Uniknya Murid SD Muhammadiyah PK Kottabarat Rayakan Hari Batik Nasional

Print Friendly and PDF

Murid kelas III membuat desain motif batik daerah dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.


Uniknya Murid SD Muhammadiyah PK Kottabarat Rayakan Hari Batik Nasional

Solo- majalahlarise.com -Pemandangan berbeda terlihat di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Tidak hanya mengenakan baju batik, sejumlah 82 murid kelas III membuat desain motif batik daerah dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Senin (2/10/2023).

Berdasarkan surat edaran dari Sekretaris Daerah Kota Surakarta No.KA.01.03/405/2023 tentang Pemakaian Baju Batik dalam Rangka Memperingati Hari Batik Nasional tahun 2023, seluruh warga SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta mengenakan baju batik nasional untuk memperingatinya.

Muhamad Arifin, selaku Waka Kesiswaan dan Sarpras, mengungkapkan, tujuan pemakaian baju batik ini untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.

Baca juga: Beragam Produk Eco Print Hasil Binaan PPK ORMAWA HIMA DKV ISI Surakarta Dipajang Event Makam Bergola Fair di Serengan, Surakarta

"Seperti kita ketahui, ada historis dan perjuangan yang sangat panjang UNESCO menetapkan Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober 2009. Sepatutnya, kita sebagai warga Indonesia selalu berupaya menjaga warisan budaya dengan hal-hal yang sederhana yang bisa kita lakukan," imbuhnya.

Kegiatan mendesain motif batik nasional diawali dengan penayangan video pengenalan jenis dan motif batik daerah. Para murid diajak berinteraksi mengidentifikasi desain motif batik tiap daerah yang ada di Indonesia.

Tahap berikutnya, guru membagikan kerangka desain motif batik nasional. Desain motif batik yang dihadirkan antara lain batik kawung, batik papua, dan batik megamendung. Dengan arahan dari guru, para murid mulai berkreasi dan berkreativitas membubuhkan pola garis di atas kertas soft cover.

Selanjutnya, murid memberikan sentuhan warna di atas pola garis yang telah selesai dibuat. Kombinasi warna yang dibubuhkan sesuai dengan ide kreasi para murid. Alat warna yang dipakai bisa menggunakan pensil warna, krayon, atau spidol.

Koordinator kelas III, Ratih Laila Rahmawati, menyampaikan kegiatan mendesain motif batik ini selaras dengan materi pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), yaitu membuat karya seni dekoratif.

"Pembelajaran dengan praktik langsung memiliki kelebihan di antaranya murid terlibat secara aktif dan dapat mengaplikasikan materi yang diajarkan guru secara langsung. Kami juga akan memilih tiga karya terbaik dari hasil desain motif batik yang dibuat murid untuk diberi hadiah dan diserahkan di hadapan murid yang lain," imbuhnya.

Salah satu murid kelas III, Hafa Kalila Prasetya, menyampaikan kegembiraannya dapat mengikuti kegiatan mendesain motif batik nasional.

"Kita tidak hanya dibebaskan untuk berkreasi, tetapi juga diberi pengetahuan tentang beragam jenis motif batik yang ada di Indonesia. Sebagai pelajar, sudah saatnya kita mempertahankan warisan budaya agar kelestarian dan keberadaan batik semakin dikenal luas," pungkasnya. (Sofyan)

Baca juga: Dosen UNISRI Mendapatkan Hibah PKM dalam Pengelolaan Sampah di Jalur Tol Soker Wonorejo Karanganyar


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top