PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATERI AYO MEMBAYAR ZAKAT KELAS VI SD

Print Friendly and PDF

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATERI AYO MEMBAYAR ZAKAT KELAS VI SD

Oleh : Ana Wastuti, S.Pd.I.

Guru SD Ngadirojo Lor, Ngadirojo Wonogiri Jawa Tengah

Ana Wastuti, S.Pd.I.


       Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai – nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu dalam mencapai tujuan. Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi, mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat memuaskan keinginan mereka.

       Karena sangat luasnya ranah motivasi dalam peri kehidupan Indonesia, maka untuk memahami motivasi perlu dipahami asumsi dasar motivasi. Stoner (dalam Wahjono 2010; 78) mengatakan bahwa terdapat 4 asumsi dasar motivasi yaitu:

       Motivasi adalah hal–hal yang baik, seseorang termotivasi karena dipuji atau sebaliknya bekerja dengan penuh motivasi dan karenanya seseorang dipuji. 2) Motivasi adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang, faktor yang lain adalah kemampuan, sumber daya, kondisi tempat kerja, kepemimpinan, dan lain – lain. 3) Motivasi bisa habis dan perlu ditambah suatu waktu, seperti pada beberapa faktor pesikologis yang lain yang bersifat siklikal, maka pada saat berada pada titik terendah motivasi perlu ditambah. 4) Motivasi adalah alat yang dapat dipakai manajemen untuk mengatur hubungan pekerrjaan dalam motivasi.

       Zakat adalah harta tertentu yang dikeluarkan apabila telah mencapai syarat yang diatur sesuai aturan agama, dikeluarkan kepada 8 asnaf penerima zakat. Menurut Bahasa kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah.

      Zakat berasal dari bentuk kata “zaka” yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat, karena di dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan. Makna tumbuh dalam arti zakat menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab adanya pertumbuhan dan perkembangan harta, pelaksanaan zakat itu mengakibatkan pahala menjadi banyak. Sedangkan makna suci menunjukkan bahwa zakat adalah mensucikan jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari dosa-dosa.

       Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. at-Taubah [9]: 103). Menurut istilah dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi mendefinisikan zakat dengan nama pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Orang yang menunaikan zakat disebut Muzaki. Sedangkan orang yang menerima zakat disebut Mustahik.

       Peningkatan adalah proses, cara atau perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dll). Peningkatan adalah proses, cara perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu, kesesuatu yang lebih baik lagi daripada sebelumnya. Peningkatan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk membantu siswa untuk meningkatkan hasil pembelajaran, Pembelajaran dikatakan meningkat apabila adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran, hasil pembelajaran dan kualitas pembelajaran mengalami perubahan secara berkwalitas. Kamus besar bahasa Indonesia (2015: 252).

       Istilah Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang tersusun sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu susunan yang ideal sedangkan Peningkatan adalah kemajuan dari seseorang dari Sesuatu yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Sardiman (2011: 23).

       Problem Based Learning (PBL) yang juga dikenal dengan pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuannya sendiri sehingga siswa terdorong untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

       Menurut Trianto model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan “suatu model pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata”. Sedangkan menurut Rusman, PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

      Menurut Huda, Miftahul (2014:272) menyatakan bahwa tahapan-tahapan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut : Tahap 1 Orientasi peserta didik pada masalah : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena, demonstrasi, atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih. Tahap 2 mengorganisasi peserta didik untuk belajar : Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3 membimbing penyelidikan individu maupun kelompok : Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasakan dan pemecahan masalah. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan karya : Guru membantu peserta didik dalam merancang dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5  Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

       Kelima langkah dalam model Problem Based Learning (PBL), yang dimulai dengan guru memperkenalkan peserta didik dengan suatu situasi masalah yang diakhiri dengan penyajian analisis hasil kerja peserta didik, menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL), yang lebih diperhatikan ialah proses dari masing-masing proses pembelajaran, bukan hanya hasil dari pembelajaran. Dalam proses kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL), peserta didik diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru bertindak sebagai fasilitator untuk memandu jalannya proses pembelajaran.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top