PKBM Syifa Surakarta Tingkatkan Keterampilan Peserta PKW 2025 Lewat Praktik Pastry dan Bakery, Hasil Dinilai Memuaskan

Print Friendly and PDF

Peserta PKW saat foto bersama menunjukkan bakery karyanya.


PKBM Syifa Surakarta Tingkatkan Keterampilan Peserta PKW 2025 Lewat Praktik Pastry dan Bakery, Hasil Dinilai Memuaskan

Surakarta — majalahlarise.com - Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tahun 2025 yang diselenggarakan PKBM Syifa Surakarta beralamat di Jl. Jamsaren No.44 Serengan Kota Surakarta terus menunjukkan progres positif. Pada Sabtu, 28 November 2025, program dengan bidang keterampilan Pastry & Bakery ini memasuki tahap praktik lanjutan yang melibatkan seluruh peserta sebanyak 15 orang. Pelatihan ini dirancang dengan total durasi 150 jam pelajaran, yang mencakup teori dan praktik intensif untuk menyiapkan peserta menjadi calon wirausaha mandiri di bidang kuliner.

Pada sesi kali ini, peserta melaksanakan praktik membuat roti Mandarin, brownies panggang, dan brownies kukus. Ketiga produk tersebut dipilih karena dinilai mewakili kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta sebelum naik pada tingkat produk pastry yang lebih kompleks.

Proses praktik berlangsung sejak pagi hingga siang hari dengan suasana yang penuh keseriusan namun tetap antusias. Peserta terlihat tekun menimbang bahan, memerhatikan proses pengadukan adonan, hingga teknik pemanggangan dan pengukusan yang tepat. Setiap tahap dipandu langsung oleh instruktur profesional untuk memastikan peserta tidak hanya meniru, tetapi benar-benar memahami teknik pembuatan yang benar.

Peserta PKW saat foto bersama menunjukkan bakery karyanya.


Instruktur, Hendro Purwanto, yang merupakan Ketua Indonesian Chef Association (ICA) Jawa Tengah, memberikan pendampingan langsung. Ia menjelaskan pentingnya pemahaman bahan dasar sebelum masuk ke praktik.

"Oke, untuk peserta dari PKW, kemarin dari hari pertama itu kita kenalkan beberapa teknik dalam pembuatan Pastry dan Bakery. Jadi, peserta ini memahami dulu bahan-bahan dasar yang digunakan di Pastry dan Bakery, mulai dari jenis-jenis tepung, kemudian dari jenis-jenis butter, dan kemudian juga teknik yang digunakan untuk beberapa pembuatan roti dan kue," jelasnya.

Ia menambahkan sebelum masuk ke praktik, peserta selalu mendapatkan penjelasan teori secara lengkap.

"Jadi, sebelum memahami satu praktik itu, kita bahas dulu di kelas, resep-resep yang akan dibuat hari besok itu. Setelah teori, baru praktik. Dan hasilnya cukup memuaskan," terangnya.

Roti Mandarin, brownies panggang, dan brownies kukus karya peserta PKW.


Menurut Hendro, peserta menunjukkan perkembangan signifikan dalam memahami tekstur adonan, konsistensi bahan, serta penggunaan alat produksi bakery.

"Untuk hasilnya, peserta sudah cukup bagus hasilnya," imbuhnya.

Program PKW ini tidak hanya menekankan keterampilan membuat kue dan roti, tetapi juga diarahkan pada kesiapan peserta membuka usaha di bidang bakery. Peserta dibimbing agar mampu memproduksi secara mandiri, mengatur manajemen bahan, hingga memahami standar kualitas produk.

Dengan praktik yang semakin intensif setiap pekan, peserta diharapkan mampu menghasilkan produk pastry dengan standar pasar, memahami teknik produksi secara profesional, dan memiliki kepercayaan diri untuk membuka usaha rumahan atau bergabung dalam unit usaha kuliner.



Pantauan di lokasi menunjukkan peserta sangat antusias mengikuti sesi praktik. Beberapa peserta tampak mencatat instruksi penting, mencoba ulang teknik yang belum dikuasai, dan aktif berdiskusi mengenai kesalahan dan perbaikan produk.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa PKBM Syifa Surakarta berkomitmen penuh menyiapkan peserta PKW 2025 agar memiliki kompetensi yang benar-benar aplikatif dalam dunia usaha. (Sofyan)


Baca juga: Dorong Pelestarian Warisan Daerah, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Boyolali Ajak Masyarakat Kenali Naskah Kuno


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top