Kegiatan bincang arsip Unit Penunjang Akademik Dokumentasi dan Koleksi Seni Institut Seni Indonesia Surakarta [ISI Solo] bekerjasama dengan Unit Kearsipan

Bincang Arsip, Pendokumentasian Proses Kreatif Penciptaan Karya Seni

Solo- majalahlarise.com -Unit Penunjang Akademik Dokumentasi dan Koleksi Seni Institut Seni Indonesia Surakarta [ISI Solo] bekerjasama dengan Unit Kearsipan menyelenggarakan kegiatan bincang arsip pada Rabu, (30/4) di Gedung Sungging Prabangkara Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Solo.

Kegiatan yang diikuti dosen penciptaan seni, pranata laboratorium pendidikan, arsiparis, mahasiswa, dan alumni bertujuan untuk menggali pandangan tentang urgensi pendokumentasian proses kreatif dalam penciptaan seni dari berbagai perspektif. Kegiatan dengan pemantik Jamal, S.I.P., M.A. (Kepala UPA Dokumentasi dan Koleksi Seni) diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya arsip proses kreatif dan mendorong praktik pendokumentasian proses kreatif sebagai satu kesatuan dengan karya seni yang diciptakan.  

Karya seni tidak lahir begitu saja. Pengkarya menjalani serangkaian proses kreatif dalam melahirkan karya seni. Proses kreatif menyimpan khazanah pengetahuan yang terkandung dalam karya seni.  Namun, seringkali proses ini tidak terdokumentasikan dengan baik, sehingga jejak pemikiran, eksperimen, dan evolusi sebuah karya menjadi hilang atau sulit ditelusuri. Padahal, dokumentasi proses kreatif memiliki urgensi yang signifikan bagi berbagai pihak, termasuk seniman itu sendiri, peneliti, kurator, sejarawan seni, dan masyarakat luas.

Beberapa hal yang dibahas dalam kegiatan tersebut meliputi  (a) tantangan dalam mendokumentasikan berbagai bentuk proses kreatif (misalnya seni rupa, seni pertunjukan, musik, dll); (b) metode dan praktik dalam mendokumentasikan proses kreatif (misalnya catatan, sketsa, foto, video, audio, digital); (c) peran teknologi dalam mempermudah pendokumentasian dan pengelolaan arsip proses kreatif;  (d) nilai historis dan informatif dari arsip proses kreatif bagi pemahaman perkembangan seni; dan (e) pemanfaatan arsip proses kreatif sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran bagi seniman lain. 

Peserta saling memaparkan pandangan dan pengalaman dalam mendokumentasikan proses kreatif penciptaan karya seninya. Wasi Bantolo (Dosen Tari) menceritakan bagaimana proses kreatifnya didokumentasikan dalam buku catatan yang memuat perkembangan dari ide sampai penuangan karya. Wahyu Thoyyib Pambayun (Dosen Karawitan) memaparkan pengalamannya mendokumentasikan proses dengan memanfaatkan teknologi digital serta mempublikasikannya dalam website pribadi sehingga bisa diketahui masyarakat. 

Taufik Murtono membagikan pengetahuan tentang bagaimana pendokumentasian proses kreatif dilakukan dalam praktik penciptaan desain komunikasi visual. Peserta yang lain juga saling mengungkapkan kegelisahan, problematika, maupun pengalamannya. Kegiatan serupa akan dilakukan secara berkelanjutan untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dapat dijadikan referensi bagi upaya penyelamatan kekayaan pengetahuan dalam karya seni. [jam/dwi/ant/anh]

Baca juga: Meriah dan Penuh Haru, Akhirussanah SMA Muhammadiyah 2 Manyaran Lepas 43 Siswa Kelas XII