GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Pentingnya Kompetensi Hardskill dan Softskill bagi Multienerasi NKRI Abad XXI dalam Perspektif Pragmatik dan Psikopragmatik
Pentingnya Kompetensi Hardskill dan Softskill bagi Multienerasi NKRI Abad XXI dalam Perspektif Pragmatik dan Psikopragmatik
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa, & DIKLISA
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube/Tiktok: M. Rohmadi Ratulisa
![]() |
| Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum. |
"Bergerak & menggerakkan sayap-sayap kesemestaan sebagai komitmen untuk belajar dan membelajarkan diri sepanjang hayat bagi multigenerasi NKRI merupakan keniscayaan yang harus dimiliki seluruh Masyarakat NKRI"
Belajar pragmatik dan psikopragmatik bukan sekadar belajar linguistik fungsional. Belajar pragmatik dan psikopragmatik juga bukan sekadar belajar linguistik struktural secara diadik (bentuk & fungsi) atau belajar linguistik triadik (bentuk, fungsi, dan konteks). Belajar pragmatik dan psikopragmatik berarti belajar tetang hidup dan kehidupan yang harus diketahui, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan multikonteks kehidupan yang beragam oleh multigenerasi NKRI abad XXI dan seluruh masyarakat NKRI. Oleh karena itu generasi abad xxi di seluruh wilayah NKRI harus belajar memahami pragmatik dan psikopragmatik secara menyeluruh serta mengimplementasikannya secara bertahap dan berkelanjutan untuk memiliki bekal kompetensi hardskill dan softskill dalam perspektif pragmatik. Hidup dalam multikonteks yang beragam dan kebhinekaan harus memahami siapa lawan tutur, partisipan dalam tuturan, tujuan tuturan, praanggapan, implikatur, prinsip kerja sama, prinsip kesantunan, dan deiksis yang beraneka ragam sebagai memahami maksud tuturan dan tulisan yang berbasis konteks kehidupan.
Implementasi pragmatik dan psikopragmatik dalam kehidupan harus betul-betul dipelajari, dipahami, dan diimplementasikan secara bijak, kritis, dan santun. Hidup sekali mati sekali kawan-kawanku yang hebat dan luar biasa di seluruh wilayah NKRI maka jangan gegabah dan sembrono dalam berpikir dan bertindak di mana pun berada. Semua harus dipikirkan masak-masak dan dipertanggungjawabkan setiap kata-kata dan tindakannya. Jangan mudah terprovokasi pada berita-berita hoaks yang belum jelas kebenarannya sehingga perlu dicek terlebih dahulu. Seluruh masyarakat NKRI harus literat dan melek literasi digital agar tidak mudah ikut-ikutan berbagai giat yang tidak penting dan berdampak negatif. Upaya untuk belajar dan membelajarkan diri sudah dimulai sejak manusia dilahirkan ke bumi sampai sekarang. Degan demikian, aneka teks, koteks, dan konteks pragmatik dan psikopragmatik dengan multikonteks kehidupan harus menjadi bahan refleksi diri dan bekal untuk pengembangan diri generasi abad XXI sekarang. Setiap generasi, sejak generasi colonial, sebelum merdeka, setelah merdeka sampai generasi abad XXI sekarang ini tentu memiliki karakter, model, kebiasaan, dan aneka perbedaan sudut pandang. Oleh karena itu, diperlukan kompetensi hardskill dan softskill yang paripurna sebagai bekal menghadapi multikonteks problematika yang beragam dalam perspektif pragmatik dan psikopragmatik.
Kompetensi hardskill dan softskill dimiliki oleh setiap manusia yang lahir di bumi atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi hardskill dan softskill masing-masing individu berbeda-beda bergantung pada upaya individu tersebut untuk terus belajar, berlatih, dan mengimplementasikannya dalam kehidupan secara bertahap dan berkelanjutan. Setiap manusia yang ingin memiliki kompetensi hardskill dan softskill yang unggul dan paripurna tentu harus terus bersyukur dan melatihnya dengan sungguh-sungguh dengan 5B sebagai kunci sukses hidup berbasis komunikasi pragmatik dan psikopragmatik: bersilaturahmi, berkomunikasi, berkolaborasi, beraksi, dan berliterasi dengan Ratulisa ( rajin menulis dan membaca) sepanjang masa.
