FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MINAT SISWA LAKI-LAKI KELAS X DALAM MATA PELAJARAN SENI TARI DI SMA PGRI CICALENGKA

Print Friendly and PDF

FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MINAT SISWA LAKI-LAKI KELAS X DALAM MATA PELAJARAN SENI TARI DI SMA PGRI CICALENGKA

Oleh : Ratih Apriliani, S.Sn

SMA PGRI Cicalengka, Kabupaten Bandung Jawa Barat

Ratih Apriliani, S.Sn


       Dalam pelajaran seni budaya, tidak dipelajari secara terpisah akan tetapi diintegrasikan dalam seni. Oleh karena itu pelajaran seni budaya adalah pelajaran yang berbasis budaya. Dalam pelaksanaannya, pelajaran seni budaya terdiri atas beberapa cabang yang terangkum dalam kurikulum pendidikan seni budaya terdiri atas beberapa cabang yang terangkum dalam kurikulum pendidikan seni budaya antara lain: seni rupa, seni musik, dan seni teater. Satu di antara cabang yang terangkum dalam kurikulum pendidikan seni budaya adalah seni tari. 

       Seni tari adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa. Seni tari membahas pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan gerak tari seperti unsur keindahan wiraga, wirama dan wirasa. Berdasarkan observasi awal terdapat permasalahan dalam proses belajar mengajar. 

       Pada kenyataannya proses pembelajaran seni tari baik teori maupun praktik belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan terutama praktik seni tari. Hal ini dapat dilihat dari latihan gerak tari siswa belum optimal terkhusus pada siswa laki-laki yang kurang percaya diri karena merasa malu dan menganggap bahwa seni tari itu hanya untuk perempuan saja. Kemampuan siswa dalam belajar seni tari berkaitan dengan gerak tari masih belum mendapatkan yang memuaskan sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran seni tari.

       Di Sekolah menengah ke atas, dalam meningkatkan kualitas belajar siswa khususnya mata pelajaran seni tari diperlukan berbagai bentuk pembelajaran. pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan itu sendiri. Yang terlibat dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah melalui adalah interaksi antara guru dan siswa. Guru harus berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran khususnya ketika memberikan materi teori dan praktik tari. 

       Berdasarkan pengamatan dari salah satu sumber belajar di SMA PGRI Cicalengka, tercatat siswa laki-laki cenderung tidak berminat pada materi seni tari. Di Sekolah ini memiliki misi unggul di mata pelajarannya, salah satunya yaitu pelajaran Seni Budaya. Seni Budaya adalah mata pelajaran yang memiliki tujuan yaitu siswa mampu untuk berkreasi, bertanggung jawab dalam berkarya nantinya. Dari hasil pengamatan di Sekolah siswa banyak yang mempunyai keterampilan (skill). Upaya untuk mencapai tujuan secara baik, diperlukan peran maksimal dari sumber belajar, baik dalam penyampaian materi teori dan praktek, penggunaan metode, dan pengelolaan kelas.

       Terkhusus di dalam mata pelajaran praktek siswa sangat di haruskan untuk mengetahui bentuk dan teknik, contohnya dalam pelajaran praktek seni tari, sebelum diberikan pelajaran praktek terlebih duluan siswa diwajibkan untuk mempelajari materi yang diberikan dan untuk mencapai hasil yang maksimal juga diperlukan pengetahuan dan pemahaman teknik dalam gerak. Maka dari itu untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam mata pelajaran dipembelajaran yang di sesuaikan dengan pemahaman dan kemampuan siswa. Di SMA PGRI Cicalengka ini banyak siswa laki-laki kurang mampu dan kurang percaya diri akan bentuk pembelajaran tersebut. Alasan mereka kurang berminat pun tak sedikit yang mengatakan dikarenakan praktek gerak yang diberikan lebih mendominasi gerak yang tak sesuai dengan gerak laki-laki, artinya lebih cenderung ke gerak wanita. Selain itu dalam kondisi siswa banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya tingkatan minat siswa dalam belajar, dikarenakan pelajaran praktek dianggap hal yang temasuk sulit, membosankan dan kurang menarik sehingga siswa jenuh, contoh penyebabnya adalah fasilitas ruangan praktek tari masih belum disediakan di sekolah, sehingga terkadang siswa melakukan praktik tari di dalam kelas, dampaknya siswa laki-laki kurang termotivasi dalam pembelajaran praktik tersebut. Selain dari fasilitas, kita bisa melihat dari kurikulum 2013 yang lebih banyak materi teori yang diberikan dari pada materi praktik itu sendiri, akhirnya jumlah jam belajar mengajar praktik juga berkurang. Biasanya jika melakukan pelajaran praktik siswa terkadang masih sulit dalam bergerak, seperti yang dijelaskan tadi bahwa siswa menerima materi praktik yang tak sesuai dengan gerak laki-laki. Padahal jika siswa menyadari bahwa ciri khusus mempelajari pelajaran praktek, yaitu dibutuhkan keterampilan, perasaan, cermat, cepat tanggap, kreatifitas, aktif dan efesien.

      Minat siswa dalam pelajaran seni tari terkadang tidaklah sama, hal tersebut kemungkinan adanya perbedaan pemahaman dalam penerimaan materi yang mengakibatkan pada perbedaan hasil balajar. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan mudah memahami gerak yang diberikan, sedangkan siswa yang minat belajarnya kurang sulit memahami atau menerima contoh yang telah diberikan oleh guru. Rasa ketidaktahuannya itu dan tidak memperhatikan, hasil belajarnya kurang maksimal.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top