Dalang Cilik Sarotama Pentaskan Wayang 2D “Bhinneka Sadasa” bersama Tim PISN Kemendiktisaintek ISI Surakarta

Print Friendly and PDF

Pelatihan pertunjukan Wayang Kulit 2D “Bhinneka Sadasa” di Padepokan Seni Sarotama, Karanganyar.


Dalang Cilik Sarotama Pentaskan Wayang 2D “Bhinneka Sadasa” bersama Tim PISN Kemendiktisaintek ISI Surakarta

Karanganyar — majalahlarise.com - Upaya melestarikan seni pedalangan sekaligus memperkuat pendidikan karakter pada generasi muda kembali dilakukan Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025 dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Tim di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) ini menggelar pelatihan pertunjukan Wayang Kulit 2D “Bhinneka Sadasa” di Padepokan Seni Sarotama, Karanganyar, Kamis, 27 November 2025 pukul 15.30–17.30 WIB. 

Kegiatan dipimpin oleh Dr. Jiyanto, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku Ketua Tim, dengan dukungan anggota tim Sri Harti, S.Sn., M.Sn. dan Dr. Anung Rachman, S.T., M.Kom.. Sejumlah mahasiswa ISI Surakarta Muhammad Nabil Khairurijal, Akbar Fisabilillah, dan Sabdo Argo Dedali juga terlibat aktif dalam pendampingan. Hadir pula mitra program, Sdr. Singgih Sri Cundomanik, S.Sn., M.Sn., bersama para dalang cilik serta penabuh gamelan cilik dari Padepokan Sarotama.

Pelatihan ini menjadi bagian dari program “Inovasi Lakon Wayang Kulit 2D Bhinneka Sadasa dalam Pendidikan Dalang Anak sebagai Upaya Edukasi Beragama.” Fokus pelatihan diarahkan pada penguatan keterampilan vokal, teknik sabetan dasar, penguasaan alur lakon, serta pemahaman nilai-nilai moderasi beragama yang disisipkan dalam narasi pertunjukan.

Dalam sesi Kamis ini, para dalang cilik menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Mereka mampu memainkan alur lakon dengan lebih terstruktur, komunikatif, dan percaya diri. Beberapa peserta bahkan mulai mampu mengimprovisasi dialog dan gerak sabetan sesuai karakter tokoh dalam lakon “Bhinneka Sadasa”.

Selain sesi praktik, tim PkM juga melakukan koordinasi lanjutan dengan mitra terkait persiapan pertunjukan puncak yang dijadwalkan menjadi bagian dari agenda diseminasi hasil PISN 2025, sebuah program nasional Kemendiktisaintek untuk penguatan inovasi dan pelestarian seni Nusantara.

Melalui kegiatan ini, Tim PISN berharap wayang kulit 2D dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan relevan bagi anak-anak. Inovasi ini tidak hanya melestarikan seni pedalangan tradisional, tetapi juga mengintegrasikan nilai kebangsaan, karakter, dan moderasi beragama melalui pendekatan seni budaya.

“Pendekatan kreatif seperti wayang 2D membuat anak-anak lebih dekat dengan seni tradisi sekaligus memahami nilai-nilai luhur bangsa,” ujar Dr. Jiyanto di sela kegiatan.

Program ini sekaligus mempertegas komitmen ISI Surakarta dan Kemendiktisaintek dalam memajukan seni Nusantara melalui pendidikan generasi muda yang adaptif, berkarakter, dan mencintai budaya bangsa. (Sofyan)


Baca juga: Museum Karst Indonesia Pracimantoro, Destinasi Edukasi Geologi dengan 447 Koleksi


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top