GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PKM Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) PONPES AL HUDA Wonogiri Melalui Integreated Supply dan Hygiene Work System
![]() |
| Tim PKM Univet Bantara Sukoharjo bersama Tim MBG PONPES AL HUDA Wonogiri. |
PKM Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) PONPES AL HUDA Wonogiri Melalui Integreated Supply dan Hygiene Work System
Wonogiri – majalahlarise.com – Dalam upaya mendukung program pemerintah untuk mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing, Pondok Pesantren Islam Terpadu (PPIT) Al Huda Wonogiri mencatat langkah penting dengan mendirikan Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menerapkan sistem kerja terintegrasi antara suplai bahan makanan dan pengelolaan dapur higienis.
Program ini digagas dalam kerangka Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2025, hasil kerja sama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi bersama Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program unggulan nasional dalam pemberian asupan gizi seimbang bagi pelajar dan santri di seluruh Indonesia. Tujuan utamanya, memperbaiki status gizi anak-anak agar memiliki daya pikir, daya tahan, dan produktivitas yang tinggi.
![]() |
| Pembuatan jaringan integrasi sistem pipa irigasi tanaman dapat memudahkan dan menghemat waktu dalam penyiraman tanaman sayuran. |
Data pemerintah menunjukkan, kebutuhan dapur MBG di Kabupaten Wonogiri mencapai 52 unit, namun baru tersedia 7 dapur atau sekitar 13% dari target. Kondisi inilah yang menggerakkan Ponpes Al Huda Wonogiri untuk berinisiatif membangun Dapur MBG berbasis masyarakat sebagai wujud dukungan terhadap Asta Cita ke-4, yakni penguatan sumber daya manusia, pendidikan, dan kesehatan.
“Kami ingin membangun sistem yang tidak hanya menyediakan makanan sehat bagi para santri, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar pesantren agar ikut tumbuh bersama,” ungkap Ustaz Adi Suwito, S.Pd.I, Direktur Ponpes Al Huda Wonogiri.
Ponpes yang berdiri sejak 2006 dan menaungi pendidikan formal SD, SMP, SMA, hingga SMK ini kini memiliki lebih dari 3.000 santri dari berbagai daerah di Indonesia. Jumlah tersebut terus meningkat setiap tahun antara 30–45%, menandakan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan dan pembinaan di lingkungan pesantren ini.
![]() |
| Kegiatan pertanian bahan sayuran untuk suplai dapur MBG. |
Program ini dirancang dengan pendekatan Integrated Supply & Hygiene Work System, yaitu sistem kerja terpadu antara pengelolaan dapur higienis dan rantai pasok bahan makanan berbasis komunitas.
Untuk itu, tim pelaksana PKM yang terdiri atas Darsini, Rosita Dewanti, dan Titik Haryanti dari Univet Bantara mengintegrasikan tiga mitra utama:
1. Dapur MBG Ponpes Al Huda Wonogiri – sebagai pengelola penyedia makanan bergizi untuk para santri.
2. Pokmas Tani “Timun Mas” Desa Purwosari – bertanggung jawab atas penyediaan sayuran segar hasil pertanian hortikultura.
3. Pokmas Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) – mengelola budidaya ikan air tawar untuk suplai protein hewani.
Sinergi ini membentuk rantai pasok (supply chain) lokal yang saling terhubung antara petani, pembudidaya ikan, dan dapur pesantren, sehingga menjamin ketersediaan bahan makanan yang sehat, halal, dan berkelanjutan.
“Kami membangun sistem kolaboratif agar ketahanan pangan pesantren tidak bergantung dari luar. Santri makan dari hasil bumi dan air masyarakat sekitar. Inilah kemandirian pangan berbasis pesantren,” jelas Darsini, ketua tim pelaksana dari Univet Bantara.
Sebelum program ini berjalan, dapur Ponpes Al Huda masih beroperasi secara konvensional seperti dapur pesantren pada umumnya. Melalui pendampingan tim akademisi dan dukungan pemerintah, dapur tersebut kini direnovasi total untuk memenuhi standar Badan Gizi Nasional.
Penerapan layout dapur higienis ini meningkatkan efisiensi alur kerja, mulai dari penerimaan bahan, pengolahan, hingga distribusi makanan bagi ribuan santri.
![]() |
| Koordinasi dan kegiatan pembuatan kolam secara gotong-royong. |
![]() |
| Bahan dan Peralatan pembuatan Kolam beton untuk budidaya ikan air tawar. |
Hasil evaluasi menunjukkan, rata-rata peningkatan kesesuaian tiap parameter mencapai 40–45 poin persentase, dan total kesesuaian pasca-renovasi mencapai 88,9%. Artinya, penerapan sistem Integrated Supply & Hygiene Work System dinilai sangat efektif.
Selain membangun dapur higienis, program ini juga memperkuat aspek produksi bahan makanan.
Pada Pokmas PSDA, dibuat 12 kolam beton yang mampu menampung 6.000 ekor ikan air tawar seperti lele dan nila. Kolam ini dirancang terintegrasi dengan sistem irigasi lahan pertanian, sehingga air buangan dari kolam bisa digunakan untuk menyiram tanaman sayur.
Sementara itu, Pokmas Timun Mas menyiapkan lahan pertanian hortikultura dengan 3.000 tanaman sayuran yang dikelola secara gotong royong.
Sistem pertanian terpadu ini bukan hanya memenuhi kebutuhan dapur pesantren, tetapi juga meningkatkan ekonomi warga sekitar melalui distribusi hasil panen ke pasar lokal.
“Kami belajar bertani dengan teknologi sederhana yang diajarkan tim kampus. Hasilnya, panen lebih cepat dan kualitas sayur meningkat,” ujar Mulardi, Ketua Pokmas Tani Timun Mas.
Program Dapur MBG Ponpes Al Huda Wonogiri telah membawa dampak ganda yaitu Dampak sosial, berupa peningkatan kualitas gizi dan kesehatan santri yang kini mendapat asupan makanan halal, bergizi, dan seimbang. Dampak ekonomi, berupa tumbuhnya kegiatan produktif masyarakat desa mitra melalui pengelolaan pertanian dan perikanan terintegrasi.
“Melalui program ini, pesantren tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama, tapi juga pusat pemberdayaan ekonomi dan ketahanan pangan masyarakat,” tutur Titik Haryanti, anggota tim pelaksana.
Tim pelaksana PKM menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek, serta pihak Univet Bantara Sukoharjo yang telah memberikan pendanaan dan pendampingan dalam mewujudkan program ini.
“Kami berharap model kemitraan ini bisa direplikasi di pesantren lain di seluruh Indonesia, agar setiap santri mendapat hak gizi yang layak sekaligus mendorong kemandirian pangan nasional,” pungkas Darsini.
Inisiatif Ponpes Al Huda Wonogiri membuktikan bahwa lembaga pendidikan berbasis pesantren mampu berinovasi dalam menjawab tantangan zaman. Dengan kolaborasi lintas sektor, pesantren kini bukan hanya pusat pembelajaran agama, tetapi juga laboratorium sosial-ekonomi yang memberdayakan masyarakat dan memperkuat ketahanan gizi bangsa. (Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...








Tidak ada komentar: