GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
BPBD Boyolali Kukuhkan Forum Pengurangan Risiko Bencana 2025-2028
![]() |
| Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Boyolali Masa Bakti 2025-2028. |
BPBD Boyolali Kukuhkan Forum Pengurangan Risiko Bencana 2025-2028
Boyolali – majalahlarise.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali resmi mengukuhkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Boyolali Masa Bakti 2025-2028. Kegiatan ini berlangsung di Aula Pusdalops BPBD, Jalan Boyolali–Solo Km. 2, Mojosongo, Jumat (7/11/2025) dan melibatkan 45 peserta dari berbagai profesi.
Pengukuhan dilakukan oleh Ahmad Ghozali, Asisten II Sekda Boyolali, mewakili Bupati Agus Irawan. Dalam sambutannya, Ghozali menekankan pentingnya mitigasi bencana di Boyolali, yang tergolong rawan bencana sedang dengan potensi tinggi pada banjir, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan, dan cuaca ekstrem. Bencana tersebar merata di 22 kecamatan, dengan wilayah utara rawan kekeringan, sedangkan tanah longsor dan angin puting beliung dapat terjadi di seluruh wilayah.
“Indeks risiko bencana di Boyolali menunjukkan penurunan setiap tahun, hasil dari kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan. Saat ini, fokus penanggulangan lebih pada pencegahan dan mitigasi dibanding respons darurat semata,” ujar Ghozali.
Forum FPRB sendiri merupakan wadah kemitraan permanen yang menggabungkan unsur pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media. Forum ini berperan penting dalam menyusun rencana aksi pengurangan risiko bencana secara menyeluruh dan terpadu, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Suratno, menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bencana di masyarakat dan memperkuat upaya kemanusiaan di Kabupaten Boyolali. (Ags/ Sofyan)
Baca juga: Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Raih Satria Leader Award 2025 Berkat Dedikasi untuk Jawa Tengah
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...

Tidak ada komentar: