Tim Riset DKV ISI Surakarta Kembangkan Alih Media Serat Centhini untuk Generasi Muda di Museum Radya Pustaka

Print Friendly and PDF

Tim riset dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta melaksanakan kunjungan akademik ke Museum Radya Pustaka.


Tim Riset DKV ISI Surakarta Kembangkan Alih Media Serat Centhini untuk Generasi Muda di Museum Radya Pustaka

Solo – majalahlarise.com – Tim riset dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta melaksanakan kunjungan akademik ke Museum Radya Pustaka, Solo, pada 13 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari Penelitian Terapan DIPA ISI Surakarta tahun 2025 yang berfokus pada pengembangan alih media dan digitalisasi karya sastra klasik Jawa, Serat Centhini, agar lebih dekat dengan generasi muda.

Kunjungan yang dipimpin oleh Brilindra Pandanwangi, S.Ds., M.Sn. selaku ketua tim, bersama anggota Basnendar Herry Prilosadoso, S.Sn., M.Sn. dan Indriati Suci Pravitasari, S.Sn., M.Sn., diawali dengan observasi langsung ke ruang koleksi naskah kuno. Dalam kesempatan tersebut, tim melakukan pendokumentasian dan konservasi Serat Centhini serta mengikuti diskusi intensif bersama narasumber ahli mengenai tantangan pelestarian naskah dan peluang digitalisasi dalam memperluas akses publik terhadap manuskrip penting tersebut.

Brilindra Pandanwangi menyampaikan bahwa sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan pihak museum menjadi langkah strategis untuk menjaga relevansi warisan budaya di era modern.

“Melalui kunjungan ini, kami ingin berkontribusi langsung terhadap pelestarian warisan budaya, membangun sinergi inovatif antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan tradisi. Semoga pengalaman ini dapat membuka inspirasi baru untuk digitalisasi dan promosi koleksi Serat Centhini di Museum Radya Pustaka Solo,” ungkapnya.

Menurutnya, alih media Serat Centhini bukan hanya upaya teknologis, tetapi juga bentuk revitalisasi nilai-nilai luhur budaya Jawa agar tetap hidup dan dipahami oleh masyarakat luas, khususnya anak muda.

Kegiatan riset ini sekaligus memperkuat literasi budaya dan sejarah, memberikan pengalaman visual dan literasi langsung kepada mahasiswa DKV ISI Surakarta dalam memahami konteks budaya Jawa. Serat Centhini, yang dikenal sebagai ensiklopedia kebudayaan Jawa, dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan melalui pendekatan desain komunikasi visual dan teknologi digital.

Pihak museum menyambut baik langkah akademis ini sebagai inisiatif kreatif yang menjembatani dunia pendidikan dan pelestarian budaya. Diharapkan, kegiatan serupa dapat memperoleh dukungan lebih luas sehingga museum tetap menjadi pusat budaya yang relevan, dinamis, dan menarik bagi generasi muda.

Dengan kolaborasi lintas bidang ini, warisan budaya lokal tidak hanya terpelihara, tetapi juga dapat memberi kontribusi nyata dalam membangun karakter bangsa dan memperkuat jati diri Indonesia di era digital. (Sofyan)


Baca juga: Atasi Rob dan Krisis Air di Pantura, UNDIP Dorong Pembangunan Desalinasi Skala Besar


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top