Edukasi Pengelolaan Sampah Sejak Dini, SD Muhammadiyah PK Banyudono Adakan PPL ke Bank Sampah

Print Friendly and PDF

Siswa kelas V SD Muhammadiyah PK Banyudono saat menerima penjelasan di Bank Sampah Margosaras, Klaten. 


Edukasi Pengelolaan Sampah Sejak Dini, SD Muhammadiyah PK Banyudono Adakan PPL ke Bank Sampah

Boyolali- majalahlarise.com -Sampah saat ini menjadi permasalahan kita bersama. Carut marut dalam pengelolaan sampah masih belum sepenuhnya dapat terselesaikan dengan baik. 

Hal ini yang melatarbelakangi pelaksanaan Program Pembelajaran Lapangan (PPL) kelas V SD Muhammadiyah PK Banyudono dilaksanakan di Bank Sampah Margosaras, Klaten. Kegiatan PPL diikuti sebanyak 80 siswa dan 5 guru pendamping. Senin (25/9/2023).

Dalam pelaksanaan PPL ini, siswa dikenalkan apa itu sampah dan bagaimana kita bisa mengelola sampah agar dapat bernilai ekonomis dan bermanfaat.

Iswadi, selaku ketua Bank sampah Margosaras menjelaskan sampah adalah sisa konsumsi kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia atau proses alam yang sudah tidak berguna lagi.

Selain itu, Iswadi juga menjelaskan bagaimana Bank Sampah Margosaras mengelola sampah dimasyarakat. Mulai dari pemilahan sampah dimulai dari rumah, penimbangan, pencatatan, hingga pengelolaan sampah menjadi barang guna ulang.

Siswa praktik membuat gantungan kunci dengan bahan dasar sedotan bekas.


Baca juga: UHW Perbanas Surabaya Terima 26 Mahasiswa Beasiswa Putra Daerah Siak Provinsi Riau

"Bank sampah Margosaras dalam sehari-hari melakukan pengelolaan sampah mulai dari pemilahan sampah yang sudah dilakukan dari rumah-rumah, lalu ditimbang dan dicatat di bank sampah agar menjadi barang bernilai guna," jelasnya.

Setelah siswa diberikan penjelasan dari pengelola Bank sampah siswa dibagi menjadi 3 kelas pembelajaran yaitu kelas pemilahan dan penimbangan, kelas kompos, dan kelas kreasi pengelolaan sampah.

Kelas pemilahan dan penimbangan, siswa dijelaskan bagaimana proses pemilihan dan penimbangan sampah. Sampah dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sampah organik, plastik, kertas, dan logam/kaca. Setelah dilakukan pemilahan, dilakukan penimbangan dan dilanjutkan ke pencatatan. 

Di kelas pengomposan, siswa diajarkan bagaimana cara membuat kompos sederhana. Siswa dijelaskan bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan kompos. Yaitu, sampah hijau (daun segar), sampah coklat (daun kering), tempe sebagai bahan pengurai alami, bawang merah, nanas, gula, dan air.

Di kelas kreasi pengelolaan sampah, siswa diajarkan membuat kreasi gantungan kunci dari bahan dasar sedotan bekas. Siswa praktik membuat gantungan kunci dengan bahan dasar sedotan bekas dan alat sederhana mulai dari gunting sebagai alat potong dan lem tembak.

Ustadzah Lienda, selaku koordinator kelas V menjelaskan harapan dari kegiatan PPL ini agar siswa lebih peduli terhadap lingkungan. Menanamkan kepedulian lingkungan harus dari sejak dini. 

"Harapan dari kegiatan ini, siswa dapat lebih peduli terhadap lingkungan. Karena, menanamkan kepedulian lingkungan harus dimulai dari dini," ujarnya.

Aini, salah satu peserta kegiatan PPL ini juga mengungkapkan perasaan senang karena mendapat pengalaman baru dan pengetahuan baru mengenai sampah.

"Alhamdulillah senang, karena dapat pengalaman baru dan ilmu baru mengenai sampah," ungkapnya.

Aini juga mengajak kepada teman-temannya untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Agar bumi ini bisa menjadi lebih baik dari saat ini.

"Saya mengajak diri saya sendiri dan teman-teman saya untuk lebih peduli lingkungan. Agar, bumi kita ini bisa lebih baik," ajaknya.(Sofyan)

Baca juga: DKV ISI Surakarta Siap Ajukan Akreditasi Internasional Lewat Inisiasi Kunjungi UK Petra dan UPN Veteran Jawa Timur


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top