GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
FAKTOR PELATIH PADA OLAHRAGA PRESTASI
FAKTOR PELATIH PADA OLAHRAGA PRESTASI
Oleh: Hery Kurniawan, S.Pd
SMP Negeri 5 Petarukan, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah
Hery Kurniawan, S.Pd |
Olahraga prestasi tidak dapat dilepaskan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mencapai prestasi puncak maka diperlukan dukungan berbagai bidang dan disiplin ilmu yang mampu menyokong prestasi tersebut. Dalam teori dan metodologi latihan terlibat beragam bidang ilmu yang saling mendukung dan melengkapi satu sama lain. Bidang ilmu tersebut meliputi: (1) anatomi; (2) fisiologi olahraga; (3) biomekanik; (4) statistic; (5) tes dan pengukuran; (6) kesehatan olahraga; (7) psikologi; (8) belajar motoric; (9) pedagogi olahraga; (10) ilmu gizi; (11) sejarah olahraga dan juga (12) sosiologi olahraga (Bompa, 2006). Selain itu, kualitas pelatihan dalam olahraga prestasi sangat dipengaruhi oleh beragam faktor yang juga saling mendukung dan melengkapi satu sama lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi: (1) atlet; (2) pengetahuan dan kepribadian pelatih; (3) Sarana dan prasarana olahraga; (4) iklim kompetisi dan juga ilmu pengetahuan yang menunjang olahraga prestasi (Bompa,1999). Apabila keseluruhan faktor-faktor tersebut optimal maka niscaya berpengaruh signifikan pada performa dan prestasi atlet.
Kalau kita ingin mencapai prestasi tinggi, maka perlu diterapkan konsep pembinaan olahraga sedini mungkin. Memperhatikan sistem dan jalur pembinaan olahraga yang ada saat ini, maka orientasi pembinaan olahraga harus dilakukan secara mendasar, sistematis, efisien dan terpadu sejak dini, serta mengarah kepada satu tujuan yang sama.
Melalui program pembinaan dan pengembangan olahraga sejak dini yang secara lintas sektoral akan melibatkan seluruh sistem dan jalur yang berperan dalam pembangunan olahraga, maka diharapkan kesinambungan sistem piramida pembinaan olahraga dapat dicapai dan diwujudkan dalam bentuk yang nyata dan terpadu.
Beberapa prinsip latihan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Latihan harus didasarkan pada prinsip beban lebih (over load) artinya, manakala sudah tiba saatnya untuk ditingkatkan, beban latihan harus ditambah sedikit di atas kemampuan atlet, namun masih dalam batas-batas kemampuannya untuk mengatasinya, 2) Tidak ada 2 orang persis sama. Setiap orang berbeda dalam fisik, kemampuan, aspek psikologis, adaptasi terhadap latihan, dan lain-lain. Oleh karena itu latihan harus direncanakan bagia setiap atlet agar bisa menghasilkan prestasi yang terbaik bagi individu tersebut, 3) Latihan harus didasarkan pada prinsip perkembangan multilateral (menyeluruh). Meskipun konsentrasi Latihan adalah pada cabang olahraga yang ditekuninya, anak harus tetap diberikan kebebasan untuk melakukan berbagai aktifitas jasmaniah/ olahraga. Dengan demikian maka perkembangan biomotorik maupun psikologis akan lebih menyeluruh sehingga kemungkinan untuk memasuki tahap spesialisasi dna tahap prestasi top lebih cepat, 4) Kualitas atau mutu latihan harus diperhatikan baik pada waktu latihan teknik, keterampilan gerak, taktik, maupun fisik. Meskipun latihan dilakukan secara intensif, namun kalau kualitas latihan kurang diperhatikan, prestasi tidak akan kian meningkat, 5) Untuk menghindari kemungkinan timbulnya kebosanan dalam latihan, maka harus diciptakan variasi dalam latihan, baik dalam bentuk-bentuk latihan, latihan teknik, maupun Latihan fisik, 6) Usahakan untuk menciptakan suasana keriaan (enjoyment) dalam latihan, khususnya bagi anak-anak usia dini. Banyak survei menunjukkan bahwa banyak anak meninggalkan latihan karena tidak menemukan keriaan dalam latihan, 7) Latihan dilakukan sedikitnya 3 kali dalam seminggu, masing-masing dalam waktu 2–3 jam dan dilakukan secara intensif, 8) Beban latihan harus mampu memberikan pengaruh positif terhadap atlet yang dilatih.
Selanjutnya diarahkan secara khusus pada faktor pelatih pada olahraga prestasi. Telah diketahui sebelumnya bahwa pengetahuan pelatih sangat berpengaruh pada kualitas latihan olahraga prestasi. Apabila pelatih memiliki pengetahuan yang baik tentang berbagai bidang ilmu yang menunjang metodologi kepelatihan maka kualitas latihan akan sangat positif dan optimal. Namun bila pelatih tidak memiliki pengetahuan yang baik maka program pelatihan olahraga yang dimunculkan acap kali berdasarkan pengalaman dari masa lampau.
Bila hal ini dikaitkan dengan ilmu penunjang dalam teori dan metodologi kepelatihan, khususnya pada bidang ilmu fisiologi olahraga, maka sangat mungkin prinsip-prinsip yang ada pada fisiologi olahraga tidak berjalan secara optimal pada proses pelatihan olahraga prestasi.
Padahal telah diketahui sebelumnya bahwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan maka proses pelatihan olahraga tidak akan mencapai kualitas pelatihan yang tinggi, pastinya hal ini akan berdampak pada performa dan prestasi atlet yang dibinanya. Oleh sebab itu, cara sederhana agar fisiologi olahraga dapat diterapkan pada proses pelatihan olahraga yaitu dengan menunjukkan penerapan ringkas dan sederhana fisiologi olahraga pada olahraga prestasi.
Olahraga prestasi sangat terkait dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mendukung dan melengkapi satu sama lain. Salah satu bidang ilmu tersebut adalah fisiologi olahraga. Fakta di lapangan ternyata tidak semua pelatih atau atlet memiliki latar belakang pendidikan formal dan atau non formal di bidang olahraga secara mumpuni. Hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan mereka tentang fisiologi olahraga. Dampaknya penerapan fisiologi olahraga di lapangan sebagai penunjang dalam olahraga prestasi acap kali terabaikan. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan agar fisiologi olahraga dapat diimplementasikan secara optimal pada olahraga prestasi yaitu melalui pendekatan cara penyampaian materi fisiologi olahraga yang ditarik dari sudut pandang praktisi olahraga.
Oleh karena para praktisi olahraga memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan akademik yang beragam maka penting untuk menyajikan materi fisiologi olahraga tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana sehingga mereka dapat memahami dengan baik materi tersebut. Dengan tingkat pemahaman yang baik maka diharapkan para praktisi olah raga mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip fisiologi olahraga dalam upaya untuk mendukung pencapaian prestasi optimal.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Master Setiawan, narasumber sekaligus pimpinan LKP Matematika Indonesia saat memberikan pelatihan matematika kepada calon tenaga kerja mag...
Tidak ada komentar: