TRANSFORMASI KURIKULUM PJOK DI SEKOLAH DASAR

Print Friendly and PDF

TRANSFORMASI KURIKULUM PJOK DI SEKOLAH DASAR

Oleh : Minarti, S.Pd     

SDN Sarimulyo 03, Winong, Pati Jawa Tengah

Minarti, S.Pd


       Penggunaan kata transformasi dalam kurikulum ini, dimaksudkan agar perubahan dan pengembangan kurikulum membawa makna pada perubahan, perbaikan dan upaya pengembangan yang dilakukan untuk setiap komponen berdasarkan implikasi dari setiap landasan dan harus dilakukan berdasarkan prinsip pengembangan kurikulum, yakni prinsip kontinuitas, fleksibilitas, komprehensif, efektif, dan efisien. Transformasi kurikulum yang efektif meniscayakan para pemikir yang ahli dan faham masa depan juga berani mengambil perubahan secara bertahap. Skilbeck (1990) merekomendasikan ada empat sumber perubahan kurikulum yaitu perubahan dalam masyarakat efek tidak langsung, perubahan masyarakat efek langsung, perubahan dalam pendidikan efek tidak langsung, dan perubahan dalam Pendidikan efek langsung.

       Mentranformasi kurikulum berarti berupaya merubah struktur dengan cara menambah, mengurangi, malahan menata kembali unsur-unsurnya (Nasional, 2008). Transformasi perlu dilakukan agar kurikulum ini tidak hanya dipandang sebagai rencana saja akan tetapi dalam pelaksanaannya juga harus diupayakan agar sesuai dengan kurikulum yang tertulis sehingga beberapa hal yang belum terlaksana dapat diperbaiki. Kurikulum merupakan rencana atau program pengalaman belajar bagi sekelompok anak didik tertentu (Miller & Seller, 1985; Zais, 1976). Kurikulum harus adaftif dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat sehingga output Pendidikan memiliki kemampuan yang relevan dengan kebutuhan pengguna lapangan. Transformasi kurikulum menjadi hal yang lumrah terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sedang mencari jatidiri format kurikulum yang tepat guna dan berhasil guna.

       Terdapat empat fase proses perubahan kurikulum yang harus dipertimbangkan diantaranya initiation (kebutuhan), adoption (menerima), implementation (praktek) dan institusionalisasi (membangun jaringan) (Print, 1993). Begitu pula transformasi pada pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) mulai tujuan, materi, metode dan evaluasi memerlukan perbaikan apalagi menghadapi segala bentuk perubahan yang serba cepat di era 4.0 seperti sekarang ini.

       Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sejatinya merupakan bagian atau aset pendidikan nasional yang memiliki tanggung jawab yang sama dengan mata pelajaran lainnya dalam menghadapi segala jenis perubahan di abad 21 sekarang ini. Dalam kurikulum nasional tujuan pendidikan jasmani adalah mempromosikan kebugaran umum dari pada melatih kejuaraan olimpiade atau untuk memperbaiki kesulitan motorik atau kecacatan (McKinlay, 1993; Xiang et al., 2003). Kebugaran menjadi penting, sebab jika siswa menjadi sehat dan bugar sesuai dengan perkembangan secara keseluruhan (kognitif, psikomotor, afektif), maka dapat meraih kesuksesan sesuai dengan keinginan mereka di abad 21 (Mustafa & Dwiyogo, 2020).

       Fokus transformasi kurikulum penekananya pada implementasi kurikulum PJOK melalui beberapa subtansi yang harus mendapatkan perhatian mulai memperbaharui kompetensi guru PJOK, penataan manajemen pembelajaran PJOK, merevitalisasi model pembelajaran PJOK, suvervisi pembelajaran PJOK dan pembaharuan kedudukan dan sasaran pembelajaran PJOK yang keseluruhannya bermuara di sekolah dasar. Prinsip tranformasi implementasi kurikulum berfokus pada pembelajaran PJOK yang berorientasi pada menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung terlaksana siswa belajar secara leluasa. Pembelajaran PJOK harus ditempatkan secara proporsional dalam struktur kurikulum dan diimplementasikan oleh guru yang memiliki kompetensi yang unggul dan professional sehingga mendapatkan keseimbangan antara kebutuhan fisikal, mental dan emosional. Peningkatan kualitas calon guru PJOK melalui pembenahan Program Lapangan Satuan Pendidikan (PLSP) yang terencana dan terstruktur dapat mempersiapkan calon pendidik yang memiliki kompetensi yang handal sesuai dengan kebutuhan masyarakat mendatang era teknologi, informasi dan globalisasi.

        Kurikulum PJOK harus ditempatkan secara proporsional dalam struktur kurikulum sehingga menjadi kurikulum yang seimbang yang dibarengi dengan efektif pelaksanaannya melalui implementasi model pembelajaran yang memberi peluang kepada peserta didik untuk bereksplorasi untuk mendapatkan pengalaman gerak yang seluas-luasnya. Hal ini harus dikelola dengan baik sesuai tahapan pembelajaran yang meaningful mulai perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi pembelajaran agar sasaran pembelajaran terjadinya keseimbangan antar domain kognitif, afektif dan psikomotor sebagai sasaran belajar dapat dicapai dengan efektif.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top