GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Gus Yasin Tegaskan Ro’an Bukan Pemaksaan, tapi Tradisi Santri Mencari Berkah dan Akhlak Mulia
![]() |
| Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen menaman pohon. |
Gus Yasin Tegaskan Ro’an Bukan Pemaksaan, tapi Tradisi Santri Mencari Berkah dan Akhlak Mulia
Kendal - majalahlarise.com - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen menegaskan, ro'an yang dilakukan oleh para santri merupakan bagian dari mencari berkah, melalui kerja bakti atau gotong royong. Roan bukan pemaksaan.
Hal itu disampaikan usai membuka rangkaian peringatan Hari Santri Nasional Tahun Tingkat Jawa Tengah, Jumat, 17 Oktober di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'in, Desa Jambearum, Patebon, Kabupaten Kendal.
"Ro'an adalah pendidikan yang bukan hanya berisi ilmu tetapi juga akhlakul karimah dan etika, bukan pemaksaan sebagaimana zaman feodal, tetapi bagian dari pembelajaran setiap santri. Termasuk saya dan kakak saya juga melakukan itu," ujarnya.
Bersama ratusan santri dari pondok pesantren setempat, Gus Yasin, sapaan akrabnya mengikuti "Resik-resik Pondok (Ro'an) dan Bersatu Siaga (Bersih Desa Tampung Aspirasi Warga) Bersama Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Kendal dalam Menjaga Kondisi Wilayah, di Ponpes Hidayatul Mubtadi'in, Jambearum, Patebon, Kendal".
Gus Yasin mengatakan, ro'an berasal dari kata Arab 'tabarrukan' yang berarti mengharapkan berkah, yang kemudian disingkat menjadi rukan, lalu menjadi roan.
Bagi santri, lanjutnya, ro'an adalah kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan pesantren dengan bergotong royong. Ro'an merupakan pembelajaran moral yang dilakukan oleh kiai, dan dilakukan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara Mesir dan Arab Saudi.
"Ro'an ini kerja bakti atau gotong royong dan bukan pemaksaan seperti zaman feodal. Waktu saya di Suriah dan kakak saya di Saudi juga melakukan hal yang sama," tegasnya.
Dia mencontohkan, saat belajar di Suriah, setiap hari, dirinya melakukan ro'an dengan mencuci 300 tempat makan santri setiap hari. Selama 3-4 jam tangannya harus berkutat dengan piring besi yang lebih berat dari piring lazimnya. "Bayangkan saat musim dingin, dengan cuaca di minus dua derajat, 3-4 jam harus mencuci piring-piring seperti itu," bebernya.
Oleh karenanya, melalui peringatan Hari Santri Nasional, Gus Yasin mengajak para santri untuk mengingat sejarah resolusi jihad, dengan membangun bangsa dan merawat negara. Melalui ro'an, dia mengajak santri untuk merefleksikan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Terkait adanya siaran televisi yang menyinggung tentang ro'an di lingkungan pesantren, Gus Yasin menyayangkan tayangan yang tidak melalui telaah lebih dalam. Dia mengingatkan agar dalam setiap muatan, televisi menjalankan kode etik, dengan siaran yang baik.
"Tayangan kemarin tanpa telaah yang benar apa sebenarnya ro'an, dan pembelajaran apa yang diberikan kepada para santri melalui ro'an, yaitu akhlak dan sikap yang baik," ujarnya.
Hadir Bupati Kendal Diah Kartika Permanasari, Wakil Bupati Benny Karnadi, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Tengah Saiful Mujab, Pimpinan Pondok Pesantren KH Abdul Rahim serta Forkopimda. Hadir juga perwakilan pondok pesantren dari 35 kabupaten/kota yang mengikuti acara tersebut melalui daring.
Pada kesempatan tersebut, Gus Yasin juga mengajak kepada bupati dan walikota di Jawa Tengah untuk memberikan dukungan kepada pondok pesantren dengan memfasilitasi bebas retribusi untuk PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) dan SLF (Sertifikat Laik Fungsi). Keduanya adalah izin penting yang harus dimiliki untuk memastikan sebuah bangunan legal dan aman.
"Saya mengajak kepada kepala daerah untuk mendukung kelayakan pendirian bangunan pesantren. Apresiasi kepada Kabupaten Kudus yang sudah membebaskan biaya PBG dan SLF untuk pembangunan pondok pesantren," pungkasnya. (Hum/ Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...

Tidak ada komentar: