Memantik Berbahasa dan Berbudaya Santun untuk Multigenerasi NKRI

Print Friendly and PDF

Memantik Berbahasa dan Berbudaya Santun untuk Multigenerasi NKRI 

Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa


Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum


"Kawan, berbahasa dan berbudaya yang santun merupakan perwujudan jati diri yang harus diwujudkan untuk dapat memanusiakan manusia dalam berbagai konteks kehidupan, baik dalam dunia maya maupun dunia nyata"


"Ajining diri gumantung ing lati, ajining raga gumantung ing busana" ‘Harga diri kita bergantung pada ucapan, harga diri tubuh kita bergantung pada pakaian yang dipakai’. Falsafah jawa ini tentu sangat relevan dengan konteks kehidupan yang saat ini kita jalani. Hidup dalam kebhinekaan tentu harus dapat menyesuaikan dan beradaptasi dengan lingkungan yang membersamai kesemestaan kehidupan kita. Keberagaman bahasa dan budaya akan menjadi pemantik dalam berkomunikasi verbal dan nonverbal. Penyampaian informasi, kritik, saran, dan juga ide gagasan memiliki teknik dan cara yang santun serta berprinsip pada kesantunan berbahasa dan berbudaya secara individu dan kelompok. Pengelompokan tersebut sangat bergantung pada dimensi tujuan, ruang, dan waktu dalam berkomunikasi.

  Kemampuan berbahasa seseorang sangat didukung dengan kekayaan reportoar bahasa dan literasi yang sinergis dan komprehensif. Kekuatan bahasa dan budaya yang santun akan membuka ruang-ruang kesemestaan untuk pengembangan diri secara berkelanjutan. Hal terbaik dan terpenting dalam kehidupan bermasyarakat harus dapat mengkomunikasikan ide dan gagasan secara periodik. Komitmen untuk dapat memantik semangat untuk belajar dan membelajarkan diri dalam berbagai kategori dapat diwujudkan melalui berbagai pola pengembangan dan sosialisasi diri secara komprehensif. Dalam diri multigenerasi NKRI memiliki sikap positif dan kemampuan berkomunikasi terhadap Masyarakat dengan segala model komunikasi dan budaya yang santun dalam segala konteks kehidupan.

       Multigenerasi NKRI harus dibekali dengan karakter budi pekerti yang baik, bahasa,  dan budaya  santun dalam berbagai konteks komunikasi verbal dan nonverbal. Keterampilan abad XXI dan enam literasi dasar harus diberikan kepada multigenerasi NKRI. Semangat untuk terus memberikan kontribusi virus-virus positif kepada seluruh multigenerasi NKRI harus dilakukan secara bertahap dan periodik. Kekuatan  diri  bagi multigenerasi NKRI untuk terus belajar dan membelajarkan diri menjadi titik temu pengembangan profesionalitas bagi multibidang dan multigenerasi NKRI. Semangat untuk berbudaya santun dan menyebarkan virus-virus positif untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik, benar, dan santun akan dapat menjadi teladan komunikasi yang santun untuk dapat menghormati, menghargai, dan memanusiakan manusia secara komprehensif.

  Keberadaan multigenerasi NKRI sebagai calon pemimpin masa depan harus diberikan teladan yang baik, benar, dan santun dalam berbagai bidang keilmuan. Hal ini harus dilakukan dalam berbagai trobosan dengan berbagai perubahan dan adaptif. Sikap adaptif untuk berani berubah agar terus dapat bergerak dan menggerakkan semua sumber daya manusia yang unggul, kreatif, produktif, dan inspiratif. Berbagai upaya pengembangan diri yang terus bersinergi dalam kegiatan akademik dan non akademik harus dapat dilakukan secara beragam dan inovatif. Keberagaman ide yang disampaikan dengan teknik komunikasi yang baik dan santun akan memberikan dampak kebaikan dan keunggulan sebagai pembeda multigenerasi NKRI pada abad XXI.

  Perubahan dan perkembangan zaman berbasis teknologi menjadi salah satu pedoman dasar untuk dapat direalisasikan  sebagai kawan bukan sebagai lawan. Oleh karena itu, orang tua, guru, dosen, praktisi, berbagai komunitas serta penggiat literasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca)  di istana arfuzh ratulisa tercinta. Kehebatan multigenerasi NKRI untuk menjadi virus-virus positif untuk menyosialisasikan keterampilan berbahasa dan berbudaya santun untuk seluruh masyarakat NKRI harus terus dilakukan secara terus-menerus.  Berbagai strategi dan teknik penguatan dan pengembangan diri harus dilatihkan kepada multigenerasi melalui berbagai kegiatan pengembangan kompetensi hard skill dan soft skill secara berkelanjutan. Hasil yang dicita-citakan dan direncanakan harus diperjuangkan untuk diwujudkan secara bertahap dan berkelanjutan.

Upaya untuk terus memantik semangat multigenerasi NKRI dalam berbagai keterampilan untuk terus belajar, berpikir, dan keterampilan hidup akan menjadi mercusuar yang diteladani oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Evaluasi diri harus terus dilakukan oleh semua pihak, baik orang tua, guru, dosen, masyarakat, penggiat literasi, dan semua unsur formal serta nonformal dalam berbagai konteks kehidupan. Kebaikan hati dan pikiran akan membuka ruang untuk mengimplementasikan berbagai upaya untuk memantik semangat multigenerasi NKRI untuk terus menjadi teladan berbahasa dengan baik, benar, dan santun. Yakinlah saat diri kita menghargai orang lain maka secara otomatis orang lain akan menghargai diri kita tanpa harus diminta. Jadilah orang pertama yang menyapa lebih dahulu saat bertemu dengan orang lain dengan senyum 228 (dua sentimeter ke kiri, dua sentimeter ke kanan, dan delapan detik mengembang) maka orang lain pasti akan memberikan balasan senyuman yang menyenangkan hati dan pikiran secara jernih.

“Komitmen pengembangan diri untuk berani berubah dan adaptif pasti akan menghasilkan karya besar dan monumental yang dapat memberikan nilai kemaslahatan untuk umaat sepanjang hayat”

STKIP Yapis Dompu, Nusa Tenggara Barat, 25 Agustus 2023


1 komentar:

  1. Terimakasih Banyak Pak Doktor sudah membersemai STKIP Yapis Dompu, semoga energi positif dari pak Doktor mampu kami tindak lanjuti untuk bergerak maju dan melesat, sehat selalu, berkah, aamiin

    BalasHapus


Top