Siswa SMP Negeri 11 Surakarta Lestarikan Dolanan Bocah Lewat Gelar Karya P5

Print Friendly and PDF

Siswa saat menampilkan permainan dolanan pada Gelar karya P5 SMP Negeri 11 Surakarta.


Siswa SMP Negeri 11 Surakarta Lestarikan Dolanan Bocah Lewat Gelar Karya P5 

Solo- majalahlarise.com -SMP Negeri 11 Surakarta melaksanakan kegiatan dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema ‘Kearifan Lokal’, yang dilaksanakan pada Kamis, 14 Desember 2023. Lewat gelar karya ini diharapkan peserta didik bisa menerapkan Profil Pelajar Pancasila dan mampu berkembang sesuai dengan Implementasi Kurikulum Merdeka.

Menurut Kepala SMP Negeri 11 Surakarta Heti Marheni, mengatakan kegiatan gelar karya ini merupakan puncak dari rangkaian pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), inti dari kegiatan ini ingin mengangkat budaya lokal yaitu dolanan bocah dan sekaligus mengenalkan kembali tembang-tembang dolanan, dan  dilaksanakan oleh siswa kelas 7.

Ditambahkan oleh Heti Marheni, seluruh warga sekolah bisa menyaksikan siswa tampil bermain dolanan sekaligus juga karya-karya inovatif yang dihasilkan oleh siswa kelas 7 dan 8. Tujuan dari kegiatan ini supaya anak memahami budaya-budaya lokal yang ada di lingkungan mereka, dengan demikian siswa diajak tidak hanya mengolah kecerdasan pikir tetapi juga kecerdasan emosi. "Harapan kedepan diharapkan siswa dapat memiliki karakter nilai budaya yang terkandung lirik lagu-lagu dolanan ini," ujarnya.


Baca juga: Seminar Parenting di MTs Muhammadiyah 7 Klego

Ditambahkannya, seluruh rangkaian kegiatan dan proses dalam proyek ini diharapkan bisa mengembangkan dimensi kebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, dan bernalar kritis. 

"Karena sejatinya kami tidak hanya fokus terhadap hasil namun proses yang sudah siswa lakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman serta keberpihakan kami kepada keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya bagi siswa," tegas Heti Marheni.

Menurut Koordinator penyelenggara Binti Arifah Mardiastuti ditemui di sela-sela kegiatan, mengatakan tema dari kegiatan ini adalah lestarikan permainan tradisonal dan unggulkan budaya Indonesia, latar belakang diselenggarakan kegiatan ini adalah keprihatinan anak-anak sekarang lebih tertarik dengan permainan game seperti game online, PS, Nintendo, dll. Padahal game tersebut bisa dibilang cukup membosankan dan hanya monoton begitu-begitu saja dan selain itu tidak memuat aspek dalam pendidikan didalam diri anak. Dan game tersebut tidak cukup baik untuk kesehatan karna hanya menggerakkan tangan dan mata tidak jasmani seluruhnya. 

Berbeda dengan permainan tradisional seperti engklek, delikan, dakon dan lain sebagainya. Permainan itu menggerakkan semua anggota tubuh, menjadikan tubuh kita menjadi sehat, kuat dan bergairah. Tetapi tidak kita sadari bahwa permainan tradisional itu diciptakan nenek moyang kita yang tersimpan banyak hikmah untuk membangun karakter anak agar pandai baik dalam aspek kognitif maupun emosional. 

"Seluruh rangkaian kegiatan ini, semua adalah karya dari siswa yang tentunya di damping oleh guru sebagai guru pendamping dalam menciptakan karya ini," terangnya.

Ditegaskan oleh Binti, permainan tradisional yang beraneka ragam yang harus dilestarikan dan dijaga agar tidak punah oleh kemajuan teknologi di era jaman yang modern ini. Sehingga nantinya generasi berikutnya dapat terus menikmati kekayaan budaya bangsa kita. (Sofyan)

Baca juga: Wayang Kulit Tiga Dalang Meriahkan Puncak HUT ke-40 SMP Negeri 1 Manyaran


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top