Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana dan Prokes Masyarakat Disabilitas di Desa Jeblog oleh Mahasiswa KKN Univet

Print Friendly and PDF

Yulham Edhi Sabto Aji saat foto bersama usai kegiatan sosialisi.

Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana dan Prokes Masyarakat Disabilitas di Desa Jeblog oleh Mahasiswa KKN Univet

Klaten- majalahlarise.com -Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia kini semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah kasus perhari yang semakin banyak pula. Virus Covid-19 memang belum diketahui penyebabnya. Tetapi masyarakat harus tetap berusaha menjaga dan menghindarkan diri dari virus tersebut dengan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menjauhi kerumunan.

Pandemi Covid-19 ini tidak menghalangi mahasiswa dalam menunaikan Tri Darma Perguruan Tinggi. Yulham Edhi Sabto Aji, Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan KKN Era Covid-19 di Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten selama 45 hari. 

Berbeda dengan KKN pada umumnya, kegiatan KKN Era Covid-19 dilaksanakan secara mandiri dengan bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Dalam kegiatan KKN terdapat beberapa program kerja salah satunya yaitu melakukan kegiatan pencegahan Covid-19.

Yulham Edhi Sabto Aji Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo bersama sekelompok Mahasiswa KKN UNS menyelenggarakan Sosialisasi pengurangan resiko bencana dan prokes Masyarakat disabilitas di Desa Jeblog. Sabtu, 21 Agustus 2021 bertempat di Gazebo Taman Nglorog Rejo Dukuh Ngumbul Desa Jeblog, Karanganom, Klaten. 

Pertemuan ini menghadirkan pembicara, Ketua Perkumpulan SCI Korban Gempa Klaten, Jepang Supriyadi. Dalam sosialisasi tersebut dihadiri oleh masyarakat penyandang disabilitas beserta pendampingnya dan juga Kader di Desa Jeblog. 

Indonesia sebagai Negara dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi dikarenakan posisi geografisnya dan tingkat risiko bencana yang tinggi pula dikarenakan kepadatanan penduduknya, sudah seharusnya memperhatikan tingkat keselamatan tiap warga negara dalam upaya penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. 


Baca juga: Kembangkan Kreativitas Anak dalam Pembuatan Tempat Pensil dari Kaleng Bekas

Dalam UURI Penanggulangan Bencana, penyandang disabilitas diatur untuk mendapat perhatian khusus dan prioritas dalam upaya penanggulangan risiko bencana (pasal 55 ayat 1), namun lebih lanjut tidak terdapat penjelasan mengenai upaya penanganan penyandang disabilitas padahal mereka harus diperlakukan khusus dikarenakan keterbatasannya. 

Dalam sosialisasi tersebut bapak Jepang Supriyadi mengajarkan bagaimana mengenai manajemen resiko bencana (pra, tanggap darurat, pasca bencana) dan penentuan sarana prasarana bencana apa saja yang dibutuhkan untuk masyarakat penyandang difabel. Para difabel pun diajarkan bagaimana menggunakan apa dan ke arah mana mereka harus menyelamatkan diri saat terjadi bencana. 

"Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan,setidaknya dua hal besar,pertama,infrastuktur (tim tanggap bencana,arsitektur ramah difabel) dan edukasi bencana," terang dalam buku Jurnal Administrasi Publik Volume 3.

Tim tanggap bencana sebenarnya berasal dari orang-orang terdekat, tetangga, atau keluarga. Sehingga masyarakat dapat mengurangi kematian dan menawarkan respon yang lebih manusiawi dan inklusif ketika bencana.

"Saya dan mahasiswa UNS juga memberikan penyuluhan tentang prokes covid-19 yaitu 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menjauhi kerumunan.  Kami juga mengajak para difabel untuk tidak takut untuk divaksin," terang Yulham Edhi Sabto Aji kepada majalahlarise.com.

Lebih lanjut dikatakan, untuk meyakinkan mereka Bapak Jepang Supriyadi juga memberikan edukasi kepada para masyarakat difabel desa Jeblog tersebut tentang vaksinasi untuk para penyandang disabilitas. (Sofyan)


Baca juga: Mahasiswa KKN Univet Lakukan Proker Sosialisasi Pentingnya Pencegahan  Covid-19


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top