Dengan demikian, setiap kegiatan generasi muda abad XXI agar tetap berada pada jalur yang benar harus memiliki filter 5M sebagai filter agar tidak gagal pragmatik dan psikopragmatik dalam multikonteks kehidupan, yaitu: (1) mengidentifikasi keunggulan dan kelemahannya, (2) merencanakan kegiatan yang sesuai untuk menyelesaikan masalahnya, (3) melaksanakan semua rencana yang sudah disiapkan, (4) mengevaluasi semua kegiatan yang sudah diselesaikan, dan (5) menindaklanjuti semua kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan. Dengan bekal kunci sukses hidup berbasis pragmatik dan psikopragmatik dengan 5B dan 5M tentu generasi abad xxi akan memiliki kompetensi hardskill dan softskill yang berimbang sehingga dapat menjadi generasi abad XXI yang unggul, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif dalam perspektif pragmatik dan psikopragmatik.
Aneka konteks kebhinekaan NKRI dan geografi wilayah, ekonomi, pendidikan, kesemestaan pengalaman, dan juga keberagaman dalam kebhinekaan multikonteks kehidupan akan berdampak pada kompetensi hardskill dan softskill generasi abad XXI. Misal, MasMamad yang berasal dari wilayah pinggiran kota dan pertanian tentu saja akan besar dan terlatih dengan budaya dan karakter orang di desa pinggiran kota dan pertanian. Teknik dan strategi tuturnya juga akan terdampak dan juga berdampak pada wilayah pedesaan sejak sekolah dasar sampai menengah. Setelah Mas Mamad memiliki kesempatan untuk belajar ke perguruan tinggi di kota, kabupaten, provinsi, nasional, bahkan luar negeri tentu akan berdampak dan menjadi keunggulan dan ketangguhan literasi kesemestaannya melalui proses berliterasi melalui Gerakan Literasi Arfuzh Ratulisa (GELAR), Dialog Pendidikan, Literasi Bahasa & Sastra (DIKLISA), kemudian Jelajah Literasi Semesta (JELITA), Silaturahmi Literasi Semesta (SILITA), dan terus berbagi melalui jalur Beasiswa Literasi Semesta (BELITA). Dengan begitu, Si Mamad akhirnya akan hidup dengan bekal lengkap untuk berkomunikasi yang dapat memahami teks, koteks, dan konteks kehidupan dengan basis pragmatik dan psikopragmatik yang kuat mental, Tangguh, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif untuk terus berbagi ilmu dan menjadi amal sepanjang hayat
Multigenerasi NKRI harus tahu, memahami, dan mengimplementasikan berbagi hasil belajar dan membelajarkan diri dalam kehidupan nyata. Hal ini sebagai wujud dan bentuk proses pendewasaan diri berdasarkan aneka kasus permasalahan kehidupan sebagai contoh kasus nyata dan aneka proyek pembelajaran formal & nonformal sebagai bentuk proses belajar & membelajarkan diri sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran mata kuliah pragmatik, psikopragmatik dan mata kuliah lainnnya di perguuran tinggi, serta mata pelajaran di sekolah dasar dan menengah harus terus dilakukan berbasis kasus, praktik, dan proyek harus terus dilakukan agar menjadi bekal dan pengalaman hidup multigenerasi NKRI ke depannya.
Generasi abad XXI harus banyak belajar kepada generasi sebelumnya sebagai rujukan dan pengalaman hidup yang belum pernah dialami. Belajar bersilaturahmi dan berkomunikasi yang baik dan santun kepada siapa saja, dimana saja, kapan saja, dengan cara online atau bertemu langsung. Oleh karena itu, jejaring komunikasi antar dosen dengan mahasiswa, guru dengan murid, guru dengan dosen, pelajar dengan mahasiswa, atau sebaliknya harus diperbanyak dan dijadikan bentuk proses pembelajaran mandiri secara bertahap dan berkelanjutan. Multigenerasi NKRI harus menjadikan masyarakat sebagai laboratorium belajar dan membelajarkan diri sepanjang hayat dalam kehidupan yang nyata berbasis kasus dan proyek secara langsung. Multigenerasi NKRI harus terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) agar memiliki reportoar bahasa dan juga literat dalam semua bidang. Dengan demikian akan semakin tangguh, kuat mental, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif dalam perspektif pragmatik dan psikopragmatik. Semua generasi abad xxi harus mau belajar dan membelajarkan diri dengan berbagi kasus dan pengalaman dalam multikonteks kehidupan sepanjang masa.
