Prodi Ilmu Komunikasi FISH Univet Bersama BNN Kota Surakarta Gelar Workshop Toxic Relationship How to Cope with...

Print Friendly and PDF

Narasumber Rini Setyowati, S.Psi, M.Psi Psykologist (Dosen Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta) saat memaparkan materi.


Prodi Ilmu Komunikasi FISH Univet Bersama BNN Kota Surakarta Gelar Workshop Toxic Relationship How to Cope with...

Sukoharjo- majalahlarise.com -Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surakarta menyelenggarakan Workshop bertajuk "Toxic Relationship... How to Cope with..." menghadirkan narasumber David H. A. Hutapea, S.H, M.Si (Kepala BNN Kota Surakarta), Dr. Joko Suryono, M.Si (Dosen Ilmu Komunikasi Univet Bantara Sukoharjo), Rini Setyowati, S.Psi, M.Psi Psykologist (Dosen Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta) dengan moderator Hariyanto, S.Sos, M.Ikom. Bertempat di ruang seminar gedung H lantai 3. Jumat (10/11/2023).

Sebelum pemaparan materi workshop dilaksanakan penandatanganan naskah kerjasama MoU oleh Dekan FISH Univet Bantara Sukoharjo Dr. Yoto Widodo, M.Si dengan Kepala BNN Kota Surakarta David H. A. Hutapea, S.H, M.Si.

Dekan FISH Univet Bantara Sukoharjo, Dr. Yoto Widodo, M.Si menyampaikan kegiatan yang baru pertama dilakukan ini tindak lanjut dari mahasiswa yang magang di BNN Kota Surakarta selama 2 sampai 3 bulan. Kerjasama dengan BNN Kota Surakarta tidak hanya pada kegiatan ini tetapi ada kegiatan susulan yang lebih besar melibatkan tingkat universitas.

Penandatanganan naskah kerjasama MoU oleh Dekan FISH Univet Bantara Sukoharjo Dr. Yoto Widodo, M.Si dengan Kepala BNN Kota Surakarta David H. A. Hutapea, S.H, M.Si.


Baca juga: Upacara Peringatan Hari Pahlawan dan Ziarah Nasional SMP Negeri 8 Surakarta 

"Workshop ini memberikan pengetahuan tentang narkoba dan bahayanya. Terlebih mahasiswa masih dalam usia labil dan berkembang. Sehingga besar kemungkinan bisa terpengaruh kalau berteman yang tidak baik," terangnya.

Lebih lanjut pihaknya berharap adanya workshop ini mahasiswa dapat menyikapi tentang bahaya narkoba. Selain itu mampu memilih teman yang baik untuk menunjang kehidupannya ke depan lebih baik.

"Berteman boleh memang kita anjurkan apalagi punya networking yang luas. Hal-hal yang menjurus ke hal negatif perlu diatasi," ungkapnya.

Dalam pemaparan materi, narasumber David H. A. Hutapea menjelaskan pola pergaulan sangat mempengaruhi seseorang terpengaruh mengkonsumsi narkoba terutama pergaulan hedonisme yang memiliki tagline muda poya-poya, tua kaya raya, mati masuk surga. Tagline ini yang mudah mempengaruhi pada generasi muda. 

"Jika punya pasangan pengguna narkoba lebih baik ditinggalkan karena perilaku akan berubah. Pengguna narkoba itu memanipulasi pikiran untuk kepentingan sendiri. Selain itu memiliki paranoid tinggi atau bawaannya curiga yang mengarah pada halusinasi yang dapat membahayakan orang lain," ungkapnya.

Pihaknya berpesan kepada mahasiswa untuk menjauhi narkoba karena dapat merusak masa depannya.

Sementara itu narasumber Rini Setyowati, S.Psi, M.Psi memaparkan ketika seseorang berhubungan dengan orang lain terjadi toxic menyadari hubungan tidak sehat langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan mengakhiri hubungan dengan pertimbangan tertentu, kemudian action mencoba menjauh dari pasangannya dan menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan lain. Setelah benar-benar lepas dari toxic menjaga jarak dengan kelompoknya.

"Solusi agar tidak terjadi toxic relationship dengan menemukan akar permasalahan penyebab toxic kemudian sepakat keluar dari hubungan tidak sehat, berusaha bersama-sama Membangun hubungan sehat dengan menjaga komunikasi saling percaya berempati mencoba memahami pasangannya. Ini harus dilakukan oleh pasangan tidak salah satu, karena ini hubungan interaksi," jelasnya.

Narasumber Dr. Joko Suryono mengatakan mahasiswa sangat mudah terpengaruh pergaulan negatif yang dapat merusak masa depannya bahkan mudah sekali terpengaruh menggunakan narkoba. Sehingga mahasiswa harus mampu memilih teman pergaulan yang bisa membawa masa depan cemerlang.


"Prodi Ilmu Komunikasi memiliki komunitas untuk pengembangan diri dan ketrampilan seperti komunitas fotografi, jurnalistik, radio kampus, komunitas televisi yang bisa dimanfaatkan mahasiswa membangun pergaulan positif agar terhindar dari pergaulan bebas yang mengarah pada penyalahgunaan narkoba," ucapnya. (Sofyan)

Baca juga: Kembangkan Inovasi dan Peningkatan Penjualan Melalui Marketplace, Tim Dosen DKV ISI Surakarta Dampingi UMKM


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top