GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Roti Sajiyem, Roti Legendaris Sukoharjo yang Tak Pernah Sepi Pembeli
![]() |
| Di ruang penjualan, tak sedikit pelanggan yang datang langsung membeli dalam jumlah banyak untuk dibawa keluar kota. |
Roti Sajiyem, Roti Legendaris Sukoharjo yang Tak Pernah Sepi Pembeli
Sukoharjo — majalahlarise.com - Di balik sederetan kotak kuning hijau yang sangat familiar bagi warga Solo Raya, terdapat sebuah dapur sederhana yang setiap harinya tak pernah berhenti berproduksi. Inilah Roti Sajiyem, roti gulung legendaris yang sudah dikenal sejak tahun 1995 dan kini menjadi salah satu oleh-oleh wajib dari Sukoharjo.
Berlokasi di Jalan Jetis, RT 01/RW 09, Dusun III Blimbing, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, tempat produksi ini hampir selalu ramai. Dari depan mungkin tampak seperti toko rumahan biasa, namun ketika masuk ke ruang produksinya, rak-rak penuh loyang bolu gulung langsung menyambut bau harum yang menggoda.
Dari Dapur Rumah Ibu Sajiyem ke Usaha Besar
Usaha ini pertama kali dirintis oleh Ibu Sajiyem, yang awalnya hanya membuat roti gulung untuk dititipkan di pasar. Bertahun-tahun kemudian, nama Sajiyem justru melekat menjadi merek yang sangat dikenal di wilayah Solo, Kartasura, hingga Wonogiri.
Saat ini, usaha tersebut dikelola oleh putrinya, Tri Hastuti, yang akrab dipanggil Bu Tuti.
Ketika ditemui di ruang produksi, Bu Tuti menjelaskan perkembangan Roti Sajiyem terjadi secara alami karena rasa dan kualitasnya yang tidak berubah.
“Dulu ibu saya buatnya di dapur kecil, cuma beberapa loyang sehari. Lama-lama banyak yang cari, akhirnya kami tambah produksi. Tapi resepnya tetap sama sampai sekarang,” ujar Bu Tuti.
Ia menambahkan, kunci utama Roti Sajiyem adalah bahan segar tanpa pengawet serta cara kerja yang masih banyak mengandalkan tangan terampil para pekerja.
“Kalau gulungan roti itu harus digulung manual, biar teksturnya halus dan tidak pecah. Kami memang jaga kualitas itu,” jelasnya.
Tentang jumlah produksi harian, Bu Tuti mengatakan bahwa permintaan terkadang naik dua kali lipat pada akhir pekan atau musim liburan.
“Normalnya sehari 300 sampai 500 kotak keluar. Kalau liburan bisa lebih, sampai kami harus tambah shift,” katanya sambil tersenyum.
Kenapa Banyak Orang Ketagihan?
Cita rasa Roti Sajiyem dikenal sederhana namun konsisten: lembut, manisnya pas, dan memiliki aroma khas yang mengingatkan pada bolu rumahan. Harganya juga terjangkau sehingga cocok sebagai oleh-oleh keluarga.
Di ruang penjualan, tak sedikit pelanggan yang datang langsung membeli dalam jumlah banyak untuk dibawa keluar kota. “Ini favorit keluarga, kalau ke Solo pasti mampir sini,” ujar seorang pelanggan yang sedang memilih kotak.
Menjaga Rasa, Menjaga Warisan
Meski usaha semakin besar, Bu Tuti menegaskan bahwa keluarganya tidak ingin kehilangan sentuhan tradisional yang membuat roti ini melegenda.
“Kami tidak mengejar ekspansi besar. Yang penting rasanya tetap sama seperti dulu, pelanggan senang, dan roti selalu fresh,” ungkapnya.
Sebuah Legenda Kuliner yang Tetap Hidup
Roti Sajiyem bukan sekadar roti gulung ini adalah bagian dari memori kuliner masyarakat Solo Raya. Dari dapur kecil Ibu Sajiyem puluhan tahun lalu, kini merek ini terus bertahan sebagai salah satu kuliner klasik yang selalu membuat orang kembali.
Jika Anda berkunjung ke Solo atau Sukoharjo, sempatkanlah mampir. Siapa tahu, sepotong bolu gulung Sajiyem akan membawa Anda kembali ke rasa masa kecil yang hangat dan sederhana. (Manaf)
Baca juga: PKBM Syifa Surakarta Perkuat Mutu Pembelajaran Lewat Workshop Penyusunan RKJM, RKT, dan RKAS
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...

Tidak ada komentar: