GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENERAPAN METODE RECIPROCAL LEARNING BERBANTU MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA MATERI PERMAINAN BOLA KECIL MAMPU MENINGKATKAN PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN METODE RECIPROCAL LEARNING BERBANTU MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA MATERI PERMAINAN BOLA KECIL MAMPU MENINGKATKAN PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
Oleh : Agus Budi Hartanto, S.Pd.
Guru PJOK SD N 1 Paranggupito Wonogiri Jawa Tengah
Agus Budi Hartanto, S.Pd. |
Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga pendidikan dijadikan tolak ukur maju kemajuan suatu bangsa. Diantara tujuan dari pendidikan yaitu mengusahakan supaya tiap-tiap orang sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pakerti dan sebagainya. Sehingga dengan pendidikan dapat tercapai kesempurnaan dan bahagia hidupnya lahir dan bathin, sesuai tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengemukakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya siswa dapat aktif mengembangkan pola pikir dirinya untuk memiliki kekuatan nilai religius, mengontrol diri, jati diri, etika, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Secara luas pengertian pendidikan di lihat dari tujuannya yaitu sebagai sarana untuk mencerdaskan serta mengembangkan potensi dan taraf pola pikir peserta didik. Dengan meningkatnya pola pikir dari setiap siswa maka akan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan lebih aktif dalam menghadapi dunia bermasyarakat. Hal ini dimaksudkan bahwa kesadaran manusia dalam berusaha untuk mewujudkan sistematis pembelajaran yang aktif dan efisien. Kemudian sebagai wadah untuk mengembangkan bakat, menggali potensi diri, mengetahui jati diri serta membekali diri dalam hidup bermasyarakat.
Sekolah merupakan lembaga formal yang di dalamnya mengatur tentang jalanya proses pendidikan yang dilakukan dengan interaksi antara guru (pendidik) dan siswa (peserta didik). Pendidik mempunyai keterkaitan yang erat dengan peserta didik dalam proses pendidikan (Mahfudz:2012:3). Hal ini membawa konsekuensi kepada pendidik untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Seiring dengan tanggung jawab profesional sebagai pendidik dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap pendidik dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, serta tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik (sanjaya,2011:2006).
Mata pelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) merupakan satu mata pelajaram yang diberikan di suatu jenjang sekolah terutama pada jenjang Sekolah Dasar. Mata pelajaran ini termasuk salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertumbuh dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Depdiknas, 2006:131). Mata pelajaran PJOK selalau terkait dengan konsep aktivitas jasmani (physical activities), bermain (play), olahraga (sport), rekreasi, dan dansa. Aktivitas Jasmani adalah seluruh gerak tubuh yang dihasilkan oleh konstraksi otot-otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran energi (energy expenditure) di atas level kebutuhan dasar (Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Menurut Suryobroto (2004:8), tujuan pendidikan jasmani adalah untuk pembentukan anak, yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, dan keterampilan (psikomotorik), sehingga siswa akan dewasa dan mandiri, yang nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena sangat penting dan kompleknya mata pelajaran ini, maka hal ini membawa konsekuensi kepada pendidik (guru) untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Guru PJOK di era global ini dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk selalu berinovasi, berkreasi dengan menyesuaikan perkembangan zaman dengan memanfaatkan berbagai fitur,aplikasi yang modern berbasis Informasi Teknologi agar proses dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Penulis sebagai guru PJOK selalu berusaha maksimal dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara berinovasi dan berkreasi memanfaatkan berbagai media berbasis teknologi. Hal ini dilakukan karena pemanfaatan berbagai media mampu memberikan berbagai kemudahan siswa dalam belajar sehingga meningkatkan motivasinya. Gambaran tersebut dapat dilihat saat penulis sebagai guru PJOK kelas V semester gasal tahun pelajaran 2020/2021 di SD N 1 Paranggupito Wonogiri, tepatnya ketika menyampaikan materi “Permainan Bola kecil”. Alasan penulis menerapkan metode pembelajaran tersebut karena pada saat menyampaikan materi pertemuan pertama masih menjumpai beberapa siswa yang belum mampu menguasai materi dan praktek bermain bola kecil dengan baik dan benar. Beberapa siswa masih kaku dalam mempraktekkan gerakan dengan benar. Hal ini terlihat saat guru meminta seluruh siswa kelas V dengan jumlah 15 anak untuk mempraktekkan gerakan yang benar, terlihat hanya sekitar 78% yang mampu melakukan gerakan hampir sempurna dan mendapatkan nilai rata-85 diatas kkm.Akan tetapi 22% siswa belum mampu melakukan dengan benar sehingga nilainya masih dibawah kkm dan perlu segera diatasi. Melihat kondisi tersebut akhirnya penulis melakukan evaluasi pembelajaran dan menentukan penerapan metode pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan menerapkan metode Reciprocal Learning dan memanfaatkan video pembelajaran sebagai sarana dalam menyampaikan materi.Hal ini dilakukan agar memudahkan siswa dalam memahami, mempelajari teori maupun prakteknya sehingga hasil belajarnya juga meningkat.
Menurut Mosston dan Ashworth, (1994) dalam Dwialih Yuan, (2010: 2) Pendekatan pembelajaran/ metode pembelajaran adalah cara untuk mencapai tujuan belajar yaitu tujuan yang diharapkan tercapai oleh siswa dalam kegiatan belajar. Menurut Suyatno. (2009, 64) Reciprocal Learning merupakan strategi pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa keterampilan-keterampilan meta kognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan permodelan oleh guru.
Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan mengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektik dan efisien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman,dkk., 2002:6) Media juga bisa diartikan sebagai alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (gagne dan briggs dalam Arsyad, 2002:4). .
Sedangkan media video disini merupakan sarana pembelajara yang membantu dalam menyampaikan materi. Video ini merupakan hasil karya penulis sendiri dengan menyesuaikan materi kemudian di buat dengan tampilan yang menarik agar mudah di pahami maupun ditirukan. Pemanfaatan dari media video ini ternyata mampu memudahkan siswa dalam belajar karena bisa dilihat di mana saja dan kapan saja.
Adapun langkah –langkah pembelajaran saat penulis menerapkan metode Reciprocal Learning dengan berbantu media video pembelajaran adalah sebagai berikut: 1). Guru membuat video dan menyiapkan segala sarana prasarana pembelajaran. 2). Guru memulai pembelajaran di awali dengan doa, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran serta proses jalanya pembelajaran yang akan di laksanakan, sekaligus memotivasi dan membimbing siswa dalam melakukan pemanasan. Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi guru memutar video pembelajaran kemudian menjelaskan dan memberikan arahan materi. 3). Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang contoh tehnik-tehnik permainan bola kecil dengan benar. 4). Guru mencontohkan fase persiapan ,fase pelaksanaan,dan fase akhiran dan siswa memperhatikan tiap-tiap fase. 5). Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara bergantian untuk melakukan tehnik bermain bola kecil. 6). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (pengamat dan pelaku). 7). Guru memberi lembar kerja siswa dan menjelaskan tugas masing-masing siswa pada lembar kerja, siswa memperhatikan dan menganalisis lembar kerja dan melakukannya bersama teman sebaya. 8). Siswa melakukan tugas sebagai pengamat, pelaku sesuai dengan lembar kerja masing-masing. 9). Guru menilai dan mengamati proses pelaksanaan. 10). Guru memperhatikan kegiatan tiap kelompok dan mengkoreksi kelompok yang salah serta memperbaikinya. 11). Di akhir pembelajaran guru memberikan penguatan, evaluasi, dan mengajak siswa melakukan pendinginan.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan setiap manusia dalam kehidupan.Belajar tidak harus melatih kemampuan berfikir saja tetapi di perlukan juga pembelajaran tentang fungsi menjaga fisik kesehatan bagi tubuh terutama bagi para siswa yang masih sekolah. Karena apabila tubuh sehat maka akan memudahkan siswa dalam meraih kemampuan atau prestasinya. Seperti penerapan metode pembelajaran di atas ternyata mampu membawa dampak yang positif bagi para siswa karena tercipta suasana pembelajaran yang asyik, aktif, kreatif dan menyenangkan siswa sehingga motivasinya meningkat. Melalui langkah-langkah pembelajaran seluruh siswa mudah dalam menerima dan memahami arahan dari guru sehingga mereka terampil dalam melakukan praktek bermain bola kecil dengan benar. Peningkatan pemahaman dan keterampilan ini mendongkrak peningkatan hasil belajarnya. Pada saat guru mengadakan ulangan praktik kepada seluruh siswa kelas V dengan jumlah 15 anak mereka telah 100% mampu melakukan praktek dengan baik dan benar dengan mendapatkan nilai rata-rata 95 melampaui batas minimal kkm. Selain itu siswa semakin disiplin dan termotifasi dalam belajar maupun mengembangkan bakatnya.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Master Setiawan, narasumber sekaligus pimpinan LKP Matematika Indonesia saat memberikan pelatihan matematika kepada calon tenaga kerja mag...
Tidak ada komentar: