72 Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 1 Solo Check Up Pertahankan Kesehatan dan Produktivitas Merdeka Belajar

Print Friendly and PDF

Salah satu guru SD Muhammadiyah 1 Solo mengikuti check up kesehatan.

72 Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 1 Solo Check Up Pertahankan Kesehatan dan Produktivitas Merdeka Belajar 


Solo- majalahlarise.com -Cek kesehatan yang pada umumnya dilakukan di rumah sakit atau puskesmas terdekat kali ini bisa dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Jawa Tengah yang beralamat di Jalan Kartini Nomor 1, Jumat (26/4/2024). 

Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Sri Sayekti menjelaskan sekolah yang berdiri sejak 1935 ini menyediakan alat kesehatan untuk mengontrol kadar gula, kolesterol, dan asam urat.

Menurutnya, langkah ini dipilih karena sekolah menjadi sekolah penggerak dengan pelayanan Pendidikan yang berpusat pada siswa dan belajar sepanjang hayat.

“Demi kenyamanan dan kesehatan seluruh warga sekolah pihak sekolah mengoptimalisasi fasilitas yang ada di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Diikuti sebanyak 72 guru karyawan (gukar) untuk mempertahankan Kesehatan dan produktivitas merdeka belajar,” terangnya.

Baca juga: Yumna Sakhi Amilabiba, Siswa SD Muhammadiyah PK Banyudono Raih Juara 1 Lomba Matematika Tingkat Kecamatan

Sayekti menjelaskan, sehari-hari UKS ‘dijaga’ oleh perawat Nurtiningsing ahli Madya Kesehatan. “al Hamdulillah, hari ini tenaga pendidik dan kependidikan bisa check up asam urat dan kolesterol. Selamat bagi 9 guru yang telah lolos sebagai guru penggerak, ada Tri Yuniarti SSi SPd, Dyah Elina Indriyani SPd, Eni Khusnul Khotimah SPd, Jaka Prasetya MPd, Sri Martono Lanjarsari MPd, Ria Susanti SPi SPd, Nur Fitri Astuti SPd, SW Winarsi Sag SPd dan Dien Qonitah SPd,” ujarnya.

Frekuensi ideal dari medical check up untuk pekerja dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia, riwayat kesehatan pribadi, jenis pekerjaan, dan kebijakan sekolah.

Kemunculan kurikulum merdeka yang digagas langsung oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim, dimana konsep utama merdeka belajar ialah merdeka dalam berfikir. Guru memiliki kebebasan secara mandiri untuk menterjemahkan kurikulum sebelum dijabarkan kepada para siswa sehingga guru mampu menjawab setiap kebutuhan siswa pada saat proses pembelajaran.

Dalam melakukan proses pembelajaran kepada siswa, guru harus mampu menyesuaikan strategi, model dan metode pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik tersebut. Siswa dituntut secara aktif dan mandiri dalam membentuk keterampilan 4C yaitu critical thinking, communication, colaboration, dan creativity.

“Guru tidak dapat lagi mengajar dengan strategi pembelajaran yang konvensional, standar atau biasa-biasa saja. Guru harus dapat inovatif dengan memperkaya dan memperbaharui ilmu maupun keterampilan untuk dapat menyuguhkan kegiatan pembelajaran yang menarik dan interaktif dengan memanfaatkan teknologi dengan mobilitas tinggi, maka kesehatan adalah yang utama,” bebernya. (Sofyan)

Baca juga: Program Studi Desain Interior, Jurusan Desain, FSRD ISI Surakarta Gelar Kuliah Umum, Rasa Nusantara Desain Interior Istana Kepresidenan IKN


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top