MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PROBLEM POSING

Print Friendly and PDF

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PROBLEM POSING

Oleh: Ari Putri Setyo Nugraheni, S.Pd

SMP Negeri 1 Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah


Ari Putri Setyo Nugraheni, S.Pd



       Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi antardua siswa, antar siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013). Salah satu tujuan umum pembelajaran matematika di sekolah adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berubah dan berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, kritis, cermat, jujur, efektif dan dapat menggunakan pola pikir matematis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Depdiknas, 2004). Untuk mencapai tujuan tersebut maka matematika diajarkan sesuai dengan perkembangan kognitif individu.

       Matematika adalah salah satu mata pelajaran dan merupakan ilmu dasar (basic science) yang penting baik sebagai alat bantu, sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Karena itu, matematika diharapkan dapat dikuasai oleh siswa di Sekolah. Namun pelajaran matematika selalu dianggap sulit dan ditakuti oleh sebagian besar siswa.

       Selama ini siswa masih kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, dimana guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Hal tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, terutama aspek pemecahan masalah.

       Berbicara tentang mutu pendidikan, tentu tidak terlepas dari proses pendidikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa, agar siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan optimal. Berdasarkan observasi penulis pada SMPN 1 Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar mata pelajaran matematika setempat bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih tergolong rendah. Siswa masih sulit mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, utamanya soal-soal cerita.

       Salah satu solusi untuk memecahkan masalah dihadapi siswa, penulis akan menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan problem posing dimana dengan pendekatan pembelajaran ini siswa akan kreatif, karena melalui pendekatan pembelajaran ini siswa diharapkan akan lebih mendalami pengetahuan dan menyadari pengalaman belajar. Selain itu Rusefendi, mengatakan bahwa upaya membantu siswa memahami soal dapat dilakukan dengan menulis kembali soal tersebut dengan kata-katanya sendiri, menuliskan soal dalam bentuk lain atau dalam bentuk operasional.

       Kegiatan inilah yang dikenal dengan istilah problem posing. Oleh karena itu melalui pembelajaran problem posing ini siswa diharapkan dapat membuat soal sendiri yang tidak jauh beda dengan soal yang diberikan oleh guru maupun dari situasi-situasi yang ada sehingga siswa terbiasa dalam menyelesaikan soal termasuk soal cerita dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Problem Posing, serta mengetahui keterlibatan siswa secara aktif, dan mengetahui respon siswa selama penerapan model pembelajaran.

       Problem posing merupakan istilah Bahasa Inggris, dalam Bahasa Indonesia adalah pembentukan masalah. Pembentukan soal atau pembentukan masalah mencakup dua macam kegiatan, yaitu: Pembentukan soal baru atau pembentukan soal dari situasi atau dari pengalaman siswa. Pembentukan soal dari soal lain yang sudah ada.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing menurut Budiasih dan Kartini dalam Budi Hartati adalah sebagai berikut: 1) Membuka kegiatan pembelajaran. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Menjelaskan materi pelajaran. 4) Memberikan contoh soal. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk soal dan menyelesaikannya. 6) Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan. 7) Membuat rangkuman berdasarkan kesimpulan yang dibuat siswa. 8) Menutup kegiatan pembelajaran.

       Pembelajaran matematika melalui problem posing diharapkan merupakan pendekatan yang efektif, karena kegiatan tersebut sesuai dengan pola pikir matematis, dalam arti pengembangan matematika sering terjadi dari kegiatan membentuk soal. Membentuk soal merupakan salah satu tahap dalam berpikir matematis. Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan problem posing jika diperhatikan juga sesuai dengan pendapat Mel Silberman yang telah dikemukakan di atas. Semua potensi siswa (pendengaran, penglihatan, dan pemikiran/ jalan berpikir) dilibatkan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ini, sehingga siswa diharapkan akan menguasai ilmu yang diserapnya.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top