MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PROCEDURE TEXT BERBASIS BLENDED LEARNING MELALUI GOOGLE CLASSROOM DAN GOOGLE MEET

Print Friendly and PDF

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PROCEDURE TEXT BERBASIS BLENDED LEARNING MELALUI GOOGLE CLASSROOM DAN GOOGLE MEET

Oleh : Kalis Joko Wiyono, S.Pd

Guru Mapel Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Manyaran, Wonogiri Jawa Tengah

Kalis Joko Wiyono, S.Pd


       Pandemi Covid-19 memaksa seluruh sektor untuk berhenti beroperasi. Termasuk dunia Pendidikan walaupun pada saat ini jumlah kasus positif Covid-19 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Namun sistem pembelajaran selama pandemi kini belum berubah masih pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang semula pembelajaran di dalam kelas dengan pendekatan tatap muka menjadi tatap maya dengan menggunakan teknologi seperti video conference atau web conference. Begitu juga pembelajaran di luar kelas juga memanfaatkan berbagai kemajuan teknologi. Siswa secara mandiri mencari informasi dengan melihat di televisi atau video, membaca di media cetak maupun online, dan mendengarkan radio atau podcast.

       Namun sayangnya, kegiatan belajar mandiri di rumah secara kolaboratif antar siswa menjadi sangat minim dan tidak optimal. Karena keterbatasan media pembelajaran kolaboratif secara online/ daring.

       Salah satu metode pembelajaran yang dinilai sangat efektif untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah metode blended learning. Sebenarnya, metode ini oleh para ahli sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad ke-21. Namun, dengan berjalannya waktu dan keadaan darurat serta merebaknya wabah Covid-19 yang belum kunjung berakhir, metode blended learning ini dikaji lebih dalam lagi dan  dinilai dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk para pelajar di Indonesia pada umumnya dan di SMAN 1 Manyaran pada khususnya.

       Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu sistem daring sekaligus tatap muka maya melalui video conference. Walaupun pelaksanaan  pembelajaran dilaksanakan dari jarak jauh para peserta didik dan guru masih dapat berinteraksi satu sama lain.

       Blended learning berasal dari kata blended (perpaduan) dan learning (pembelajaran). Dengan demikian, blended learning dapat diterjemahkan sebagai pembelajaran kombinasi. Yaitu kombinasi pembelajaran secara tatap muka di kelas dan pembelajaran secara daring dengan menggunakan aplikasi komputer, android dan media lain yang tersambung dengan internet.

      Harriman (2004) memaknai blended learning sebagai penggabungan pembelajaran dengan beberapa cara penyampaian untuk memberikan pengalaman yang efektif dan efisien kepada siswa yang digabungkan dapat berupa teknologi pengajaran. Seperti pengajaran pembelajaran tatap muka, pengajaran dengan video, dengan CD-Rom, dengan file, dan yang sumbernya diunduh dari internet. Penyajiannya di kelas dapat secara luring atau secara daring.

       Salah satu media yang digunakan oleh guru selama pandemi untuk pembelajaran yaitu aplikasi Google Classroom dan Google Meet. Aplikasi ini dianggap mampu dan mudah  memenuhi persyaratan pembelajaran dengan pendekatan blended learning. Adaptasi metode blended learning harus dapat dilakukan guru, siswa, dan orang tua. Permasalahan yang timbul  selama PJJ menggunakan metode blended learning akan teratasi jika ada kolaborasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua. Hal ini akan memberikan dampak yang baik pada semua aspek.

       Tahap selanjutnya, masuk ke aktivitas atau pembelajaran inti (main activity). Siswa diajak untuk mendiskusikan topik yang akan dibahas. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan pengetahuan awal siswa (pre-test). Topik diskusi dapat dilakukan melalui   aplikasi Google Meet atau Google Classsroom.

       Penulis menerapkan metode blended learning pada pembelajaran materi Procedure Text Kelas XII Semester Genap Tahun  2021/ 2022 SMAN 1 Manyaran. Dalam bahasa Indonesia, procedure text adalah teks yang memberikan instruksi, menginformasikan, atau membantu pembaca tentang bagaimana cara untuk membuat atau melakukan sesuatu.

       Biasanya jenis teks ini diawali dengan frasa “How to…”, misalnya “How to make a cup of tea” atau “How to operate an oven”. Procedure text banyak terdapat di buku resep masakan dan buku petunjuk (manual book). 

       Fungsi Procedure Text. The purpose of procedure text atau tujuan procedure text adalah untuk menjelaskan bagaimana sesuatu dibuat, dilakukan atau digunakan melalui langkah-langkah yang berurutan (to show how something is made/used/done through sequence of steps). Dengan kata lain, procedure text digunakan untuk menguraikan satu per satu bagaimana sesuatu dapat dibuat atau dicapai. Melalui procedure text, akan lebih mudah dalam memahami dan membaca petunjuk cara melakukan sesuatu dengan urutan yang benar.

       Jenis-jenis Procedure Text. 1. Procedure text yang menjelaskan cara mengoperasikan/ menggunakan sesuatu. Contohnya seperti how to use an air fryer, how to use a dish washer, how to use a camera. 2. Procedure text yang memberikan instruksi dalam melakukan kegiatan tertentu. Contohnya seperti how to play the violin, how to create a website, dan how to make rendang.

       Langkah selanjutnya membaca pemahaman. Dapat dilakukan individu dengan waktu tertentu pada saat pembelajaran berlangsung. Sambil siswa membaca teks procedure yang ada dalam buku, siswa juga diperdengarkan bentuk percakapan yang ada dalam prosedur  tersebut. Setiap siswa diminta untuk mengulang mebaca kembali teks prosedur tersebut, agar guru dapat mengetahui spelling (ejaannya). Pertanyaan pemahaman bisa mengenai who, why, what, where, when, how yang berhubungan dengan isi teks.

       Langkah terakhir, penutup (clossing). Guru menanyakan kembali apa yang sudah dipelajari siswa pada hari itu dan memberikan informasi terkait materi yang akan dipelajari siswa pada pertemuan berikutnya. Guru juga menginformasikan kepada siswa bahwa siswa diberikan tugas terkait materi hari itu yang dapat mereka lihat di tugas kelas (classwork) pada Google Classroom.

       Assesment (Penilaian) dilakukan melalui media Google Classroom, saat siswa telah berhasil menjawab pertanyaan di tugas kelas, tidak lupa guru memberikan apresiasi berupa kata ataupun emoticon yang membangkitkan semangat, misalnya kata very good, good job, perfect, well done, awesome, dan lain sebagainya. Apresiasi ini sangat penting karena hal ini menunjukkan bahwa hasil kerja siswa dihargai oleh guru. Pemberian masukan/ timbal balik yang positif juga mampu membuat interaksi guru dan siswa menjadi lebih terbuka dan lebih rileks.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top