GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI
Oleh : Vini Visti Yani, S.Pd.I
SD Negeri Cilacap 08, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah
Vini Visti Yani, S.Pd.I |
Globalisasi menyebabkan arus yang begitu cepat dan tidak dapat dibendung serta begitu banyak dan beragam arus informasi. Dan arus informasi tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap pengetahuan tetapi juga terhadap nilai-nilai pendidikan agama Islam. Semakin berkembangnya kebiasaan yang mengglobal dalam gaya hidup seperti pola berpakaian, kebiasaan makan, dan kegiatan rekreasi yang semakin seragam khususnya dikalangan kaum muda, berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi dan agama. Sehingga terkadang nilai-nilai agama semakin ditinggalkan, karena dianggap kuno dan ketinggalan sementara mereka yang mengikuti trend dianggap maju dan modern padahal mulai meninggalkan nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupannya.
Globalisasi juga menuntut adanya persiapan dalam persaingan kehidupan global. Persaingan itu mempunyai konsekuensi yang harus dipenuhi oleh generasi bangsa Indonesia, diantaranya kecerdasan, keuletan, ketangguhan, inovasi dan lain sebagainya. Agar tidak terperosok ke jurang yang lebih dalam dan siap menghadapi persaingan global, maka perlu adanya upaya yang signifikan demi menyelematkan anak-anak bangsa sebagai penerus perjuangan dan pembangunan negara (Azumardi Azra, 1999: 2).
Untuk menangkal pengaruh globalisasi tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama Islam. Sebab maju mundurnya atau baik buruknya suatu bangsa akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani oleh bangsa itu (Syafi‘i Ma‘arif, dkk., 1991: 8). Dengan adanya pendidikan agama diharapkan peserta didik memiliki kepribadian yang utama (Marimba, 1989: 23). Pendidikan agama bertujuan untuk membentuk insan kamil (kesempurnaan insani) yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah dan kebahagiaan dunia dan akhirat (Fathiyah Hasan Sulaiman, 1986:14). Pendidikan agama juga diharapkan mampu membentuk kesadaran diri peserta didik sebagai hamba Allah sekaligus fungsinya sebagai khalifah di bumi(Armai Arief, 2002: 18-19).
Di era globalisasi adalah realitas yang harus kita hadapi sekarang, di era inilah perubahan-perubahan sedang berlangsung. Hal ini juga berdampak pada pendidikan, khususnya pendidikan agama islam. Tak dapat dihindari bahwa pendidikan agama islam juga dituntut untuk melakukan perubahan yang sangat signifikan.
Berbagai penelitian telah mengkaji mengenai pendidikan agama islam. Dimana hal ini sangat menarik dan banyak diperbincangkan khususnya oleh para praktisi pendidikan. Pendidikan agama Islam di indonesia sejak dulu sampai saat ini terus mengalami perubahan baik dari segi model atau strategi pembelajarannya.
Bukan tanpa sebab, hal ini terjadi lantaran didasari oleh tantangan globalisasi. Walaupun arus globalisasi bukan salah satu tantangan terberat dalam pendidikan agama islam, namun haruslah diperhatikan. Banyak penelitian menyebutkan bahwasanya arus globalisasi bukan salah satu tantangan terberat dalam pendidikan agama islam menjelma menjadi sesuatu hal yang menjadi tantangan. Namun di tengah derasnya arus globalisasi, haruslah tetap merujuk dan didasari oleh Al- Qur’an dan hadist dan ijma’ qiyas.
Era globalisasi saat ini bisa di bilang telah mengubah orientasi dari pendidikan agama islam. Maka dari itu perlu adanya pengoptimalan yang sangat signifikan melalui banyak sekali upaya yang strategis dan memperkokoh sumber daya umat islam dalam berbagai aspek yang harus ditanamkan ketika globalisasi ini terjadi maka pendidikan Islam ini meningkat dan setidaknya nilai-nilai agamis, akhlak, dan moralitas tetap ditanamkan bukan semakin menurun bahkan hilang.
Tantangan globalisasi merupakan suatu kondisi dari akibat modernisasi yang terjadi. Maka selanjutnya tantangan itulah yang menggugah semangat dan tekad kita untuk bisa lebih meningkatkan bagaimana cara memecahkan suatu masalah tersebut. Mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan islam mengalami penurunan fungsi karena pendidikan islam lebih pada aspek spiritual.
Apakah ini benar ataukah salah? Jika permasalahannya seperti ini secara logika aspek moralitas, spiritual, dan ilmu pengetahuan teknologi dikuasai oleh seseorang maka hasilnya akan terasa dan semuanya bisa dilakukan. Namun, yang dipermasalahkannya lagi supaya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini lepas dari nilai-nilai agama yang jadi masalahnya.
Maka dari itu, solusi dari yang namanya ilmu antara ilmu pengetahuan dan teknologi penting dan sebisa mungkin harus dikuasi oleh setiap individu. Sehingga nantinya mampu bersaing dalam tingkat globalisasi. Intinya tidak ketinggalan dari segi IPTEK.
Mengenai globalisasi awalnya demokratisasi ini ditujukan terhadap sistem yang otoriter. Namun sekarang, merambah ke dunia pendidikan. Maka apa jadinya? Ketika pendidikan ini dipelopori oleh pengusaha dalam berbisnis dalam dunia pendidikan. Maka dari itu makna dari demokrasi ini yang berubah. Dan untuk dekadensi moral merupakan perubahan, penurunan nilai-nilai yang ada pada diri kita. Perubahan ini disebabkan oleh adanya globalisasi di era sekarang.
Di era globalisasi sudah tidak ada lagi pembatas antara budaya-budaya lain dengan budaya kita. Kita hidup di era globalisasi ini hidup berdampingan dengan mudah. Maka dari itu, solusinya harus bisa memilih atau memfilter nilai-nilai budaya yang memang kurang baik dan harus difilter dengan budaya-budaya islam harus tetap kita jaga agar tidak mengalami penurunan. Misalnya melalui internet, televisi, ataupun media sosial lainnya.
Untuk solusi yang dapat lakukan oleh lembaga-lembaga atau instansi mengenai dunia pendidikan, janganlah pernah takut melakukan sebuah pembaharuan dan menyelesaikan masalah persoalan antara ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum itu disandingkan secara bersama agar tercipta generasi yang berakhlakul karimah dan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tinggi.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Master Setiawan, narasumber sekaligus pimpinan LKP Matematika Indonesia saat memberikan pelatihan matematika kepada calon tenaga kerja mag...
Tidak ada komentar: