PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK

Print Friendly and PDF

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK 

Oleh : Jarwanto, S.Pd

SD Negeri 6 Pijiharjo, Manyaran, Wonogiri Jawa Tengah

Jarwanto, S.Pd


       Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan. Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

       Banyak pilar karakter yang harus kita tanamkan kepada anak-anak penerus bangsa, diantaranya adalah kejujuran. Kejujuran adalah hal yang paling pertama harus kita tanamkan pada diri kita maupun anak-anak penerus bangsa karena kejujuran adalah benteng dari semuanya, Demikian juga ada pilar karakter tentang keadilan, karena seperti yang dapat kita lihat banyak sekali ketidakadilan khususnya di Negara ini. Selain itu harus ditanamkan juga pilarkarakter seperti rasa hormat. Hormat kepada siapapun itu, contohnya adik kelas mempunyai rasa hormat kepada kakak kelasnya, dan kakak kelasnya pun menyayangi adik-adik kelasnya, begitu juga dengan teman seangkatan rasa saling menghargai harus ada dalam diri setiap murid-murid agar terciptanya dunia pendidikan yang tidak ramai akan tawuran.

       Namun perkembangan anak juga tanggung jawab dan prioritas utama orangtua, peran orangtua sangat penting mempengaruhi tumbuh kembang si buah hati, Setiap orangtua pasti menginginkan perkembangan baik bagi anak-anaknya misalnya dalam hal ibadah, akhlak, sosial, maupun akademi ditengah maraknya aktivitas digital yang sangat digemari masyarakat mulai balita hingga orangtua.

       Perkembangan pesat media digital dewasa ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, hal ini juga berdampak pada penerapan pendidikan dan perkembangan sosial anak sebagai hasil dari pendidikan yang didapat dari lingkungan pendidikan formal, keluarga dan masyarkat. Dampak tersebut meliputi berbagai aspek, baik itu motivasi belajar, sikap terhadap, orang yang lebih tua, sikap terhadap teman sebaya, maupun perkembangan hubungan sosial secara umum.

      Pemanfaatan media digital sebagai media komunikasi yang paling banyak digunakan saat ini adalah telpon seluler didukung oleh jaringan yang sudah mencapai diberbagai pelosok daerah, sehingga memudahkan siapa saja untuk mengakses segala hal tanpa batas melalui media sosial. Hal tersebut didukung terknologi mutakhir telepon seluler yang memuat berbagai fitur yang menurut sebagian besar masyarakat dunia sebagai solusi memudahkan segala urusan.

       Tetapi kita kadang lupa atau terlena dengan segala kemudahan yang didapat tanpa menyadari kerusakan disegala aspek yang mulai terlihat dengan sangat jelas. Kesenjangan yang jelas perbedaan sikap antara anak-anak sebelum mengenal media sosial dan anak-anak yang sudah menikmati kemajuan media sosial. Anak-anak yang sudah kecanduan dengan media sosial akan berdampak pada berkurangnya motivasi belajar, bahkan ada yang tidak mau sama sekali belajar. Ada yang lebih ekstrim pada anak balita yang tidak bias lepas dari telponselnya, karena orangtua menyediakan telpon untuk anak mereka dengan alasan kasih saying kepada anak.

       Hal ini menjadi pemikiran serius para orangtua dan pemerhati dunia pendidikan, karena akan tetapi tidak sedikit pula yang bersikap apatis terhadap gejala dampak era digital. Bagi mereka yang peduli pendidikan anak berusaha meminimalisir dampak media digital atau media sosial yang sangat digemari tersebut dengan mengadakan berbagai seminar yang berkaitan dengan solusi mendidik anak di Era digital, namun yang berpartisipasi dalam acara-acara sejenis sangat sedikit jumlahnya, artinya yang benar-benar peduli dan berusaha mencari solusi yang tepat untuk masalah tersebut dengan keluhan sebagian besar orangtua dan pendidik tidak signifikan. Menurut wawan setiawan, salah satu solusi untuk pendidikan anak di Era digital adalah model parenting immune selfer. Penanaman pendidikan aqidah dan akhlak harus disertai contoh konkrit, yang biasa mereka saksikan dan masuk dalam pemikiran anak. Di sinilah orangtua berperan sebagai model yang akan ditiru.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top