Mengasah Kreativitas Anak, SD Muhammadiyah PK Banyudono Selenggarakan PPL ke Industri Gerabah Bayat

Print Friendly and PDF

Siswa kelas 3 SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Banyudono mengikuti Program Pembelajaran Lapangan (PPL) di Villa Ceramic, Bayat, Klaten.


Mengasah Kreativitas Anak, SD Muhammadiyah PK Banyudono Selenggarakan PPL ke Industri Gerabah Bayat

Klaten – majalahlarise.com - Dalam rangka kegiatan Jeda Ulangan Bersama 1, siswa kelas 3 SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Banyudono menggelar Program Pembelajaran Lapangan (PPL) di Villa Ceramic, Bayat, Klaten, Selasa (8/10/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 92 siswa dengan didampingi 7 guru pendamping, yakni Ustadzah Muna, Ustadzah Cindi, Ustadzah Titin, Ustadzah Afifah, Ustadz Agung, dan Pak Hari.

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kreativitas dan kemandirian siswa melalui pengalaman langsung membuat produk bernilai jual dari bahan alam, sekaligus mengenal lebih dekat industri tradisional gerabah yang menjadi warisan budaya lokal.

Ustadzah Cindi selaku koordinator wali kelas 3 menjelaskan kegiatan PPL menjadi bagian penting dari pembelajaran kontekstual di luar ruang kelas.

“Kegiatan PPL ini merupakan pembelajaran anak di luar kelas agar mereka bisa meningkatkan kreativitas dalam mengolah bahan alam dan menumbuhkan kemandirian,” ujarnya.

Selama kegiatan, para siswa mendapatkan edukasi tentang sejarah Desa Bayat sebagai sentra industri gerabah, termasuk pengenalan alat, bahan, dan proses pembuatan gerabah. Peralatan yang digunakan antara lain tanah liat, air, cat air, dan vas bunga sebagai media hias.

Anak-anak tampak antusias saat mempraktikkan langsung pembuatan gerabah, mulai dari mencetak bentuk menggunakan alat manual, menghias dengan cat warna, hingga menggambar motif sesuai kreativitas masing-masing.

Sigit, pemilik Villa Ceramic, turut memberikan penjelasan mengenai asal-usul Desa Bayat sebagai sentra industri gerabah yang telah diwariskan turun-temurun.

“Sejarah awal Desa Bayat menjadi sentra industri gerabah berawal dari nenek moyang kami yang merupakan pengrajin gerabah sederhana. Kini tradisi itu terus dilanjutkan. Sekitar 85 persen masyarakat di Bayat bekerja sebagai pengrajin gerabah, sisanya sebagai PNS dan petani,” jelasnya.

Sigit juga memperkenalkan berbagai teknik pembuatan gerabah, seperti putaran tegak, putaran miring, cetak gypsum, dan cetak pres, dengan alat pendukung seperti kawat besi untuk proses finishing dan plastik kelambu untuk pengeringan.

Selain berkunjung ke industri gerabah, siswa juga diajak melaksanakan ibadah salat, makan siang bersama, memancing, dan berenang di area Pemancingan 100. Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang rekreasi edukatif bagi para siswa setelah menyelesaikan ulangan bersama.

Kepala SD Muhammadiyah PK Banyudono, Pujiono, mengapresiasi kegiatan PPL sebagai bentuk pembelajaran menyenangkan yang menggabungkan aspek pengetahuan, keterampilan, dan karakter.

“Rangkaian kegiatan PPL Jeda Ulangan Bersama 1 ini dilaksanakan pada 8–9 Oktober 2025. Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Semoga menjadi inspirasi bagi siswa untuk terus kreatif dan mandiri,” ungkapnya.

Kegiatan PPL ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap kearifan lokal, serta memotivasi siswa untuk mengenal nilai ekonomi dan seni dari produk tradisional khas Indonesia seperti gerabah Bayat. (Sofyan)


Baca juga: Kartika Laras SMP Negeri 1 Wuryantoro Lestarikan Budaya Jawa dan Raih Juara Harapan 2 Lomba Karawitan Kabupaten Wonogiri


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top