IHT Transformasi Pembelajaran di SMAN 1 Manyaran, Tingkatkan Kompetensi Guru Menuju Pembelajaran Digital Berkarakter

Print Friendly and PDF

Narasumber internal, Listiana Budi Sarwoko, guru SMAN 1 Manyaran saat memaparkan materi IHT.


IHT Transformasi Pembelajaran di SMAN 1 Manyaran, Tingkatkan Kompetensi Guru Menuju Pembelajaran Digital Berkarakter

Wonogiri – majalahlarise.com - Dalam rangka peningkatan kompetensi pendidik dan pelaksanaan program kerja tahun ajaran 2025/2026, SMA Negeri 1 Manyaran menyelenggarakan In House Training (IHT) Transformasi: Pembelajaran Guru Transformatif, Murid Inovatif. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Senin–Selasa, 8–9 Desember 2025, di Ruang Aula SMAN 1 Manyaran dengan menghadirkan narasumber internal, Listiana Budi Sarwoko, guru SMAN 1 Manyaran.

Kepala SMAN 1 Manyaran, Retno Winarni, S.S., M.Pd., menyampaikan IHT ini merupakan bagian dari program kerja kurikulum yang telah direncanakan dalam satu tahun anggaran. Kegiatan tahun ini menjadi IHT terakhir yang difokuskan untuk penguatan kemampuan digital para guru.

"Tujuan IHT kali ini adalah pemuatan kemampuan digitalisasi bagi Bapak Ibu guru. Harapannya, guru memiliki penguasaan dalam pembelajaran berbasis digital sehingga kualitas pembelajaran meningkat," ujarnya.

Retno menambahkan digitalisasi adalah program prioritas pemerintah yang perlu diikuti satuan pendidikan, namun tetap harus dijalankan dengan bijak.

"Memang temanya digitalisasi, sehingga mau tidak mau sebagai pelaksana pendidikan kita harus menguasainya. Tapi roh digitalisasi tetap harus mengedepankan kearifan lokal dan kesantunan. Jangan sampai penggunaan gawai justru disalahgunakan siswa untuk hal di luar pembelajaran. Digitalisasi harus dikawal agar tetap dalam koridor pembelajaran," tambahnya.

Sementara itu, narasumber Listiana Budi Sarwoko memaparkan materi tentang pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) dalam pembelajaran, teknik prompting, dan pembuatan media pembelajaran interaktif.

Listiana menjelaskan teknologi seperti AI maupun platform kreatif seperti Canva AI, Dreaming, dan Google Tools hanyalah produk buatan manusia yang bekerja sesuai arahan.

"AI bekerja hanya berdasarkan perintah. Ia tidak bisa mengambil inisiatif seperti manusia. Karena itu, kualitas hasil AI sangat ditentukan oleh kualitas prompt yang kita susun," jelasnya.

Ia juga mengajarkan struktur prompting efektif yang terdiri dari penentuan peran AI, tujuan, audiens, konteks, hingga batasan desain. Contoh yang dibawakan Listiana menunjukkan bagaimana guru dapat membuat multimedia pembelajaran lengkap mulai dari materi, simulasi, kuis berlevel, hingga penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari melalui sekali perintah terstruktur.

Listiana menambahkan AI membawa banyak manfaat bagi guru, mulai dari otomatisasi tugas rutin, penyusunan soal, produksi media pembelajaran, hingga analisis belajar siswa.

"AI dapat membantu memperkaya materi, membuat media interaktif, dan meningkatkan motivasi siswa. Namun guru tetap harus melakukan evaluasi dan iterasi sebelum memberikan hasil kepada siswa. Jika ada kesalahan, biasanya itu berasal dari prompt kita," tuturnya.

Melalui IHT ini, para guru diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi sekaligus tetap menjaga nilai-nilai pendidikan. Transformasi pembelajaran tidak hanya menuntut guru menguasai digitalisasi, tetapi juga mampu menghadirkan pembelajaran yang inovatif, aman, dan berkarakter bagi peserta didik.

Kegiatan ditutup dengan praktik penyusunan media interaktif berbasis AI yang langsung dipandu narasumber, sebagai langkah awal menuju budaya pembelajaran transformatif di SMAN 1 Manyaran. (Sofyan)


Baca juga: Merajut Rasa Nusantara: Gastronomi Budaya, Gastronomi Pariwisata, dan Gastrodiplomasi Indonesia


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top