Dua Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Univet Bantara Raih Juara di Jambore Pemuda Sukoharjo 2025

Print Friendly and PDF

 


Dua Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Univet Bantara Raih Juara di Jambore Pemuda Sukoharjo 2025

Sukoharjo - majalahlarise.com - Dua mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo, Ganendra Fidel Akiko dan Dewi Novaliza Harend N, berhasil meraih Juara 3 dalam ajang Jambore Pemuda Kabupaten Sukoharjo 2025 yang digelar oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Sukoharjo.

Ganendra merebut juara pada kategori Lomba Pidato Bahasa Inggris Putra, sedangkan Dewi meraih juara pada Lomba Solo Vocal Putri. Di balik prestasi gemilang tersebut, tersimpan cerita perjuangan penuh inspirasi yang menyentuh hati tentang keberanian menghadapi ketakutan, dan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan.

Berawal dari ajakan seorang dosen, Ganendra Fidel Akiko atau yang akrab disapa Fidel, menerima tantangan mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris meski belum pernah sama sekali tampil di panggung kompetisi serupa.

“Saya sempat ragu, bahkan ingin menolak. Jadwal kuliah padat, UAS, rapat organisasi semua terasa berat,” ungkapnya. Namun, karena sudah dipercaya oleh dosen sebagai perwakilan mahasiswa semester 4, ia akhirnya memberanikan diri untuk tampil. Keikutsertaannya bukan didorong ambisi menang, tetapi sebagai ajang mengasah diri.

Dalam lomba yang diikuti oleh 12 peserta se-Kabupaten Sukoharjo, Fidel memilih tema “Youth Role in Driving the Digital Economy” tema yang menurutnya relevan, ringan, dan konkret. “Daripada memilih tema yang berat dan idealis, saya ambil pendekatan strategis. Saya ingin menyampaikan dengan gaya saya sendiri santai, tapi tetap kuat secara isi,” jelasnya.

Latihan dilakukan di sela-sela kesibukan akademik. Fidel mengaku sempat merasa kesulitan saat menyusun skrip pidato yang sesuai dengan gayanya. Namun berkat bimbingan dari dosen-dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, termasuk pelatihan dari Pak Tio dan dukungan tim administrasi, ia perlahan membangun kepercayaan diri.

“Yang terpenting bagi saya adalah bagaimana menyampaikan pesan dengan jujur dan sesuai gaya pribadi. Sesuatu yang sederhana tapi disampaikan dengan otentik, bisa sangat mengena,” tuturnya.

Hasilnya? Fidel sukses menaklukkan panggung. Dengan intonasi mantap, struktur pidato yang tertata, dan penyampaian yang komunikatif, ia berhasil mengamankan Juara 3 dalam kompetisi pidato Bahasa Inggris tingkat kabupaten.

Berbeda dengan Fidel, Dewi Novaliza Harend N membawa cerita yang jauh lebih emosional. Keikutsertaannya dalam lomba Solo Vocal Putri justru menjadi bagian dari proses penyembuhan setelah mengalami gangguan kecemasan dan mental akibat kondisi fisik yang memburuk.

“Sekitar dua minggu sebelum UAS, saya sakit parah. Sampai harus izin ujian. Dokter mendiagnosis saya mengalami gangguan kecemasan dan disorder lainnya. Saya benar-benar terpuruk,” ceritanya.

Perempuan yang akrab disapa Liza ini dikenal sebagai pribadi ceria, senang berdandan, dan tampil percaya diri, mendadak kehilangan semangat. Ia merasa minder, jijik pada diri sendiri, bahkan tidak sanggup merawat tubuhnya. Hari-harinya diisi dengan kesunyian di dalam kamar.

Ketika lomba Jambore Pemuda akan digelar, namanya telah terdaftar. Awalnya ia ingin mundur. Namun di momen refleksi, ia menjadikan lomba itu sebagai “terapi kecantikan” usaha memulihkan dirinya dengan tampil kembali, berdandan cantik, dan berdiri di atas panggung.

“Saya ingin membuktikan kalau saya bisa tampil lagi. Saya ingin merasa cantik. Hari itu saya pakai sanggul, selendang pink, dan makeup yang bold. Itu bagian dari terapi saya,” ucapnya.

Liza menyanyikan lagu dengan hati terbuka. Bukan demi trofi, tapi demi pemulihan jati diri. Namun, tak disangka ia lolos ke babak final. Di fase itu, Liza harus menyanyikan dua lagu dan menjalani sesi tanya jawab. Ia sempat lupa lirik dan suara sempat pecah karena gugup. Tapi kejujuran ekspresinya membuat juri tetap memberikan apresiasi.

Akhirnya, Liza dinobatkan sebagai Juara 3 Lomba Solo Vocal Putri. “Saya menangis saat itu, bukan karena juara, tapi karena merasa diterima. Ternyata suara yang saya anggap hanya sekadar hobi, bisa diakui. Saya merasa jadi diri saya lagi," ungkapnya.

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Univet Bantara, Arin Arianti, M.Pd, menyambut hangat pencapaian dua mahasiswanya. Ia menjelaskan pentingnya keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan non-akademik seperti lomba sebagai sarana mengasah soft skill dan kemampuan komunikasi.

“Lomba seperti ini adalah bagian dari pembelajaran. Di mata kuliah kami ada public speaking dan performance-based speaking. Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar berbicara di depan umum, membangun kepercayaan diri, dan berinteraksi secara nyata,” jelasnya.

Ia menambahkan, prestasi ini juga akan membawa dampak positif bagi prodi dan universitas. “Kami ingin mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas, tapi juga adaptif, kompeten, dan memiliki transfer of value di era Society 5.0," harapannya. (Sofyan)


Baca juga: Digitalisasi Naskah Kuno di Pondok Pesantren Anwarul Falah oleh DISPERSIP Sragen


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top