PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Print Friendly and PDF

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 

Oleh: Muhammad Husein, S.Pd.I

SMA Negeri 1 Wonogiri, Jawa Tengah


Muhammad Husein, S.Pd.I


       Dapat dimengerti bahwa semua negara di dunia pada saat ini dalam proses memasuki era globalisasi begitu pula Indonesia. Hal ini setidaknya ditandai oleh tiga indikator sekaligus dalam perikehidupan manusia di dunia yaitu semakin transparan, mengglobal, dan kompetitif. Dalam era ini tidak mengenal adanya batas geografi antar negara, yang tak mampu lagi membendung distribusi informasi yang semakin beragam, baik jenis serta kualitasnya. Sehingga pagar-pagar budaya bangsa akan semakin merapuh dalam menangkal datangnya kultur-kultur bangsa lain. Oleh sebab itu diperlukan adanya daya selektivitas pada diri bangsa Indonesia terhadap masuknya budaya dari luar.

      Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin maju mengakibatkan perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan di tengah masyarakat, terutama dalam aspek pendidikan yakni masalah kemerosotan moral yang akhir-akhir ini memasuki generasi muda (Lubis, 2009: 5). Contohnya penemuan televisi, komputer, dan handphone telah mengakibatkan sebagian masyarakat terutama remaja dan anak-anak terlena dengan dunia layar. Layar yang menjadi teman setia. Hampir setiap bangun tidur menonton televisi, mengisi waktu luang untuk bermain game atau facebook-an. Akibatnya hubungan antar keluarga menjadi renggang. Ini menunjukan bahwa teknologi layar mampu membius sebagian besar remaja dan anak-anak untuk tunduk pada layar dan mengabaikan yang lain (Kusuma, 2012: 3).

       Era yang melanda bangsa Indonesia ini merupakan salah satu hegemoni dan pengaruh kekuasaan suatu negara atas bangsa lain yang bukan hanya pada aspek ekonomi, intelektual, sosial, budaya dan sains teknologi. Hal ini akan menumbuhkan nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia ataupun agama, sebagai contoh adalah merebaknya nilai pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Sehingga budaya yang seperti ini, akan mempengaruhi pada pola pikir, sikap dan perilaku atau gaya hidup yang akan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

       Fenomena tersebut di atas banyak melanda di kalangan remaja, baik yang duduk di SMP atau SMA bahkan banyak yang telah terkontaminasi melalui internet, televisi dan media masa lainnya. Pernyataan tersebut diperkuat lagi oleh Zakiyah Daradjat dalam bukunya yang mengungkapkan bahwa di antara ahli jiwa, ada yang berpendapat, bahwa remaja dan problemnya, tidak lain dari hasil akibat kemajuan zaman. Hal ini dikarenakan remaja masih mempunyai emosi yang meluap-luap dan tidak stabil. Pendapat ini dapat diketahui dari pengertian masa remaja yaitu masa yang paling banyak mengalami perubahan, dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa.

       Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. Oleh karena itu kalangan remaja sebagai penerus bangsa, negara dan agama haruslah memiliki suatu pondasi yang kokoh agar dapat melawan dampak dari era globalisasi yang bersifat negatif dengan timbulnya suatu kesadaran selektivitas yang tinggi terhadap nilai-nilai yang masuk.

       Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh-suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam itu berupaya untuk mengembangkan individu sepenuhnya. Selebihnya dengan Pendidikan Agama Islam, remaja memiliki modal untuk dapat menentukan sikap yang positif, pernyataan ini didukung oleh Mohammad Al-Abrosyi yang berbunyi : pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari Pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Oleh sebab itu di dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam sudah dapat dipastikan bahwa di dalamnya juga diajarkan nilai-nilai akhlak yang mulia. Selain itu tujuan dari diadakannya Pendidikan Agama Islam adalah memberikan pemahaman ajaran-ajaran Islam pada anak didik dan membentuk keluhuran budi pekerti sebagaimana misi Rasulullah saw. Sebagai perintah penyempurnaan akhlak manusia, untuk memenuhi kebutuhan kerja, dan juga dalam rangka menempuh hidup bahagia dunia dan akherat. Dengan demikian peran Pendidikan Agama Islam dapat memberikan kontribusi terhadap terbangunnya fondasi nilai-nilai yang kokoh terutama pada usia remaja baik dari aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

       Dalam mewujudkan peran utama Pendidikan Agama Islam, maka dibutuhkan strategi-strategi dalam penyampaian atau dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dimaksudkan untuk terciptanya sebuah pembelajaran yang baik. Menurut Taksonomi Bloom proses/hasil belajar yang harus dicapai siswa itu dapat di bagi dalam tiga kategori, yaitu jenis belajar kognitif, afektif dan psikomotor.

       Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran. Seperti strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran khususnya dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, guna terciptanya sebuah pembelajaran yang baik. Sehingga dapat mencetak siswa yang memiliki fondasi nilai-nilai keimanan yang kokoh serta berilmu pengetahuan, baik dari aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top