Posted by CB Magazine on Senin, 12 Mei 2025 |
Pendidikan
 |
Narasumber Jatmiko mengajak peserta untuk berani menjadi jurnalis warga. |
Menulis Berita Berkemajuan Semudah Tersenyum, Mahad AISKA Gelar Workshop Jurnalistik
SOLO– majalahlarise.com -Menulis berita kini tak lagi eksklusif milik wartawan. Siapa pun bisa menjadi pewarta, termasuk para mahasantri Mahad Universitas ‘Aisyiyah Surakarta (AISKA). Hal inilah yang menjadi semangat dalam Workshop Jurnalistik bertajuk “Menulis Berita Berkemajuan Semudah Tersenyum” yang digelar di Ruang Kuliah Mahad AISKA, Senin (12/5/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh 38 mahasantri tersebut berlangsung di Jalan Drenges IV, Mangkubumen, Laweyan, Surakarta. Workshop bertujuan mengasah keterampilan menulis berita dan meningkatkan kualitas konten blog pribadi para peserta.
Direktur Mahad AISKA, Imam Muqoyyadi, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini penting untuk menggali potensi mahasantri dalam dunia kepenulisan. “Workshop ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk mengembangkan potensi menulis mahasantri yang banyak prestasinya. Harapannya, mereka punya blog dan turut aktif menulis jurnal,” ujarnya.
Sebagai narasumber, Dwi Jatmiko kontributor penulis terbaik pertama tahun 2021 sekaligus Pimpinan Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Solo. Dalam materinya, Jatmiko mengajak peserta untuk berani menjadi jurnalis warga.
“Menulis berita semudah tersenyum. Ini zaman ketika siapa saja bisa menjadi pewarta. Tak perlu jadi wartawan dulu untuk melaporkan peristiwa di sekitar kita,” jelas Jatmiko, sembari menegaskan pentingnya keberanian dan rasa ingin tahu dalam menggali informasi saat wawancara.
Ia juga menuturkan jurnalisme warga bisa menjadi alternatif segar di tengah kejenuhan terhadap berita-berita arus utama. “Kadang jurnalisme konvensional terasa monoton. Citizen journalism menawarkan sudut pandang baru yang lebih dekat dengan realitas warga,” imbuhnya.
Jatmiko juga mengupas prinsip dasar dalam penulisan berita, nilai berita. “Bad news is good news. Tabrakan di tol lebih layak diberitakan dibanding lalu lintas yang lancar. Di sanalah letak nilai beritanya,” tuturnya sambil tersenyum, mengajak peserta berpikir kritis dan peka terhadap kejadian sehari-hari.
Salah satu peserta, Naufal, mengaku mendapatkan wawasan baru dari pelatihan tersebut. “Kegiatannya sangat menginspirasi. Saya jadi paham bagaimana menulis berita yang baik dan benar. Harapannya tulisan kami ke depan akan semakin berkualitas,” ungkapnya.
Melalui workshop ini, Mahad AISKA menunjukkan bahwa menulis adalah keterampilan dasar yang mampu membentuk karakter, menyuarakan kebenaran, sekaligus menjadi ladang kontribusi nyata bagi kemajuan peradaban. (Sofyan)
Baca juga: Menguatkan Ikatan Hati, Menjemput Sukses, SD Muhammadiyah PK Banyudono Gelar Spiritual Building Training dan Doa Bersama Siswa Kelas VI dan Orang Tua
Tidak ada komentar: