengulangan (Repetisi) karena ingatan peserta didik tidak selalu tetap dan mudah lupa, maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan memberikan materi yang jelas dan tidak mudah dilupakan sehingga peserta didik dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.

       Tahapan-tahapan metode pembelajaran AIR yang penulis lakukan yaitu: (1) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 sampai 4 anggota. (2 ) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. (3) Peserta didik dalam kelompok berdiskusi tentang materi yang mereka pelajari dan menuliskannya hasilnya diskusi dilanjutkan mempresentasikan di depan kelas dan kelompok yang lain dapat bertanya ataupun menyampaikan pendapatnya. (4) Ketika diskusi berlangsung peserta didik mendapat soal atau permasalahan yang berhubungan dengan materi. (5) setiap kelompok memikirkan cara menerapkan hasil diskusi yang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah. ( 6 ) setelah peserta didik berdiskusi mereka mendapat pengulangan materi dengan cara mendapatkan tugas atau kuis secara individual.

       Informasi yang masuk dalam otak melalui proses penginderaan akan masuk ke dalam memori jangka pendek. Menyimpan informasi dalam memori jangka pendek menyebabkan peserta didik cepat lupa, pengulangan (Repetisi) diperlukan agar pemahaman lebih luas dan mendalam serta membangun dan memperkuat ingatannya. Pengulangan akan memberikan dampak positif berupa peningkatan hasil belajar. Apabila pengulangan yang dilakukan disajikan dalam metode yang menarik. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top