PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM BIMBINGAN KONSELING DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE

Print Friendly and PDF

PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM BIMBINGAN KONSELING DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE

Oleh: Aditya Wisnu Pradana, S.Pd

SMP Negeri 6 Batang Jawa Tengah


Aditya Wisnu Pradana, S.Pd


      Penggunaan handphone saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan serba modern, termasuk dalam lingkup pendidikan. Penggunaan handphone oleh siswa memiliki dampak signifikan bagi kehidupannya. Secara positif, handphone memudahkan akses informasi dan pembelajaran. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi belajar, meningkatkan risiko gangguan tidur, serta memengaruhi interaksi sosial dan aktivitas fisik. 

       Penyalahgunaan handphone juga berpotensi menyebabkan ketergantungan dan masalah kesehatan mental. Oleh sebab itulah dibutuhkan peran pengawasan dari orang tua, guru di sekolah serta pemahaman diri dari siswa dalam mengatur waktu dan konten yang dikonsumsi di handphone. Hal ini menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan manfaatnya dalam kehidupan siswa.

       Guru Bimbingan Konseling memiliki tugas memberikan layanan terbaik bagi siswa agar tidak terjerumus kepada dampak negatif yang disebabkan oleh penggunaan handphone. Tantangan bagi penulis sebagai guru Bimbingan Konseling dalam melaksanakan tugas layanan kepada siswa adalah menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah, yang meliputi keterbatasan ruang, fasilitas, dan peralatan yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam memberikan layanan konseling kepada siswa. Para siswa saat ini masih belum mampu untuk mengontrol diri dengan baik dalam penggunaan handphone, hal ini tercermin dari tingginya tingkat ketergantungan pada perangkat tersebut yang mengakibatkan gangguan pada konsentrasi belajar dan interaksi sosial di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan masih mengalami berbagai kendala, seperti tingkat kompleksitas materi yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka serta kurangnya dukungan dan bantuan yang diberikan oleh lingkungan belajar. Dalam proses layanan bimbingan konseling, keaktifan siswa sering kali terhambat karena mereka masih merasa malu atau enggan untuk bertanya, hal ini dapat mengurangi efektivitas interaksi antara siswa dan konselor.

       Untuk mengatasi hambatan tersebut dibutuhkan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Maka penulis menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) telah dikenal sebagai pendekatan yang efektif dalam memfasilitasi pembelajaran yang aktif dan mendalam. 

       Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa diberikan sebuah masalah yang autentik atau kasus yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (Iga Mas Darwati, I Made Purana, Widya Accarya, 2021). Melalui PBL siswa bekerja secara aktif untuk memahami, menganalisis, dan mencari solusi atas masalah tersebut, sering kali melalui kerja sama dalam kelompok. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan pemahaman mendalam, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan pemecahan masalah. Penerapan PBL dalam konteks bimbingan konseling, penggunaan handphone dianggap dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan siswa.

       Adapun langkah yang dilakukan dalam memberikan layanan bimbingan klasikal tentang dampak positif dan negative penggunaan handphone kepada siswa dengan layanan bimbingan klasikal metode PBL yaitu siswa diminta mengamati video "Candu" film pendek tentang handphone, dari film tersebut siswa diminta menguraikan pengertian dan fungsi handphone dan mengklasifikasikan dampak negatif dan positif handphone. Kemudian mendokumentasikan layanan dalam bentuk video, mengunggah video yang sudah di edit, serta melakukan refleksi kegiatan yang sudah dilakukan.

       Hasil yang diperoleh setelah diterapkan metode PBL menunjukkan bahwa PBL efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang dampak negatif penggunaan handphone, seperti gangguan tidur, penurunan konsentrasi, dan interaksi sosial yang terganggu. Melalui PBL, siswa secara aktif terlibat dalam proses identifikasi masalah, analisis penyebab, dan penyusunan solusi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

        Selain itu, penerapan PBL dalam bimbingan konseling juga memungkinkan guru berperan sebagai fasilitator diskusi dalam memandu siswa mengeksplorasi penyelesaian masalah yang sesuai dengan nilai dan norma-norma yang berlaku. Hal ini tidak hanya membantu siswa memahami dampak negatif penggunaan handphone, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top