GURU NGE-HITS VS GENERASI MICIN

Print Friendly and PDF

GURU NGE-HITS VS GENERASI MICIN

Oleh : Tri Buwono Dwipo Nuswantoro, S.E

Guru SDN 7 Wonogiri, Jawa Tengah

Tri Buwono Dwipo Nuswantoro, S.E


       Pada zaman sekarang ini tidak bisa dipungkiri sebangian besar orang mengakses media sosial (facebook, twiter, instagram, line, path, youtube, vlog) untuk bisa menunjukkan eksistensinya, mempengaruhi opini masyarakat, menyebarkan informasi, sebagai pengawasan bagi pemerintah/ masyarakat, berfungsi sebagai edukasi, relationship grup-grup tertentu, sebagai tempat sharing beberapa kelompok yang mempunyai pandangan yang sama. Buktinya bisa kita lihat pada masa menjelang pemilihan umum, banyak para Ketua Partai, serta para calon-calon Presiden dan Wakil Presiden yang mau dijagokan pada sebuah Partai tertentu, setiap hari eksis di akunnya masing-masing, agar merasa dekat dengan rakyat, dan mencoba mengkomunikasikan visi dan misi nya melalui media sosial. Berita-berita kecil maupun besar sekarang sudah menjadi konsumsi publik, sehingga masyarakan bisa mempengaruhi opini masyarakat terhadap sesuatu hal.

       Di dalam bahasa media sosial kita sering mendengar kata “hits”, menurut KBBI online diartikan popular, kamus bahasa gaul menyebutkan; sesuatu yang sedang in di masyarakat atau yang sedang nice di masyarakat. Sesuatu yang baru seperti tempat wisata baru, aplikasi baru, restoran ternama, makanan unik, Hits dari kacamata pendidik bisa kita maknai bahwa Guru harus mampu menguasai segala sesuatu hal yang baru, baik itu dari segi penguasaan pembelajaran yang berbasis Ilmu dan Teknologi (IT), penguasaan materi pelajaran baru, slalu mengupgrade ilmu pengetahuan yang dimiliki. Pembelajaran berbasis IT bisa menarik siswa dalam pembelajaran. Misalnya; Kahoot aplikasi pembelajaran berbasis game dan bisa untuk membuat kuis pembelajaran, Edmodo untuk pembelajaran online, membuat materi presentasi yang menarik. Ada juga  ZipGrade merupakan aplikasi yang dapat diinstal pada smartphone dan digunakan untuk memeriksa hasil test. Zoho Forms untuk membuat formulir pengumpulan data. Quia (Quintessential Instructional Archive) dapat digunakan untuk mengelola nilai siswa, membuat dan mengelola kelas daring, membuat berbagai aktivitas pembelajaran, membuat dan test secara online. Dan ada juga media Canva untuk media kreatifitas siswa dalam mempromosikan produk penjualan dan bisa juga sebagai media ajar selain PPT.

       Guru sebagai pendidik harus bisa mempengaruhi siswanya untuk bisa mewujudkan cita-citanya, membantu siswa mengarahkan ketujuan untuk apa kita harus sekolah. Mempengaruhi siswa dapat kita lakukan dengan cara mengetahui kesenangan anak melalui apa dan kita mencoba masuk mengikutinya dengan menyisipkan pembelajaran di dalamnya. Selain itu guru harus bisa menginspirasi siswa dan membentuk siswa berkarakter lebih baik dan sopan.

       Generasi micin? Istilah nge-hits dipostingan media sosial. Micin (mono-sodium glutamat) merupakan penyedap rasa untuk masakan apabila dikonsumsi berlebihan tidak baik untuk kesehatan. Istilah tersebut merujuk pada kids jaman now yang memiliki sikap gegabah melakukan tindakan tanpa dipikirkan akibatnya, melakukan tindaknya yang belum sesuai dengan usianya. Coba kita amati masing-masing siswa disekolah kita, ada beberapa siswa yang kurang fokus dalam belajarnya, membaca materi sebentar cepat mengantuk, diterangkan tidak memperhatikan, namun ketika mereka mereka memegang gadget akan betah berlama-lama, eksis di media sosial dengan melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri. Ada perkelahian antar siswa hanya karena persoalan sepele, kebut-kebutan dijalan raya, lebih parah nya lagi kalau ada yang tersangkut kasus narkoba, minuman keras dan pergaulan bebas. 

       Dari paparan di atas bisa kita simpulkan generasi micin sebagai fenomena yang tidak baik jika kita hubungkan dengan peserta didik. Pembiaran hal tersebut akan mengakibatkan degradasi kualitas peserta didik. Apakah kita mau melihat anak didik kita tanpa tujuan? Di sini guru dengan model hitsnya bisa membantu anak keluar dari fenomena tersebut. Guru harus mampu mengembalikan ruh peserta didik untuk fokus dan menggantungkan cita-cita nya setinggi langit, membanggakan orang tua, dan memiliki pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkarakter. Hal tersebut tidaklah mudah namun kita sebagai guru harus mencobanya dengan kemampuan yang kita miliki, mencoba belajar bagaimana bisa mengeluarkan anak dari sebutan generasi micin.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top