PENERAPAN METODE CIRC DAN PEMANFAATAN VIDEO EDUKASI MAMPU MENINGKATKAN MOTIVASI, PENGETAHUAN, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Print Friendly and PDF

PENERAPAN METODE CIRC DAN PEMANFAATAN VIDEO EDUKASI MAMPU MENINGKATKAN MOTIVASI, PENGETAHUAN, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh : Nani Andriyani, S.Pd.

Guru Mata Pelajaran IPA MTsN 4 Wonogiri Jawa Tengah

Nani Andriyani, S.Pd.

       Menurut  Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan berbangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berbudi pakerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, agar pendidikan yang menjadi hak warga negara dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, ( Sinar Grafika ; Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008 hal 6-7).

       Pendidikan sendiri, menurut A.M. Bandi Utama (2011:1) merupakan usaha sadar untuk mempengaruhi peserta didik agar mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki agar mampu menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Untuk mendapatkan potensi mana yang akan berkembang tergantung dari stimulus atau lingkungan yang mempengaruhinya salah satunya di lingkungan sekolah. 

       Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur edukasi, sosialisasi maupun transformasi. Faktor yang tidak bisa lepas dalam  pendidikan adalah adanya seorang guru (pendidik). Pendidik mempunyai keterkaitan yang erat dengan peserta didik (siswa) dalam proses pendidikan (Mahfudz:2012:3). Dalam praktiknya keberadaan  seorang pendidik (guru) merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan peserta didik (siswa). Hal ini membawa  konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya.          

       Seiring dengan tanggung jawab  professional sebagai pengajar dalam proses pembelajaran, maka guru dituntut  untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung agar pembelajaran bisa dilaksanakan secara maksimal. Pembelajaran hakikatnya merupakan usaha sadar diri seseorang guru untuk  membelajarkan siswanya, mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka  mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran juga merupakan interaksi dua arah dari seorang  guru kepada siswanya ,dan terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (Trianto,2009:17). Oleh karena itu kegiatan  pembelajaran haruslah diarahkan untuk memberdayakan semua potensi siswa menjadi kompetensi sesuai yang diharapkan (Suryani dan  Agung, 2012:1). 

       Ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas seorang guru harus pandai mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Selain itu guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar serta melaksanakana evaluasi pembelajaran dengan baik agar tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran yang  baik adalah pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik siswa sehingga tercapai hasil belajar yang optimal. Tidak kalah pentingnya yaitu guru harus memiliki strategi dan menguasai teknik maupun metode mengajar. Metode mengajar adalah cara yang dilakukan untuk saling  berinteraksi sehingga proses berjalan dengan baik  sehingga tujuan pembelajaran  dapat tercapai (Suprijono, Agus, Cooperative Learning ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009 hal 4).

       Di MTs N 4 Wonogiri, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran yang wajib di ajarakan pada siswa. Obyek kajiannya IPA ini sangatlah luas yang di dalamnya harus terdapat pengalaman, penalaran, teori dan konsep yang harus dikuasai oleh siswa. IPA bukan sekedar  bekerja, melihat dan berfikir, melainkan “Science as a way knowing” yang artinya IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/ tindakan, keingintahuan, kebiasaan berfikir, dan prosedur yang sistematis (Siti Fatonah dan Zuhdan K.Prasetyo, Pembelajaran Sains. Yogyakarta: 0mbak,2014.hal.8). Selain itu pembelajaran IPA bertujuan agar siswa mampu berfikir kritis dalam memahami dan mempelajari ilmu alam, salah satunya mengenai gejala-gejala yang muncul di alam. Karena begitu pentingnya pelajaran tersebut maka sebagai guru IPA harus mampu mempersiapkan serta melakukan proses pembelajaran semaksimal mungkin.

       Penulis, sebagai guru IPA di MTs N 4 Wonogiri  kelas VII  semester genap tahun pelajaran 2021/2022 ketika menyampaikan materi ”Pemanasan Glonal’’ menjumpai permasalahan pembelajaran dikelas. Penulis menjumpai beberapa siswa yang terlihat jenuh dan kurang motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung terlihat beberapa siswa mulai merasa jenuh, kurang aktif, dalam mengikuti pelajaran sehingga berdampak pada menurunnya pengetahuan, daya serap, pemahaman, keterampilan dan  hasil belajarnya. Penurunan hasil belajar terlihat ketika guru memberikan tugas mengerjakan soal pada seluruh siswa kelas VII  sejumlah 32 anak, hanya 80% yang aktif mengikuti pelajaran sehingga menguasai materi dan mampu mendapatkan nilai rata-rata 82 di atas kkm,sedangkan 20% siswa terlihat kurang motivasi, tidak aktif sehingga hasil belajarnya masih di bawah KKM dan perlu segera diberikan solusi. Setelah dievaluasi, penulis mengambil langkah dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu merubah strategi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CIRC dan memanfaatkan Video Edukasi dalam menyampaikan materi sehingga mampu menarik minat belajar siswa serta memudahkan mereka dalam mempelajari materi dimana saja melalui video edukasi. Dampak dari penerapan tersebut akhirnya mampu meningkatkan aktivitas belajar, motivasi, pemahaman maupun hasil belajarnya.

       Menurut Uno dan Muhamad CIRC (Cooperatife, Integrated, Reading And Composition) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara koopertif (kelompok). Yaitu membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. Model ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca yang telah dilakukan (Uno,Hamzah B,dan Muhammad,Nurdin.2011,Belajar Dengan PAIKEM.Jakarta: Bumi Aksara). Tujuan utama CIRC menurut Slavin  adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. (Slavin,Robert E.2010, Cooperatife Learning Teori,Riset dan Praktik Bandung:Nusa Media). Sedangkan Video Edukasi merupakan video pembelajaran yang telah dibuat sendiri oleh penulis dengan mengambil dari berbagai sumber internet yang telah disesuaikan dengan materi, kemudian dilengkapi fitur-fitur dan tampilan yang menarik agar mudah dipelajari oleh siswa dimana dan kapan saja. 

       Adapun langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan penulis yaitu; 1. Guru membuat dan menyipakan video edukasi yang berisi tema yang telah disesuaikan materi. 2. Tahap orientasi, guru membuka pelajaran, menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran dilanjutkan memberikan apersepsi dan pengetahuan awal tentang materi yang akan diberikan. 3. Guru menarik perhatian siswa dengan memutar video edukasi di layar proyektor, siswa diminta memperhatikan dan mencatat point penting. 4. Guru menyampaikan point-point materi. 5. Tahap Organisasi, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan memperhatikan keheterogenan akademik, kemudian guru membagikan materi bahan bacaan dan menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan tugas  yang harus di selesaikan selama proses pembelajaran. Untuk mengeksplorasi serta menambah wawasan pengetahuan, siswa di  sarankan mencari referensi di video edukasi, buku, majalah, internet, koran dan sebagainya. 6). Tahap Pengenalan konsep, guru mengenalkan suatu konsep yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan ini didapat melalui buku paket, kliping, film, poster atau media lainnya. 7. Tahap Publikasi, siswa mengkomunikasikan hasil temuannya. Siswa diminta untuk membuktikan,memperagakan tentang materi yang dibahas baik secara kelompok atau di depan kelas secara bergantian. 8. Tahap penguatan dan refleksi, guru memberikan penguatan yang berhubungan dengan materi melalui penjelasan atau contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, kemudian siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil belajarnya. 

       Penerapan model pembelajaran CIRC dan pemanfaatan Video Edukasi  di atas mampu menarik minat dan motivasi belajar seluruh siswa. Melalui langkah-langkah pembelajarannya telah merubah pembelajaran menjadi aktif, kreatif menyenangkan serta mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik siswa. Selain itu model pembelajaran diatas telah mengasah pengetahuan, kerja sama, keterampilan, komunikasi sehingga meningkatkan pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajarnya. Peningkatkan nilai hasil belajar bisa diketahui ketika guru mengadakan ulangan harian. Dari keseluruhan siswa kelas VII  dengan jumlah total 32 anak telah 100% meningkat motivasi belajar, keaktifan, penguasaan materi serta nilai hasil belajarnya. Nilai ulangan harian mereka rata-rata 90 melampaui batas kkm. Tidak ada salahnya penulis mengajak para guru mencoba menerapkan model pembelajaran di atas.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top