Kirab Budaya dan Siraman Warnai Tradisi Padusan di Boyolali

Print Friendly and PDF

Ritual padusan dilakukan oleh beberapa Mas Mbak Duta Wisata Boyolali sebagai simbolis masyarakat Boyolali.


Kirab Budaya dan Siraman Warnai Tradisi Padusan di Boyolali 

Boyolali- majalahlarise.com -Pemerintah kabupaten Boyolali melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) menggelar tradisi tahunan menyambut bulan suci Ramadan yakni Gebyar Padusan. Acara ini  diselenggarakan dua hari berturut-turut Kamis-Jumat (27-28/2/2025) di dua tempat yakni di Umbul Ngabean Kompleks Umbul Tirtomarto Banyudono dan di Objek Wisata Tlatar yang dimeriahkan oleh pentas musik.

Untuk Gebyar Padusan di Pengging, diawali dengan kirab budaya dari kantor Kecamatan Banyudono hingga Umbul Ngabean Kompleks Umbul Tirtomarto Banyudono. Rombongan kirab itu terdiri dari Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali; Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng; jajaran perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Boyolali; perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD), perwakilan DPRD Boyolali, Mas Mbak Duta Wisata Boyolali, Forkopimca Banyudono, Dewan Adat Keraton Solo, warga, dan lainnya.

Sesampainya di Umbul Ngabean Kompleks Umbul Tirtomarto Banyudono ritual padusan dilakukan oleh beberapa Mas Mbak Duta Wisata Boyolali sebagai simbolis masyarakat Boyolali.

Dijelaskan Kepala Disporapar Kabupaten Boyolali Budi Prasetyaningsih, kegiatan Gebyar Padusan ini bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya tentang padusan yang mempunyai falsafah membersihkan diri jiwa dan raga. Dilanjutkannya, event ini untuk meningkatkan pariwisata di Kota Susu.

"Sebagai sarana untuk melestarikan budaya yang ada di kawasan Pengging. Sebagai wujud aktualisasi Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam melestarikan kebudayaan daerah yang ada di Boyolali," ujarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani yang menghadiri secara langsung acara Gebyar Padusan sangat mengapresiasi terselenggaranya tradisi di Kawasan Pengging ini. Kegiatan semacam ini merupakan bentuk membangun Kabupaten Boyolali dengan terus menjaga nilai budaya dan tradisi.

"Makna padusan di masyarakat Jawa untuk membersihkan jiwa dan raga sehingga supaya menghadapi dan menjalankan bulan suci Ramadan dengan lancar. Saya juga berharap partisipasi aktif dari seluruh masyarakat untuk menjaga dan nguri uri Pengging sebagai cagar budaya." ungkapnya. (Ags/ Sofyan)


Baca juga: Fakultas Hukum Unisri Tandatangani MoU dengan Pengadilan Tinggi Agama Semarang


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top