Posted by CB Magazine on Kamis, 12 Juni 2025 |
News
 |
Koordinasi Perunggasan Se Pulau Jawa, dalam rangka perbaikan Harga livebird (LB), bersama Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dan DIRBITPRO – PKH , Kementerian Pertanian 2025. |
Pinsar Indonesia Gelar Koordinasi Perunggasan Se-Pulau Jawa untuk Perbaiki Harga Livebird
Solo- majalahlarise.com -Koordinasi Perunggasan Se Pulau Jawa, dalam rangka perbaikan Harga livebird (LB), bersama Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dan DIRBITPRO – PKH , Kementerian Pertanian 2025, digelar di Hotel Lor Inn Solo Kamis 12 Juni 2025. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 anggota Pinsar se Indonesia.
Wakil Ketua Umum Bidang Broiler Pinsar Indonesia, Pardjoeni, mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk membuat komitmen bersama guna mengembalikan harga LB ke atas Harga Pokok Produksi (HPP).
“Sejak dua bulan terakhir, LB terus mengalami penurunan, menyebabkan peternak merugi,” katanya Kamis (12/6/2025).
Pardjoeni mengemukakan, bahwa kesepakatan telah dicapai untuk mengurangi produksi pada bulan ini agar harga dapat meningkat pada bulan depan.
“Target harga yang disepakati adalah Rp 16.000 per kilogram, meskipun harga saat ini sempat mencapai Rp 14.000 per kilogram. Standar harga yang ideal adalah di atas HPP, yaitu sekitar Rp 18.000 per kilogram,” ucapnya.
Lebih lanjut Pardjoeni menjelaskan,hasil dari acara ini akan disampaikan kepada pemerintah agar mendapat pengawalan.
“Harapan kami pemerintah dapat memperhatikan kondisi peternak dan masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil,” jelasnya.
Pardjoeni menambahkan bahwa peternak-peternak di daerah agar dapat tetap tumbuh dan berkembang.
“Ditahun 2027 nanti, peternak masih bisa menikmati kue yang ada di perunggasan ini. Karena pembagian budidaya itu memang porsinya sudah ada pengaturannya,” tandasnya.
Sementara itu, Dirbitpro PKH Kementan, Hary Suhada, menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa mengintervensi soal harga livebird ini.
"Kami hanya sebagai fasilitator dan motivator saja," katanya.
Meskipun demikian, pihaknya memiliki harga pokok produksi sebesar Rp 17.000 dan harga dari Badan Pangan Nasional di atas Rp 20.000.
Dengan kesepakatan ini, Pinsar Indonesia dan Kementerian Pertanian berharap dapat menciptakan industri perunggasan yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi peternak. Semoga upaya ini dapat membawa dampak positif bagi industri perunggasan dan peternak di Indonesia. (Ags/ Sofyan)
Baca juga: Tim Mahasiswa MBKM FSRD ISI Surakarta Dorong Para Orang Tua Untuk Melek Bisnis Digital Lewat Platform TikTok
Tidak ada komentar: