GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Seminar Radya Aksara Jadi Puncak Magang Radya Pustaka, Kupas Nilai Rukun dan Logika dalam Serat Rukun Harja
![]() |
| Pemateri R. Adi Deswijaya, S.S., M.Hum. menyampaikan materi berjudul “Representasi Kekuatan dan Logika dalam Novel Rukun Harja Karya Raden Samuel Martaatmaja.” |
Seminar Radya Aksara Jadi Puncak Magang Radya Pustaka, Kupas Nilai Rukun dan Logika dalam Serat Rukun Harja
Surakarta – majalahlarise.com - Program Magang Radya Pustaka kembali menegaskan perannya dalam pelestarian dan pengembangan khazanah budaya Jawa melalui penyelenggaraan Seminar Radya Aksara bertema “Arum Panca Gatraning Budi”. Kegiatan ilmiah ini digelar pada Sabtu, 13 Desember 2025, mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai, bertempat di Pendapa Kantor Kecamatan, dan menjadi acara puncak dari rangkaian kegiatan magang mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa.
Seminar ini menghadirkan R. Adi Deswijaya, S.S., M.Hum., dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (Jawa) FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet) Sukoharjo, sebagai pemateri utama. Jalannya acara dipandu oleh Nameswari Mega Pratiwi (Mahasiswi Pendidikan Bahasa Jawa 2024) sebagai Master of Ceremony, serta Flintarahma Ionazora Putukane (Mahasiswi Pendidikan Bahasa Jawa 2024) selaku moderator.
Ketua Pelaksana kegiatan, Ridho Bayu Kurniawan, mengungkapkan latar belakang penyelenggaraan seminar ini berangkat dari adanya kegiatan rekognisi di kampus yang kemudian disesuaikan dengan kebijakan program magang di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
“Di Program Studi sudah ada kewajiban magang pada semester lima. Kebetulan di universitas juga tersedia program yang hampir sama dan terintegrasi dengan kebijakan MBKM. Karena itu, kami mengikuti program dari kampus sekaligus agar bisa memperoleh pendanaan,” jelas Ridho.
Setelah dinyatakan lolos pendanaan, tim magang memilih Museum Radya Pustaka sebagai lokasi praktik kerja lapangan. Pemilihan tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Ridho, Radya Pustaka merupakan salah satu museum tertua di Indonesia yang menyimpan beragam manuskrip dan naskah cetak bersejarah yang sangat relevan dengan latar belakang keilmuan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa.
Dalam pelaksanaan magang, tim memilih Serat Rukun Harja, sebuah naskah cetak beraksara Jawa karya Raden Samuel Martaatmaja, sebagai objek kajian utama. Kajian dilakukan menggunakan pendekatan filologi secara sederhana, dengan fokus pada alih aksara, alih bahasa, serta kajian isi terbatas.
“Kami tidak mengklaim melakukan kajian filologi secara lengkap. Pendekatan yang kami lakukan lebih sederhana dan disesuaikan dengan kapasitas kami sebagai pemula. Namun, kami berusaha tetap menjaga kaidah ilmiah,” ujar Ridho.
Ia juga mengungkapkan selama proses pengkajian, tim menghadapi berbagai kendala, terutama terkait keterbatasan waktu. Durasi magang yang hanya sekitar dua bulan lebih dua minggu membuat proses konsultasi dan validasi data menjadi tantangan tersendiri.
Ridho menjelaskan Seminar Radya Aksara merupakan gol atau tujuan utama dari seluruh rangkaian kegiatan magang yang mereka jalani.
“Seminar ini menjadi ruang presentasi hasil kerja kami, sekaligus forum diskusi terbuka. Dari sini kami mendapatkan banyak masukan, kritik, dan saran yang sangat berharga,” katanya.
Masukan tersebut, lanjut Ridho, akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan. Ke depan, hasil kajian Serat Rukun Harja direncanakan akan dikembangkan menjadi produk nyata, seperti buku alih aksara dan alih bahasa. Selain itu, tidak menutup kemungkinan hasil kajian akan dialihmediakan ke bentuk lain, seperti naskah drama ketoprak atau media kreatif berbasis budaya Jawa.
Seminar ini terbuka untuk umum dan diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang. Selain mengundang MGMP Bahasa Jawa tingkat SMP, guru Bahasa Jawa SMA, serta siswa SMP dan SMA, panitia juga mengundang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Tercatat, peserta berasal dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Slamet Riyadi (UNISRI), UIN Raden Mas Said, Universitas Sebelas Maret (UNS), hingga mahasiswa dari UNIVET Sukoharjo. Antusiasme peserta menunjukkan tingginya minat terhadap kajian naskah Jawa dan upaya pelestarian sastra klasik.
Dalam paparannya, R. Adi Deswijaya, S.S., M.Hum. menyampaikan materi berjudul “Representasi Kekuatan dan Logika dalam Novel Rukun Harja Karya Raden Samuel Martaatmaja.” Ia menjelaskan teks Serat Rukun Harja mengajarkan nilai fundamental tentang rukun sebagai sumber keselamatan dan kekuatan hidup.
“Inti dari teks ini adalah ajaran agar manusia memiliki sifat rukun. Dengan rukun, seseorang akan memperoleh keselamatan dan mampu menghadapi berbagai marabahaya,” jelasnya.
Ia menguraikan kisah tentang Prabu Ibrahim, seorang raja yang memiliki tiga putra. Sebelum wafat, Prabu Ibrahim memikirkan masa depan ketiga putranya agar tidak saling bertikai. Untuk itu, ketiganya dikirim untuk ngangsu kawruh atau menuntut ilmu di bidang yang berbeda-beda.
Putra pertama dibekali ilmu ngereh praja atau tata kelola pemerintahan, putra kedua mempelajari ilmu kesugihan atau kekayaan, sementara putra ketiga menekuni kapanditan atau spiritualitas. Konflik muncul ketika putra kedua dan ketiga memiliki ambisi kekuasaan, namun disikapi secara bijaksana oleh putra sulung.
Dalam pencarian solusi, mereka kemudian menghadap Prabu Sulaiman, raja yang digambarkan sebagai sosok linuwih, unggul dalam kebijaksanaan dan logika. Figur Prabu Sulaiman, menurut Adi Deswijaya, sengaja dihadirkan pengarang sebagai validator nilai rukun dan kebijaksanaan dalam kepemimpinan.
Dari bedah teks tersebut, seminar merumuskan sejumlah kesimpulan penting, di antaranya:
1. Seorang pemimpin harus mampu menggunakan logika untuk menyelesaikan persoalan kompleks dan menegakkan keadilan.
2. Rukun atau kebersamaan merupakan kualitas ilmu tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3. Perjalanan tiga putra Prabu Ibrahim berfungsi sebagai ujian praktis untuk menentukan kualitas kepemimpinan yang paling layak.
4. Kepemimpinan ideal tidak ditentukan oleh keturunan atau kekayaan, melainkan oleh kecerdasan berpikir dan kebijaksanaan.
5. Elemen naratif seperti kisah unta hilang dan peristiwa di meja makan menunjukkan kecerdikan budaya dan kecanggihan logika pengarang.
Melalui Seminar Radya Aksara ini, Magang Radya Pustaka tidak hanya menutup rangkaian kegiatan praktik kerja mahasiswa, tetapi juga menghadirkan ruang dialog akademik yang mempertemukan tradisi, logika, dan nilai kebersamaan. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan kajian sastra Jawa klasik sekaligus memperkuat relevansinya bagi kehidupan masyarakat modern. (Sofyan)
Baca juga: PKBM Syifa Surakarta Tutup Program PKW 2025 Bidang Pastry dan Bakery, Peserta Dibekali Alat Usaha
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...


Tidak ada komentar: