PROYEK KARAKTER KUATKAN PENILAIAN OTENTIK

Print Friendly and PDF

PROYEK KARAKTER KUATKAN PENILAIAN OTENTIK

Oleh : Sujarwo, S.Pd

Guru SD Negeri 2 Giritirto Wonogiri Jawa Tengah

Sujarwo, S.Pd


       Proses pendidikan memiliki tujuan mengembangkan potensi dan kecerdasan manusia, agar siap menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Dapat dikatakan bahwa, sudah menjadi suatu keharusan jika proses pendidikan dapat melahirkan insan yang memiliki ketrampilan hidup, baik hard skill maupun soft skill. Oleh karena itu pemerintah senantiasa melakukan pembenahan dalam praktik pendidikan di sekolah, termasuk perbaikan dalam penilaian hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran di sekolah, siswa tidak hanya dinilai dari aspek pengetahuan, melainkan juga aspek sikap dan keterampilan. Hal ini diterapkan agar anak memiliki kemampuan yang komprehensif, dalam memahami semua disiplin ilmu yang diajarkan. Sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata secara baik. Telah dikembangkan sebuah sistem penilaian, yang dikenal dengan penilaian otentik. Berupa penilaian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi peserta didik yang sebenarnya, sesuai dengan fakta atau kenyataan yang ada. Penilaian yang dilakukan mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan selama maupun setelah proses pembelajaran berlangsung (Dewa, 2019). 

       Ketercapaian tiga kompetensi tersebut, seharusnya menjadi umpan balik bagi guru untuk selalu bekerja keras dalam berinovasi pada pembelajaran. Salah satu inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah, dengan memberikan proyek karakter. Proyek karakter termasuk dalam penilaian mandiri tidak terstruktur. Penilaian ini dapat diterapkan oleh guru di kelas, ataupun kepala sekolah untuk semua siswa. Melalui pemberian satu tugas karakter yang harus dilakukan siswa dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, bulan pertama guru atau kepala sekolah memberikan proyek karakter suka menolong. Maka selama sebulan, siswa harus melakukan tindakan tolong menolong dengan orang lain dalam hal kebaikan. Intrumen penilaian yang dilakukan, dengan membagikan daftar penilaian berisi kolom kosong. Nantinya akan diisi siswa saat sudah melakukan tindakan menolong orang. Sebagai bentuk validasi, dapat disertakan kolom paraf orang tua atau guru. 

       Inovasi atau perbaruan dalam pengelolaan pembelajaran, termasuk penilaian. Banyak hal dapat dilakukan guna menunjang proses dan hasil pembelajaran siswa. Konsekuensi penilaian otentik adalah, guru harus bekerja lebih keras, memerhatikan masalah kehidupan di sekitarnya, mengembangkan soal untuk penilaian, dan memeriksa jawaban peserta didik yang belum tersedia melalui program komputer. Kesabaran dan kepedulian terhadap hasil belajar peserta didik yang lebih baik, merupakan kepuasaan dan kebanggaan bagi guru. Dalam penilaian otentik ini, kedudukan guru menjadi semakin penting.

       Adapun karakter yang bisa dijadikan proyek sangat beraneka ragam. Di antaranya religius, nasionalisme, mandiri, suka menolong, berbakti kepada orang tua, sopan, murah senyum, jujur, dan sebagainya. Proyek karakter ini juga bisa disesuaikan dengan momen tertentu. Misalnya saat Agustus, maka proyek karakter yang dilakukan adalah nasionalisme. Daftar penilaian yang dibagikan dapat dimodifikasi menjadi daftar cek. Meliputi memasang bendera di depan rumah, mengikuti upacara bendera di sekolah, ikut kerja bakti memasang umbul-umbul di lingkungan RT, ataupun mengikuti lomba Agustusan. Hal ini dapat mendorong lahirnya tindakan dan nilai-nilai baru yang tertanam dalam diri siswa. Program ini tentu memerlukan kerja sama yang baik antar pihak. Contohnya guru atau sekolah dengan orang tua siswa, agar terjadi kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama. Kegiatan ini tentu dapat menguatkan penilaian otentik yang dilakukan guru. Utamanya aspek sikap dan keterampilan. Hal ini juga sejalan dengan amanat Mendikbud Nadiem Makarim, yang mendeklarasikan pendidikan karakter guna terwujudnya profil Pelajar Pancasila. 

       Kesimpulannya, pemberian proyek karakter pada penilaian tidak terstruktur pada kegiatan agustusan di kelas IV SD Negeri 2 Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 terbukti meningkatkan kualitas belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa, kegiatan belajar mengajar menjadi lancar dan lebih berkualitas. Terbukti dari 10 siswa, semuanya (100 persen) dapat mengakses pembelajaran dengan baik dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Secara umum, pemberian proyek karakter pada penilaian tidak terstruktur pada kegiatan agustusan dapat meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar sebanyak 78%.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top