Tim PKM PMM Univet Bantara Gelar Pelatihan Manajemen Risiko dan Bekerja Aman bagi Paguyuban Perahu Waduk Cengklik

Print Friendly and PDF

 

Tim PKM PMM (Program Kemitraan Masyarakat – Program Mahasiswa Mengabdi) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo saat foto bersama dengan peserta pelatihan.


Tim PKM PMM Univet Bantara Gelar Pelatihan Manajemen Risiko dan Bekerja Aman bagi Paguyuban Perahu Waduk Cengklik

Boyolali - majalahlarise.com - Gedung Olahraga (GOR) Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, pada Kamis (14/8/2025) dipenuhi suasana penuh semangat dan kekeluargaan. Sejak pagi, puluhan anggota Paguyuban Perahu Waduk Cengklik sudah berdatangan mengenakan pakaian sederhana, siap mengikuti Pelatihan Manajemen Risiko dan Bekerja Aman yang digelar Tim PKM PMM (Program Kemitraan Masyarakat – Program Mahasiswa Mengabdi) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo.

Tercatat 27 bapak-bapak anggota paguyuban hadir sebagai peserta utama. Mereka didampingi 7 tamu undangan dari perangkat desa dan tokoh masyarakat, serta 22 mahasiswa pendamping yang dengan sigap membantu jalannya acara. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja di perairan semakin tumbuh di tengah masyarakat.

Acara dibuka dengan sambutan penuh kehangatan dari Nur Ani, S.KM., M.K.K.K., Dosen Pendamping Lapangan. Dalam pesannya, ia menjelaskan para nelayan, pengemudi, maupun pemilik perahu tidak hanya dituntut untuk mencari nafkah, tetapi juga wajib menjaga keselamatan diri dan penumpang.

“Manajemen risiko bukan sekadar teori, melainkan keterampilan hidup. Dengan pemahaman ini, Bapak-Bapak bisa bekerja lebih aman, mengurangi kecelakaan, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat yang memakai jasa perahu,” ujar Nur Ani.

Pelatihan kemudian dibuka secara resmi oleh Suharto, S.E., Kepala Desa Ngargorejo. Ia menyampaikan apresiasi tinggi kepada Univet Bantara karena telah memilih desa dan waduk mereka sebagai lokasi kegiatan.

“Waduk Cengklik adalah salah satu pusat penghidupan masyarakat. Dengan pelatihan ini, harapannya para pengemudi perahu lebih siap menghadapi segala risiko di perairan,” ungkap Suharto.

Suasana semakin serius namun tetap akrab saat Wartini, S.KM., M.Sc. didapuk sebagai narasumber utama. Dengan bahasa lugas, ia menyampaikan materi seputar pengertian manajemen risiko, potensi bahaya di perairan, dan strategi pencegahannya. Bahaya yang dibahas meliputi tenggelam, cuaca ekstrem, kerusakan mesin, pencemaran air, hingga faktor kelalaian manusia seperti tidak mengenakan life jacket dan membawa penumpang melebihi kapasitas.

Sebelum materi dimulai, peserta mengikuti pre-test singkat untuk mengukur pemahaman awal. Hasilnya, sebagian besar peserta masih terbatas dalam pengetahuan teknis keselamatan. Namun, hal ini justru membuat mereka semakin antusias mendalami materi.

Tidak hanya teori, peserta juga langsung diajak praktik lapangan. Mereka belajar mengenakan alat pelindung diri (APD), memeriksa kondisi perahu sebelum beroperasi, serta melakukan simulasi prosedur evakuasi darurat jika terjadi kecelakaan di air. Saat praktik, beberapa peserta tampak canggung mengenakan pelampung, namun suasana mencair dengan gelak tawa dan bimbingan sabar dari mahasiswa pendamping.

Sesi tanya jawab menjadi momen paling hidup. Para peserta bertanya mulai dari cara menghadapi badai di tengah waduk, solusi bila mesin perahu tiba-tiba mati, hingga cara memberikan pertolongan pertama kepada penumpang yang panik. Narasumber menjawab dengan detail, bahkan memperagakan teknik dasar penyelamatan di perairan.

Untuk menambah semangat, panitia membagikan doorprize berupa perlengkapan kerja sederhana, seperti senter, sarung tangan, dan life jacket. Para peserta pun tampak sumringah ketika nomor undiannya dipanggil.

Menjelang akhir kegiatan, dilakukan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan signifikan dibanding pre-test, menandakan bahwa materi berhasil diterima dengan baik.

Acara ditutup dengan foto bersama penuh keceriaan serta aksi bersih-bersih lokasi oleh mahasiswa, yang sekaligus memberi contoh nyata tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar waduk.

Melalui pelatihan ini, para anggota Paguyuban Perahu Waduk Cengklik tidak hanya mendapat wawasan baru, tetapi juga bekal keterampilan praktis untuk bekerja lebih aman, profesional, serta mampu meminimalisir risiko kecelakaan.

“Sekarang kami jadi lebih paham bahaya yang bisa muncul dan cara menghadapinya. Semoga ke depan, bekerja di perahu bisa lebih tenang dan selamat,” ungkap salah satu peserta pelatihan. 

Terimakasih kepada LPPM Univet Bantara Sukoharjo danDirektorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia. Skema Program PkM PMM Tahun 2025. Sumber Dana kegiatan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia. Skema Program PkM PMM Tahun 2025. (Sofyan)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top