GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENGERTIAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
PENGERTIAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR
Oleh: Nur Jamalah, S.Pd
SDN 3 Pojok, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan Jawa Tengah
Nur Jamalah, S.Pd |
Merdeka Belajar merupakan program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju Nadiem A Karim. Esensi kemerdekaan berfikir menurut Bapak Menteri harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Menurut Bapak Nadiem menyebutkan dalam kompetensi guru level apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran terjadi.
Sistem pengajaran akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas dapat berdiskusi menjadi di luar kelas pada tahun yang akan datang. Murid dapat berdiskusi lebih dengan guru sehingga nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, belajar dengan outing class, dan tidak hanya guru saja yang menjelaskan, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem rangking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja. Sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing, sehingga akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat (Widya,2020).
Nadiem A Karim membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan. Pasalnya, penelitian Programme for Internasional Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke 74 dari 79 Negara.
Menyikapi hal itu, Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, dan kurvei karakter. Literasi bukan hanya mengukur kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep dibaliknya. Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata.
Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem A Karim terdorong karena keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Pokok-pokok kebijakan Kemendikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para dinas pendidikan provinsi, kabupaten/ kota se-Indonesia, Jakarta pada 11 Desember 2019. Ada 4 pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu:
1. Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh assessment Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Assessment ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA. Hasilnya diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikannya.
2. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserah kepada sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah diberi keleluasan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan lainnya.
3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP cukup dibuat satu lembar saja, menurut Nadiem A Karim. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan pembelajaran dan peningkatan kompetensi.
4. Dalam penerimaan peserta didik baru (PBDB), sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah 3T). bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi ini.
Suatu program pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam setiap proses pelaksanaannya. Pada pembahasan ini akan dijabarkan kelebihan dan kekurangan dari program kurikulum merdeka belajar. Hasil dari studi literatur menyebutkan bahwa kelebihan kurikulum merdeka belajar yaitu (1) menjadikan dunia pendidikan lebih fleksibel, yang artinya melepas belenggu dunia pendidikan agar lebih mudah bergerak (2) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendalami pelajaran yang diambil sesuai kebutuhan (3) memberikan wadah untuk para peserta didik mengeksplor pengetahuan umum dengan terjun ke masyarakat (4) peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan. Kemudian kekurangan kurikulum merdeka belajar yakni (1) persiapan yang dilakukan harus dimatangkan terlebih dahulu baru dilaksanakan, itu membutuhkan pelatihan yang jangka waktunya cukup lama (2) Perencanaan pendidikan dan pengajaran belum tersusun dengan baik untuk saat ini (3) SDM dalam menjalankan program kurikulum merdeka belajar harus dibekali dengan pelatihan yang memerlukan anggaran lebih.
Merdeka belajar merupakan langkah awal yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 guna mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia. Kurikulum pendidikan yang digunakan juga menyesuaikan dan mengadaptasi dari kebijakan dari kebijakan merdeka belajar. Guru memiliki peran penting dalam pendidikan di Indonesia, yang dapat menggerakkan perubahan nyata, tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri namun juga berdampak pada peserta didik dan juga lingkungan disekitarnya.
Dengan adanya peran tersebut mempermudah pelaksanaan kurikulum merdeka belajar. Hal yang paling utama dalam pelaksanaan kurikulum merdeka belajar yakni dengan mengetahui terlebih dahulu visi dari merdeka belajar. Visi dari merdeka belajar adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Terdapat 6 profil pelajar pancasila yang harus diketahui dalam kurikulum merdeka belajar yakni (1) beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia (2) mandiri (3) bernalar kritis (4) kebhinekaan global (5) bergotong royong (6) kreatif.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: