Satgas PPKS ISI Solo Belajar ke Universitas Jenderal Soedirman

Print Friendly and PDF

Satgas PPKS ISI Solo saat belajar di Universitas Jenderal Soedirman.


Satgas PPKS ISI Solo Belajar ke Universitas Jenderal Soedirman

Solo- majalahlarise.com -Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) melakukan studi banding di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Jumat (31/5). Studi banding ini diagendakan dengan tujuan untuk mendiskusikan masalah-masalah hangat terkait kekerasan seksual, terutama dari sudut pandang masing-masing Satgas. Delegasi dari ISI Solo dipimpin oleh Ketua Satgas yaitu Soemaryatmi.

Kegiatan tersebut dibuka dengan hangat oleh ketua Satgas PPKS Universitas Jenderal Soedirman, Tri Wuryaningsih dan Wakil Rektor III Norman Arie Prayogo. Lalu disambut dengan baik pula oleh ketua Satgas PPKS ISI Solo, Soemaryatmi. Diskusi berjalan dua arah dari masing-masing pihak saling berbagi pengalaman dan melontarkan pertanyaan sekaligus permasalahan yang hendak dibenahi.

Dalam kegiatan diskusi tersebut beberapa pertanyaan dan pengalaman disampaikan oleh masing-masing pihak. Satgas PPKS Universitas Jenderal Soedirman menceritakan pengalamannya dalam menangani korban yang perkaranya dibawa hingga ke meja hijau. Tidak hanya bagaimana penanganan korban yang dibicarakan tetapi juga bagaimana bisa berhasil menguak bukti dengan menjalin kerjasama dengan ahli digital forensik untuk memulihkan pesan-pesan yang sudah dihapus pelaku sehingga dapat digunakan sebagai barang bukti. Semua hal itu berbuah manis untuk perjuangan Universitas Soedirman, dikarenakan sejauh ini sejak tulisan ini terbit pelaku dikenakan hukum pidana selama 13 tahun.


Baca juga: 9 Dosen Univet Bantara Sukoharjo Menerima Pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024 dari Kemendikbud, Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Tidak hanya itu Satgas PPKS ISI Solo juga menceritakan beberapa kasus yang terjadi dan masalah yang dihadapi terkait keterbatasan sumber daya manusia yang dapat menangani kasus kekerasan seksual secara legal dan medis. “Kita kan kampus seni ya, jadi tidak punya fakultas hukum maupun psikolog” Tutur Soemaryatmi di forum. Walau dilanda keterbatasan ini, Soemaryatmi tidak menyerah dan bertekad untuk menjalin kerjasama dengan pihak eksternal seperti psikolog dan pengacara demi memenuhi fungsi Satgas PPKS dan membela hak korban kekerasan seksual di ISI Solo.

Diskusi berlangsung dengan santai dan hangat sambil menyantap Soto Sokaraja khas Purwokerto, dilanjutkan dengan berkeliling dan melihat-lihat di sekitar ruang Satgas PPKS Universitas Jenderal Soedirman tempat berkumpul Satgas dan tempat menangani korban dan meminta keterangan pelaku terjadi.

Satgas PPKS ISI Solo dan Satgas PPKS Universitas Jenderal Soedirman melalui diskusi serta tukar pikiran yang dilakukan di kota mendoan itu berjalan lancar. Kedua Satgas setuju untuk terus menjalin hubungan baik dan kerjasama dalam memecahkan dan menangani kasus terutama jika melibatkan kedua kampus. [mutia/anton/anhar]

Baca juga: Wow, Siswa SMP Muhammadiyah PK Solo Berhasil Terbitkan Buku Kesembilan



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top