Generasi abad XXI harus multitalenta dan multiliterat. Hal ini sebagai bekal untuk penguatan dan pengembangan diri dalam menghadapi tantangan kehidupan dalam era revolusi industri 4.0 yang penuh dengan ketidakpastian. Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang begitu pesat tentu harus dikuti proses belajar dan membelajarkan diri dengan kompetensi 6 literasi dasar, yaitu literasi: (1) menulis dan membaca (penulis gaungkan dengan ayo berliterasi dengan Ratulisa dan ruang diskusi DIKLISA (Dialog Pendidikan, Literasi, Bahasa, dan Sastra)), (2) numerik, (3) digital, (4) keuangan, (5) sains, (6) budaya & kewargaaan. Dengan semangat belajar dan berlatih terus menerus tentu akan membuka peluang untuk tahu dan lebih tahu secara bertahap dan berkelanjutan. Semangat bergerak dan menggerakkan seluruh elemen kesemestaan yang dimiliki generasi abad xxi harus dilatih untuk ditonton dijadikan teladan sepanjang hayat untuk seluruh masyarakat di NKRI dan dunia internasional.
Generasi abad XXI harus memiliki rasa simpati dan empati dalam kebhinekaan di seluruh wilayah NKRI, baik dalam kehidupan langsung pada masyarakat maupun dunia maya/media sosial. Hal ini menjadi penting karena manusia sebagai makhluk individu dan sosial yang memiliki keberagaman ide, gagasan, karakter, dan multikompetensi dalam aneka kehidupan. Dengan demikian, generasi abad XXI juga harus memahami pragmatik dan psikopragmatik dalam berkomunikasi agar tidak terjadi gagal paham dan gagal pragmatik serta psikopragmatik dalam berkomunikasi, baik dengan lawan tutur, dan partisipan. Dalam perspektif pragmatik dan psikopragmatik, seorang penutur memiliki implikatur (tersirat & terikat konteks), sedangkan lawan tutur dan partisipan memiliki praanggapan yang juga didasarkan pada konteks tuturan.
Dengan demikian, saat penutur dan lawan tutur dapat memahami teks, koteks, dan konteks secara baik dan efektif maka akan diperoleh maksud yang tersurat dan tersirat dalam perspektif pragmatik dan psikopragmatik secara tepat. Oleh karena itu, generasi abad xxi harus memiliki kompetensi hardskill dan softskill yang unggul, kreatif, inovatif, produktif, literat, simpati, empati, dan inspiratif akan menjadi bekal agar tidak gagal pragmatik dan psikopragmatik dalam berkomunikasi. Dalam rangka mewujudkan generasi abad XXI memilki kompetensi hardskill dan softskill yang unggul, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif dalam perspektif pragmatik dan psikopragmatik maka guru, dosen, orang tua, dan masyarakat di seluruh wilayah NKRI harus dapat berbagi ilmu, pengalaman, dan siap menjadi guru dan dosen sepanjang hayat bagi multigenerasi NKRI. Selamat belajar dan membelajarakan diri berbasis pragmatik dan psikopragmatik sepanjang hayat dengan Ratulisa bersama DIKLISA yang cerdas dan kreatif sepanjang masa agar dapat mendampingi generasi abad xxi sebagai sahabat, guru, dosen, fasilitator, motivator, penggerak, dan inspirator bagi multigenerasi di seluruh wilayah NKRI.
"Kala kata sudah tidak dapat mengantarkan maksud dan makna yang tersurat dan tersirat maka semesta akan berteriak dan berselimut duka sepanjang masa sebagai pelajaran berharga untuk seluruh umat manusia"
Istana Arfuzh Ratulisa dan DIKLISA Surakarta, 1 September 2025
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...

Tidak ada komentar: