Gandeng 3 Mitra dari Luar Negeri, Rektor Univet Bantara Buka International Conference of Education Issues (ICEI-1) 2022

Print Friendly and PDF

Tampilan layar Pembukaan Webinar International Conference of Education Issues (ICEI-1) 2022.


Gandeng 3 Mitra dari Luar Negeri,  Rektor Univet Bantara Buka International Conference of Education Issues (ICEI-1) 2022

Sukoharjo- majalahlarise.com -Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo, Prof. Dr. Farida Nugrahani membuka acara International Conference of Education Issues (ICEI-1) 2022 bertajuk "Education Challenges is the Era Disruption 5.0 in ASEAN" yang diselenggarakan tim Program Asistensi Mengajar (PAM) SEPAMA Kamboja dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univet Bantara. Selasa (11/10/2021) secara daring melalui zoom meeting.

Narasumber dalam International Conference of Education Issues (ICEI-1) 2022 yang diselenggarakan selama dua hari, Selasa-Rabu (11-12/10/2022) yaitu Dr. Suraiya Chapakia (FATONI UNIVERSITY THAILAND), Moh. Zain Musa, Ph.D (Founder of SEPAMA Cambodia), Makmur Harun, S.AG, M.Let, Ph.D (UPSI Malaysia), Dr. Dewi Kusumaningsih, M. Hum. (FKIP Univet Bantara).

Rektor Univet Bantara, Prof. Dr. Farida Nugrahani, M.Hum dalam sambutan sekaligus membuka acara menyampaikan apresiasi dan merasa bangga terselenggaranya kegiatan webinar intenasional kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri. Selain itu webinar ini mendukung penerapan kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dan Indeks Kinerja Perguruan Tinggi.

Baca juga: Jarpuk Amanah Ummah Laweyan Gelar Motivasi Wirausaha 

"Ketika perguruan tinggi ingin meraih prestasi yang baik, para dosennya harus banyak berkegiatan antara lain kaitan karya ilmiah dan para mahasiswa juga demikian. Kegiatan semacam ini memberikan andil mendukung  kemajuan perguruan tinggi. Selain itu penting bagi kemajuan karir dosen," tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan Univet akan memberikan  dukungan yang lebih besar kepada program studi yang mampu menyelenggarakan kegiatan semacam ini. 

"Insya Allah di dalam rancangan APBD akan kita berikan dana khusus kepada prodi yang mampu menyelenggarakan kegiatan dengan kinerja yang baik. Beliau juga berharap FKIP bisa terus meningkatkan kegiatan semacam ini dan mengembangkan dalam porsi yang lebih luas melibatkan banyak dosen dan mahasiswa.



"Kegiatan ini merupakan embrio yang sangat bagus. Ke depan akan lebih mempererat hubungan silaturahmi antara perguruan tinggi Univet Bantara dengan perguruan tinggi di luar negeri dan mendukung aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan MBKM memiliki pengalaman belajar yang diperoleh dari luar perguruan tinggi lingkup internasional," harapnya.

Sementara itu, Dekan FKIP Univet Bantara, Dr. Singgih Subiyantoro, M.Pd menuturkan webinar Internasional ini diikuti dari empat negara yaitu Thailand, Kamboja, Malaysia dan Indonesia. Masing-masing negara mengirimkan artikel yang akan dipublikasikan dalam bentuk bookchapter nantinya bisa bernilai internasional.

"Kita tawarkan juga kepada mahasiswa Indonesia, FKIP Univet juga guru-guru di Indonesia ternyata  mendapatkan tanggapan yang bagus, akhirnya muncul 11 artikel dari luar negeri dan 30 artikel  dari beberapa kampus di Indonesia. Secara target sudah terpenuhi. Peserta webinar lebih dari 275 peserta," ungkapnya.

Baca juga: SMP Negeri 8 Surakarta Gelar Pelepasan Guru Purna Tugas dan Alih Tempat Tugas

Dijelaskan pula, hari ini dilaksanakan seminar pemaparan narasumber dari empat negara sedangkan hari kedua presentasi dari para pemakalah. Pengumpulan luaran ditunggu panitia sampai pertengahan bulan ini. 

Luaran ada dua yaitu internasional bookchapter dan jurnal nasional. Internasional bookchapter bernilai internasional 15 KUM, sedangkan jurnal nasional  difasilitasi dengan 11 jurnal FKIP  terakreditasi Sinta 4 dan 5.

"Kegiatan ini juga untuk memfasilasi sembilan mahasiswa FKIP dari tiga prodi yaitu Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Prodi Teknologi Pendidikan mengikuti Program Latihan Persekolahan (PLP)  di SEPAMA KAMBOJA" ujarnya. 

Salah satu narasumber Webinar Internasional, Dr. Dewi Kusumaningsih, S.S, M.Hum menyampaikan tentang topik Indonesia menjawab tantang pendidikan berkualitas di era 5.0 terlebih adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia maupun di Asean. Pihaknya mengangkat MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) sebagai jawaban tantangan era society 5.0 dari Indonesia. Sementara dari Thailand, Kamboja dan Malaysia memiliki sudut pandang sendiri.

"Kita semua terhenyak waktu tahun 2020 sampai 2021 hingga 2022 ini percepatan kurikulum luar biasa dengan terobosan inovasi dari pak Menteri yang mengadaptasi kondisi lingkungan belajar di Indonesia. Tingkatan perkembangan kurikulum di Indonesia sangat cepat,  tahun 2022 ini Indonesia sedang menggunakan kurikulum merdeka dengan tujuan untuk pemulihan pendidikan," paparnya. (Sofyan)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top