Transformasi Limbah Organik Menjadi Bioaktivator Berbasis Trichoderma Untuk Mendukung Perekonomian Kelompok Pertanian dan Peternakan Wonogiri

Print Friendly and PDF

 

 Praktik pembuatan bioaktivator Trichoderma.


Transformasi Limbah Organik Menjadi Bioaktivator Berbasis Trichoderma Untuk Mendukung Perekonomian Kelompok Pertanian dan Peternakan Wonogiri

Wonogiri – majalahlarise.com – Dalam upaya menguatkan kemandirian masyarakat melalui penerapan hasil riset perguruan tinggi, Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo melaksanakan program unggulan Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI) 2025. Program yang didanai oleh Direktorat PPM, Direktorat Jenderal Riset dan Pengabdian Masyarakat (RISBANG), Kementerian Dikti Saintek ini menerapkan hasil invensi dan paten karya Prof. Dr. Ir. Ali Mursyid WM., M.P., IPU. berupa bioaktivator Trichoderma.

Program ini dilaksanakan di Dusun Segawe, Desa Purwosari, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, dengan melibatkan dua mitra utama, yaitu Kelompok Tani Ngesti Utomo dan Kelompok Ternak Gawe Mulya. Melalui kegiatan ini, masyarakat petani dan peternak diajak bertransformasi dari pengguna produk pertanian komersial menjadi produsen bioaktifator dan pupuk hayati mandiri.

Prof. Ali Mursyid menjelaskan  bioaktivator Trichoderma merupakan hasil penelitiannya yang telah memperoleh hak paten resmi dengan Nomor Paten 1DS000005001. Trichoderma sendiri adalah mikroba unggulan yang berfungsi sebagai bioaktifator tanah, biokontrol jamur patogen, serta starter fermentasi bahan organik.

“Temuan ini awalnya dikembangkan dari hasil riset laboratorium, dan sekarang sudah kita terapkan langsung ke masyarakat. Bioaktivator Trichoderma mampu menekan pertumbuhan jamur fusarium penyebab busuk akar dan batang, menyehatkan sistem perakaran, sekaligus meningkatkan kesuburan tanah,” terang Prof. Ali Mursyid di sela kegiatan pelatihan praktik produksi, Kamis (13/11/2025).

Tim Univet Bantara Sukoharjo, mitra, dan Kades Purwosari saat foto bersama.


Menurutnya, permasalahan umum yang sering dihadapi petani adalah penurunan kualitas tanah dan serangan jamur patogen, terutama pada tanaman hortikultura dan palawija. Dengan Trichoderma, lahan bisa kembali subur tanpa ketergantungan pada pupuk kimia sintetis.

Program PTTI yang diinisiasi tim Univet Bantara ini mengusung judul “Transformasi Limbah Organik Menjadi Bioaktivator Berbasis Trichoderma untuk Mendukung Perekonomian Kelompok Pertanian dan Peternakan Wonogiri.”

Selain bertujuan memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan hasil pertanian, program ini juga mendorong masyarakat untuk mengolah limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

“Melalui pelatihan ini, masyarakat tidak hanya diajari cara membuat bioaktivator Trichoderma, tetapi juga bagaimana mengembangkannya menjadi usaha produksi pupuk hayati. Jadi ada dua mitra yang kita dampingi. Satu memproduksi Trichoderma murni, dan satu lagi mengolahnya menjadi pupuk kompos kaya Trichoderma,” ujar Prof. Ali.

Hasilnya, kedua kelompok akan memiliki unit usaha berbeda namun saling mendukung: Kelompok Tani Ngesti Utomo memproduksi inokulum Trichoderma secara mandiri. Kelompok Ternak Gawe Mulya mengolah bahan pupuk kompos dengan tambahan Trichoderma sebagai bioaktivator utama.

“Dengan sistem ini, setiap mitra bisa mandiri, tidak tergantung produk toko. Mereka bisa memproduksi, menggunakan, sekaligus menjual hasilnya ke masyarakat sekitar,” tambahnya.

Program PTTI yang berjalan sejak awal November 2025 ini meliputi beberapa tahapan kegiatan yang terstruktur, yaitu:

1. Sosialisasi program kepada kedua mitra sasaran.

2. Pelatihan pembuatan Bioaktivator Trichoderma (tahap teori dilaksanakan 11 November 2025 dan praktik 13 November 2025).

3. Pelatihan pembuatan pupuk kompos kaya Trichoderma.

4. Pelatihan manajemen usaha produksi dan pemasaran produk bioaktivator.

5. Pendampingan perizinan usaha bagi kedua kelompok mitra.

Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan hingga Desember 2025, dengan sesi pendampingan lapangan agar mitra mampu menguasai teknik produksi, manajemen usaha, dan strategi pemasaran produk ramah lingkungan.

Program ini dijalankan oleh tim dosen lintas bidang dari Univet Bantara, meliputi: Prof. Dr. Ir. Ali Mursyid WM., M.P., IPU. – Ketua Tim, Muhammad Husein, S.Pt., M.Sc. – Bidang Peternakan, Ludfia Windyasmara, S.Pt., M.Sc. – Bidang Pertanian, Dr. Ariyani Wahyu Wijayanti, SE., MM. – Bidang Manajemen. Dengan dana program sebesar Rp134.842.000, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Univet Bantara serta Direktorat PPM Kemendikti Saintek.

Bagi Prof. Ali, keberhasilan program ini bukan hanya tentang transfer teknologi, tetapi juga penguatan nilai kemandirian ekonomi masyarakat berbasis hasil riset kampus.

“Ini menjadi contoh nyata bagaimana hasil penelitian dan inovasi perguruan tinggi bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Harapan kami, dua kelompok mitra ini kelak menjadi embrio wirausaha baru di bidang pertanian organik,” pungkasnya.

Dengan penerapan teknologi Trichoderma, warga Dusun Segawe kini mulai memahami bahwa ilmu pengetahuan dapat tumbuh subur bersama akar ekonomi rakyat. Inovasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan berbasis riset anak bangsa. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top