 |
Mahasiswa saat melakukan observasi dan pemotretan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. |
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univet Bantara Terjun ke Yogyakarta untuk Hunting Jurnalistik Bertema Sejarah dan Budaya
Sukoharjo – majalahlarise.com – Mahasiswa semester IV kelas 4A Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) menggelar kegiatan praktik lapangan bertajuk Hunting Jurnalistik Historical Yogyakarta pada Kamis (12/6/2025). Kegiatan ini merupakan implementasi dari mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik yang difokuskan pada penguatan keterampilan mahasiswa dalam melakukan peliputan berita secara langsung di lapangan.
Kegiatan berlangsung sejak pagi hingga sore hari dengan dua lokasi utama yang dipilih sebagai objek peliputan, yaitu Museum Sonobudoyo yang menyimpan berbagai artefak budaya Jawa, serta kawasan Malioboro yang dikenal sebagai pusat keramaian dan ikon kota Yogyakarta. Di kedua tempat ini, mahasiswa berperan seolah-olah sebagai jurnalis profesional yang sedang menjalankan tugas peliputan.
Dr. Betty Gama, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik sekaligus Wakil Dekan FISH Univet, menjelaskan kegiatan ini bertujuan memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam menggali, mengolah, dan menyusun informasi menjadi berita.
 |
Mahasiswa saat melakukan wawancara dengan salah satu pedagang kaki lima di Malioboro. |
"Hari ini kami mengajak mahasiswa langsung ke lapangan untuk melakukan hunting jurnalistik. Ini bukan sekadar jalan-jalan, tapi mereka benar-benar kita tugaskan untuk mencari berita yang berkaitan dengan budaya dan sejarah, dengan lokasi utama di Museum Sonobudoyo dan kawasan Malioboro," ungkap Dr. Betty saat ditemui di sela kegiatan.
Ia menambahkan, mahasiswa diminta untuk menerapkan teknik-teknik jurnalistik yang telah dipelajari di kelas, mulai dari observasi, wawancara dengan narasumber, dokumentasi foto, hingga penyusunan naskah berita. "Kami ingin mereka merasakan bagaimana menjadi wartawan sungguhan, mulai dari turun ke lokasi, memilih angle berita, mewawancarai tokoh atau pengunjung, lalu menyusun berita yang siap tayang," jelasnya.
Dekan FISH Univet Bantara, Dr. Yoto Widodo, turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, praktik seperti ini sangat penting untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman nyata, bukan hanya teori yang diperoleh di dalam kelas.
 |
Dosen dan mahasiswa saat foto bersama. |
"Kalau di dunia sekolah mungkin dikenal dengan istilah outing class. Di perguruan tinggi seperti kita, kegiatan seperti ini lebih dari sekadar kunjungan. Ini adalah pelatihan langsung, mahasiswa dilibatkan dalam proses jurnalistik secara utuh. Mereka mengasah kepekaan, keterampilan wawancara, sekaligus memahami pentingnya nilai berita," tutur Dr. Yoto.
Ia juga berharap agar kegiatan hunting jurnalistik seperti ini dapat menjadi agenda rutin. "Harapannya, mahasiswa dapat menerapkan teori jurnalistik dalam realitas lapangan. Mereka harus peka terhadap lingkungan, bisa menemukan isu menarik, dan mengolahnya menjadi karya jurnalistik yang bermutu."
Di lapangan, para mahasiswa tampak antusias mengamati berbagai koleksi di Museum Sonobudoyo. Beberapa di antara mereka melakukan wawancara dengan petugas museum, pengunjung, hingga pedagang di sekitar Malioboro. Aktivitas liputan ini didampingi oleh dosen pendamping serta tim praktisi jurnalistik.
Salah satu mahasiswa peserta, Chika, mengungkapkan rasa senangnya bisa terlibat langsung dalam kegiatan ini. "Saya senang banget karena bisa belajar langsung mengenai budaya Jawa dari zaman dahulu. Kami melihat artefak-artefak unik, karya seni, dan juga belajar langsung dari narasumber. Ini bukan hanya tugas kuliah, tapi pengalaman yang membuka wawasan," ungkap Chika.
Ia juga menyampaikan pesan bagi teman-teman sesama mahasiswa Ilmu Komunikasi. "Sebagai mahasiswa komunikasi, kita tidak hanya harus bisa bicara atau menulis, tapi juga memahami konteks budaya bangsa sendiri. Dari situ, karya jurnalistik kita bisa lebih bermakna dan mendidik," ungkapnya.
Dosen praktisi jurnalistik sekaligus pendamping kegiatan, Sofyan Yuli Antonius, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai bentuk implementasi pembelajaran berbasis pengalaman. Ia menilai mahasiswa telah dibekali dengan teori dasar jurnalistik yang cukup kuat, sehingga saat diterjunkan ke lapangan dapat langsung praktik.
“Sebelumnya mahasiswa sudah kami bekali dengan materi teknik peliputan, seperti observasi, wawancara, pengambilan foto, serta pencarian referensi atau literatur yang relevan. Kini, saatnya mereka menerapkan ilmu tersebut secara langsung. Harapannya, hasil kegiatan ini adalah karya jurnalistik berupa berita yang layak dibaca dan sesuai kaidah jurnalistik,” terangnya.
Menurut Sofyan, kegiatan hunting jurnalistik ini juga dapat menjadi pintu awal bagi mahasiswa yang ingin menekuni dunia media, baik cetak, penyiaran, maupun digital. “Kami berharap ini jadi pengalaman yang melekat dan mendorong mereka lebih aktif serta percaya diri dalam menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk sinergi antara teori akademik dan praktik lapangan dalam pembelajaran Ilmu Komunikasi, khususnya di bidang jurnalistik, dengan harapan mencetak lulusan yang siap terjun di dunia kerja secara profesional dan berintegritas. (Sofyan)
Baca juga: Pinsar Indonesia Gelar Koordinasi Perunggasan Se-Pulau Jawa untuk Perbaiki Harga Livebird
Tidak ada komentar: