MPKSDI PDM Kota Semarang Gelar Baitul Arqam Guru, Bangun Ruhul Mudarris dalam Jiwa Pendidik Muhammadiyah
Semarang- majalahlarise.com -Dalam upaya memperkuat karakter ideologis dan spiritual guru-guru Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang sukses menyelenggarakan kegiatan Baitul Arqam selama dua hari, pada Sabtu–Ahad, 12–13 Juli 2025. Bertempat di Balai Diklat Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang, acara ini menghadirkan motivator nasional sekaligus tokoh pendidikan Muhammadiyah, Ustadz Pujiono, S.Si., M.M., sebagai pembicara utama.
Kegiatan yang diikuti oleh para guru Muhammadiyah se-Kota Semarang ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan kapasitas, tetapi juga sarana pemurnian niat dan penguatan kembali ruh perjuangan sebagai kader persyarikatan. Dengan mengusung semangat Ruhul Mudarris jiwa seorang pendidik sejati Baitul Arqam kali ini menekankan pentingnya peran guru sebagai agen perubahan dan pembina peradaban umat.
Ketua MPKSDI PDM Kota Semarang, Saefulloh, S.Sos., M.M., dalam sambutan pembukaan menyatakan Baitul Arqam bukan sekadar penguatan ideologi semata. “Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ajang penyegaran ruhiyah dan momentum untuk mengingatkan kembali misi keumatan yang diemban guru-guru Muhammadiyah,” tuturnya.
Menurutnya, guru Muhammadiyah tidak cukup hanya menjadi tenaga pengajar, tetapi harus tampil sebagai tokoh sentral dalam membentuk generasi berkarakter Islam Berkemajuan. "Guru adalah duta persyarikatan. Ia membawa misi dakwah, pencerahan, dan pembebasan," ujarnya.
Puncak acara diisi oleh ceramah utama dari Ust. Pujiono, S.Si., M.M., seorang motivator nasional yang dikenal sebagai anggota Tim Diksuspala dan Penjamin Mutu Sekolah Muhammadiyah PP Muhammadiyah, sekaligus dosen Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah PKU Surakarta.
Dengan gaya penyampaian yang penuh semangat, Pujiono menekankan pentingnya memahami esensi Ruhul Mudarris dalam setiap aktivitas mendidik. Ia menyadarkan para peserta bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), mungkin mampu mengambil alih sebagian fungsi pengajaran. Namun, ada hal yang tidak dapat tergantikan oleh mesin secanggih apapun.
“Ketika AI mampu menyampaikan materi pelajaran, yang tidak bisa ia hadirkan adalah kasih sayang dan cinta. Di situlah letak keunikan guru sebagai makhluk Allah yang diberi hati dan empati,” ucapnya menggetarkan ruangan.
Lebih lanjut, Ust. Pujiono mengajak para guru untuk menjaga kemurnian niat, menjauh dari orientasi dunia semata. "Jangan semua hal dinilai dari uang. Teman yang sholeh, lingkungan yang baik, dan keberkahan dalam mengajar adalah rezeki sejati,” ujarnya.
Kegiatan yang dipandu oleh Muhammad Ridwan selaku Master of Training (MOT) ini juga menghadirkan sejumlah narasumber berpengalaman, di antaranya Dr. Fahrurozi, H. Suparno, M.Si., Drs. Sutarto, M.M., dan M. Ridho, M.H.. Mereka menyampaikan materi tentang penguatan ideologi, kepemimpinan pendidikan, serta strategi pengembangan karakter siswa berbasis nilai-nilai Islam.
Setiap sesi berlangsung dengan semangat tinggi dan antusiasme luar biasa dari para peserta. Diskusi interaktif, refleksi keagamaan, serta kegiatan kelompok turut menambah kekayaan pengalaman spiritual dan intelektual dalam forum ini.
Sekretaris MPKSDI, Wahyu Imam Santosa, S.T.P., M.P., menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif para guru Muhammadiyah yang hadir. Ia menjelaskan kegiatan Baitul Arqam harus menjadi tradisi berkelanjutan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kokoh secara ideologis dan kompeten secara profesional.
“Ini bukan akhir, melainkan awal dari gerakan pembaruan guru-guru Muhammadiyah di Kota Semarang. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dijalankan untuk mencetak pendidik-pendidik tangguh yang mampu membawa visi Islam Berkemajuan ke dalam praktik pendidikan sehari-hari,” tuturnya.
Melalui Baitul Arqam ini, MPKSDI PDM Kota Semarang berhasil membangun semangat kolektif yang mengakar pada nilai keikhlasan, militansi, dan kecintaan terhadap dakwah pendidikan. Para guru pulang membawa semangat baru, pemahaman yang lebih dalam akan perannya, serta tekad untuk terus menjadi teladan di tengah dinamika zaman.
Tak hanya sekadar forum pelatihan, Baitul Arqam kali ini menjadi ruang pembentukan jiwa, pemurnian niat, dan penyalaan kembali api perjuangan para pendidik Muhammadiyah. Sebuah langkah strategis dalam membangun peradaban bangsa dari ruang kelas.
“Baitul Arqam adalah titik temu antara ilmu, iman, dan amal dalam satu tarikan nafas perjuangan guru Muhammadiyah,” kutipan kesan peserta yang tertulis dalam buku refleksi akhir kegiatan.
Dengan semangat ini, guru-guru Muhammadiyah Kota Semarang diyakini mampu berdiri di garis depan dalam misi mencerdaskan umat dan membangun masa depan bangsa yang berkarakter, berilmu, dan bertakwa. (Sofyan)
Baca juga: Tiga SMP Muhammadiyah Boyolali Kolaborasi Gelar IHT, Hadirkan Motivator Bakar Semangat Guru
Tidak ada komentar: